9

166 18 0
                                    

Di sepanjang koridor sekolah, semua mata tertuju pada Naya. Ada yang hanya sekedar menatapnya atau sambil tersenyum lalu berbisik ke temannya yang lain.

Naya memperhatikan tampilannya dari atas sampai bawah takut takut ada yang aneh yang membuat orang orang menatapnya .

"Happy birtday Nay!" Kata Nita, anak kelas 12 IPA 3

Naya tersenyum. Nita tau darimana ia ulang tahun? Setau Naya, yang tau ulang tahun Naya itu hanya teman teman dekat Naya. Dan Nita bukan teman dekat Naya. Lalu, tau darimana Nita?

"Makasih ya Nit. Btw, lu tau darimana gua ultah?"

Nita menahan senyumnya
"Lu belum liat mading ya Nay? Sana liat dulu."

Naya segera berlari menuju mading penasaran apa yang membuat semua orang menatapnya.

Naya membulatkan matanya terkejut. Bagaimana bisa foto foto candidnya tertempel di mading? Naya menatap Selembar karton yang berisi foto foto candidnya kemudian membaca kata kata yang tertulis di dekat foto foto candid Naya.

Happy birtday Nayanika. Wish you all the best Nay. Jangan makin galak, harus makin baik ya Nay wkwkwk

Foto foto itu gua ambil diem diem Nay, sama halnya kayak doa gua; yang diem diem minta lu ke Tuhan. Berharap, Tuhan akhirnya luluh dan meluluhkan hati lu buat gua.

Semoga di bertambah usia lu, Tuhan selalu ngasih hal hal baik ke lu Nay, semoga salah satu hal baik itu adalah gua.

-Dari Dimas yang mencintai Naya.

Naya terdiam, tersentuh oleh kata kata Dimas.

"Naya!!!!" Panggil Dimas

Naya membalikkan tubuhnya yang sudah ada Dimas di lapangan yang membawa kue dan lilin yang sudah menyala.

Dimas memberikan isyarat dengan tangannya menyuruh Naya mendekat. Naya melangkahkan kakinya perlahan dilihatnya lah sekitar lapangan yang sudah penuh dengan siswa siswi yang sekedar kepo atau memotret Naya dan Dimas untuk di post di media sosial.

"Selamat ulang tahun Nay," Ucap Dimas ketika Naya sudah berada di hadapannya.

"And i love you." Tambah Dimas dengan suara pelan

"Tiup lilinnya Nay," pinta Dimas melihat api di lilin mulai bergoyang tertiup angin

Naya meniup lilinnya setelah itu, sorak heboh terdengar bahkan beberapa orang juga bersiul

"Dah kan mas? Yuk ah ke kelas, malu gua" pipi Naya memanas. Baru kali ini, ulang tahunnya disaksikan hampir satu sekolah.

"Eh bentar dulu. Kita sarapan bareng bareng ya, udah gua siapin disana," kata Dimas menunjuk meja prasmanan di ujung lapangan

"Itu siapa yang pesen?" Tanya Naya

Bukan menjawab pertanyaan Naya Dimas malah berteriak
"Yang belum sempet sarapan atau mau sarapan lagi, ayo merapat kesini. Gratissss untuk ngerayain ulang tahun Naya"
"Yang di balkon lantai atas, bu guru sama pak guru yang lagi mengintip disana, sarapan sini"

Setelah ucapan Dimas, satu sekolah bersorak riang segera merapat ke arah meja prasmanan yang sudah tersedia.

"Ini semua lu yang pesen?" Tanya Naya lagi

Dimas mengangguk
"Tadinya sekalian gua mau nyewa organ tunggal sama penghulu atau mau undang orang tua lu buat sekalian minta restu, tapi lu udah siap belum?"

Naya ingin protes sebelum akhirnya Dimas tertawa pelan
"Bercanda Nay. Yuk makan, laper gua," ajak Dimas menggandeng tangan Naya menuju meja prasmanan.

Dimas rela membayar prasmanan hanya untuk Naya. Bahkan saat Dimas ulang tahun, sekedar mentraktir teman dekat Dimas, Dimas akan berpikir pikir dulu. Tapi untuk Naya, bahkan Dimas rela mentraktir satu sekolah dengan menabung satu tahun lamanya untuk memesan prasmanan.

Dimas ingin semua orang tau, bahwa Dimas benar benar mencintai Naya.

Naya melihat tangannya yang sedang di genggam oleh Dimas. Baginya, Dimas terlalu baik untuk di sia siakan. Tapi Naya masih tidak bisa menerima Dimas. Padahal, apalagi yang kurang dari Dimas? Dimas sempurna, tapi Naya belum jatuh cinta.

Berkat Dimas, jam pelajaran pertama sampai pelajaran kedua dikosongkan. Karena semua murid dan guru ikut mengambil makanan di prasmanan yang Dimas pesan.

"Ngapain sih lu Mas pesen prasmanan gini, kan sayang uang lu Mas." Ucap Naya setelah mengambil makanan di meja prasmanan

"Gua emang sayang sama uang gua, tapi gua lebih sayang sama lu Nay." Kata Dimas sebelum duduk di bawah pohon dekat lapangan

Naya ikut duduk disebelah Dimas "tapi gaperlu gini juga Mas, seharusnya lu tabung aja uang lu."

"Ditabung buat masa depan kita Nay?" ledek Dimas

"Tuh kan lu mah gitu terus deh Mas, gua lagi serius ini," Kata Naya gemas

"Setiap orang punya caranya sendiri Nay untuk mengungkapkan kasih sayangnya, termasuk gua. Dengan gua pesen prasmanan buat ulang tahun lu, gua mau semua orang tau, kalo gua sayang sama lu Nay."

Naya terdiam. Seharusnya ia jatuh cinta pada Dimas yang mencintainya, bukan pada Bayu yang belum tentu mencintainya. Tapi entah kenapa, mencintai seorang Dimas mengapa begitu sulit bagi Naya? Jawabannya karna cinta Naya, masih bertahan untuk Bayu.

"Gua boleh ikut duduk disini?"

Nadi - Naya Dimas [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang