Dimas dan Bayu berdiri di depan pintu kelas Naya, menunggu Naya keluar dari kelasnya.
Sudah satu jam Dimas dan Bayu menunggu. Tapi, Naya tak kunjung keluar dari kelasnya. Padahal teman teman Naya sudah keluar daritadi, dan siswa kelas lainnya sudah hampir keluar semua
"Tumben kompak gitu kalian," celetuk Naya melihat Dimas dan Bayu bersama. Naya menyampirkan tasnya di bahu.
"Lama banget sih lu Nayyy" kesal Dimas
Naya menggaruk kepalanya yang tidak gatal "hehehe itu, tadi gua ngerjain tugas kelompok gua dulu tadi sama kelompok gua, biar ga ada tugas lagi."
Tepat Naya menyelesaikan kalimatnya beberapa teman kelompok Naya keluar dari kelas.
"Duluan gua ya Nay," kata Salah satu teman Naya
Naya tersenyum melambaikan tangannya kearah teman temannya "dahhhh... hati hati ya."
"Gua mau ngajak lu jalan Nay." Kata Bayu dan Dimas hampir berbarengan
Dimas dan Bayu saling menatap memasang wajah sinis membuat Naya tertawa melihatnya
"Kompak banget sih kalian berdua, kayaknya lebih cocok kalian deh yang jalan berdua."
"Jangan gitu dong Nay, gua masih waras." Kata Bayu memasang ekspresi jiji dan geli
"Dih, gua juga ogah." Ucap Dimas tak mau kalah.
"Yuk Nay, gua mau ngajak lu ke--"
"Gabisa, gua duluan yang sampe sini, jadi gua yang ngajak jalan Naya." Protes Dimas buru buru
"Heh tapi gua duluan yang ngeliat pintu kelas Naya jadi gua yang nga--"
"Lu baru ngeliat pintu duluan, lah jiwa gua udah sampe duluan sebelum raga gua nyampe," potong Dimas membuat Naya menggeleng gelengkan kepalanya bingung. Bagaimana bisa mereka berdua meributkan sesuatu yang tidak penting.
"Pokoknya gua--" Dimas menepuk dahinya pelan "yaampun gua lupa, kunci motor gua ketinggalan dilaci meja kelas. Gua balik dulu ke kelas, Kalian jangan kemana mana."
Dimas berlari meninggalkan Naya dan Bayu.
Dimas merasa lega, ketika kunci motornya masih ada di laci meja kelasnya, Dimas mengambilnya lalu berlari pelan menuruni tangga karna kelas Dimas yang kebetulan berada di lantai dua.
Dimas menghentikan langkahnya ketika melihat Lusi terduduk di anak tangga terakhir dari bawah memijat mijat kakinya.
"Lus? Kakinya kenapa?" Tanya Dimas ketika sudah di hadapan Lusi
"Eh ini kak, tadi gua pas turun kepeleset, sepatu gua agak licin soalnya. Terus yaudah kaki gua terkilir kayaknya
"Yaampun Lus.. terus gimana? lu ada yang jemput ga? Bawa motor?" Tanya Dimas yang membuat Lusi menggeleng
"Ck. Bentar Lus." Dimas berdiri sedikit memberi jarak antara Lusi dan dirinya.
Dimas mengeluarkan ponsel mencari nomor seseorang lalu mendekatkan ponselnya ke telinga
"Hallo Mas?"
"Hallo Nay, bilang ke Bayu kalian berdua pergi aja, gua mendadak ada urusan. Dah Nay."
Dimas mematikan sambungannya lalu memasukan ponselnya kembali ke dalam saku celananya, Dimas kembali mendekat kearah Lusi
"Bisa jalan ga lu Lus?"
Lusi terdiam merasakan sakit di kakinya.
Lusi mencoba berdiri, namun kembali terduduk, meringis kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadi - Naya Dimas [Sudah Terbit]
Teen Fiction"Kalo Nadi gua putus, gua mati Nay. Kalo kita putus, hati gua juga mati." "Emang kita pernah jadian?" "Oiya. Gua lupa." "Tapi kalo gua ga bisa buat lu luluh, Hati gua udah terlanjur lumpuh. Ga bisa bergerak, buat nyari tempat pulang. Bagi gua, lu ru...