Naya hari ini sedang sibuk memilih baju yang akan ia kenakan untuk pergi ke pesta ulangtahun Bayu. Semua baju dari lemarinya, Naya keluarkan.
Setelah membuat kamarnya seperti kapal pecah, akhirnya Naya memilih dress dengan warna merah muda.
Naya bercemin setelah mengganti pakaiannya menjadi dress merah muda. Naya tersenyum melihat dirinya yang tampak cantik dengan rambut yang ujungnya dibuat menggantung. Tinggal menambahkan riasan sederhana pada wajahnya, maka tampilan Naya akan benar-benar sempurna.
Saat sedang memoleskan lipstik ke bibirnya, suara Dimas memanggil terdengar nyaring.
Buru-buru Naya mengambil tas dengan warna senada dengan bajunya dan memasukan ponselnya ke dalam tas, kemudian bergegas menemui Dimas.
"Gua kira bidadari itu mitos, ternyata nyata. Selamat siang bidadari." Sapa Dimas membuat Naya langsung tertawa
"Dateng-dateng langsung gombal ya, Mas?"
"Ck. Emang lu bidadari Nay. Tuhan patahin sayap lu, untuk menyembuhkan segala patah di hidup gua, Nay. Patah semangat, patah hati, patah harapan." Kata Dimas membuat Naya tersenyum. Kata kata Dimas ini kalau sedang memuji Naya, memang sangat manis.
"Kata-kata gua manis ya? Tapi lebih manis elu, Nay." Kata Dimas lagi
"Udah belum gombalnya? Kalo lu gombal terus kapan kita berangkatnya?" tanya Naya sambil duduk menyamping di motor Dimas.
"Oke oke, kita berangkat. Pengawal akan mengantarkan bidadarinya, untuk pangeran yang sedang berulang tahun."
Kata kata Dimas membuat Naya terdiam. Saat Dimas berkata seperti itu, perumpamaannya memang pas. Dimas sebagai pengawal yang menjaga Naya, dan Naya ada bidadari yang akan menemui pangeran hatinya.
Kenapa tiba-tiba situasinya menjadi canggung seperti ini saat Dimas berkata seperti itu?
Dimas melajukan motornya dengan santai. Sesekali mengajak Naya mengobrol, atau tiba-tiba menggombali Naya.
Sampai akhirnya mereka sampai disebuah restoran; tempat yang disewa Bayu untuk pesta ulang tahunnya.
Di restoran, sudah cukup ramai orang-orang yang datang. Bayu mengundang semua siswa-siwi Angkasa. Kenal atau tidak kenal, Bayu tetap mengundang seluruh siswa-siswi untuk meramaikan pesta ulang tahunnya.
Dari kejauhan, Naya melihat Bayu yang sedang mengobrol dengan temannya, membuat Naya tersenyum.
Dimas melihat Naya tersenyum menatap Bayu, membuat Dimas sadar, Naya benar benar mencintai Bayu.
Naya dan Dimas mendekat ke arah Bayu dan memberikan ucapan ulang tahunnya. Dimas menjabat tangan Bayu, kemudian bergantian Naya yang menjabat tangan Bayu.
di depan Bayu, Dimas berpura pura tidak tau, bahwa Naya menyimpan rasa untuk Bayu.
"Ini acara tiup lilinnya, kapan mulainya, Bay?" tanya Naya
"Ini sebentar lagi mau mulai," jawab Bayu.
Beberapa menit kemudian suara Bayu terdengar di seluruh penjuru restoran.
"Selamat siang semuanya. Gua mau ngucapin terimakasih banyak untuk kalian yang udah mau nyempetin waktu kalian untuk hadir di pesta ulang tahun gua."
"Sebelum acara tiup lilin dan seru seruan kita, ada sesuatu hal yang mau gua sampein."
Naya menoleh kearah Bayu, hal apa yang akan Bayu sampaikan keseluruh siswa-siswi Angkasa? Naya menerka-nerka.
"Gua mau berterimakasih untuk perempuan special yang udah mau dateng ke acara gua." Bayu terdiam sebentar membuat semua orang penasaran "perempuan baik hati, yang kini dengan cantiknya memakai dress merah muda."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadi - Naya Dimas [Sudah Terbit]
Teen Fiction"Kalo Nadi gua putus, gua mati Nay. Kalo kita putus, hati gua juga mati." "Emang kita pernah jadian?" "Oiya. Gua lupa." "Tapi kalo gua ga bisa buat lu luluh, Hati gua udah terlanjur lumpuh. Ga bisa bergerak, buat nyari tempat pulang. Bagi gua, lu ru...