Setelah kejadian itu, Dimas berusaha membuat Naya bahagia, berusaha untuk melupakan perasaan Naya terhadap Bayu. Meski beberapa kali, Naya terlihat murung, buru-buru Dimas menghiburnya.
Seperti minggu ini, Dimas bertingkah konyol menggunakan baju badut dan rambut wik keritingnya yang sudah Dimas pakai dikepala. Lalu beraksi seolah-olah Dimas sedang menghibur anak kecil di cafe da tidak perduli menjadi tontonan orang-orang.
"Dimas, udah ah, gua capek ketawa terus." Naya berusaha memberhentikan tawanya.
Dimas tersenyum, lalu membuka wiknya, dan duduk didepan Naya.
Bukannya berhenti tertawa, Naya malah kembali tertawa
"Gua udah selesai loh Nay, ngebadutnya," Kata Dimas
"Tapi masih lucu, jogetan badut lu masih terngiang-ngiang dikepala gua." Naya tertawa masih membayangkan Dimas yang tadi sedang berjoget dengan kostum badut.
"Tuh kan, gua emang udah terngiang-ngiang dikepala lu."
Naya mendadak menatap Dimas sinis, membuat Dimas kini tertawa melihat ekspresi Naya.
Dimas memakan donat yang mereka pesan. Naya menatap Dimas.
"Mas, kenapa lu bisa suka dan jatuh cinta sama gua?"
Dimas menatap Naya, membuat mereka saling menatap. Dimas menghabiskan donat didalam mulutnya, kemudian menyeruput ice cappucinonya sebentar.
"Lu pernah dengar kata kata 'jatuh cinta ga perlu alasan' ga?"
Naya terdiam
"Gua ga pernah minta semesta buat jatuhin hati gua ke elu. Tapi ternyata, semesta selalu berkali-kali buat gua jatuh cinta sama lu, Nay."
"Gua rela, jatuh dan bangkit lagi buat lu, Nay. Gua bakal lakuin apapun yang lu suka, meski harus buat gua terluka."
"Lu ga pernah coba, buat jatuh cinta sama orang lain?"
Dimas tersenyum sinis "kalo gua bisa, gua ga akan disini lagi buat lu. Gua ga akan susah payah untuk ngehibur lu lagi. Gua akan berhenti dari lu Nay kalo gua bisa jatuh cinta sama orang lain."
Naya mengaduk ice lemon teanya dengan sedotan "gua pikir lu bakal jadian sama Lusi."
Dimas yang kini sedang memakan kentang goreng Hampir saja tersedak mendengar kata kata itu. Buru-buru Dimas meminum ice cappucinonya.
"Kok tiba-tiba ke Lusi?"
Naya mengangkat bahunya acuh. "Ya kali aja, gua pikir-pikir lu cukup deket sama Lusi. Lusi juga cantik, cowok mana sih yang ga suka sama Lusi."
"Bahkan, kalo ada sepuluh Lusi yang suka sama gua, gua tetep memilih lu, Nay."
"Kalo ada sepuluh Naya?"
"Ya gua pilih, Nayanika lah. Yang pipinya gembul yang suka dikuncir kuda, yang suka ngambek, yang cengeng, yang--"
Naya mencubit lengan Dimas.
"Sakit Nay, gua belum selesai ngomongnya juga."
"Ngomong apalagi?" Tanya ketus Naya
"Yang bikin gua jatuh cinta."
"Apaan sih, Mas." Naya mendadak salah tingkah.
Dimas tertawa gemas lalu mencubit pipi Naya.
"Aduh, sakit Dimas!!!" Naya berusaha melepaskan tangan Dimas dari pipi Naya.
Dimas melepas cubitannya. Membuat Naya mengelus pipinya yang dicubit Dimas.
"Mas, gua selalu ngasih luka ke elu. Kenapa lu masih bertahan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadi - Naya Dimas [Sudah Terbit]
Teen Fiction"Kalo Nadi gua putus, gua mati Nay. Kalo kita putus, hati gua juga mati." "Emang kita pernah jadian?" "Oiya. Gua lupa." "Tapi kalo gua ga bisa buat lu luluh, Hati gua udah terlanjur lumpuh. Ga bisa bergerak, buat nyari tempat pulang. Bagi gua, lu ru...