°Chapter 36

41 7 0
                                    

“HENDRA! KELUAR KAMU!”

Suara gedoran pintu yang disertai teriakan kemurkaan dari seorang pria pun terdengar memecah keheningan di kediaman Bamantara.

TOK! TOK! TOK!

“HENDRA! SAYA TAHU KAMU ADA DI DALAM! CEPAT KELUAR!” Pria bernama Adi itu tidak henti-hentinya memekik hebat di depan pintu rumah sahabat lamanya.

Bersama sang istri, mereka pun terus memukul-mukul permukaan pintu agar si penghuni keluar dan bertanggung jawab atas apa yang baru saja ia lakukan.
Candra yang sedang santai di depan TV pun merasa terganggu dengan suara gedoran itu. Dia pun beranjak dan berjalan menuju pintu.

“HENDRA, KELUAR!" Panggilan itu masih belum berhenti. Menutup sebelah telinganya, Candra pun bergegas membuka pintu.

Netranya melebar ketika mendapati sepasang suami istri memandang dirinya seperti ingin menerkam.

"Ah ….” Candra seperti pernah melihat wajah mereka, tetapi ia tidak ingat.
Mungkin mereka ada di beberapa data-data yang gue hack bareng Damara.

"Loh?” Cakra menginterupsi dan membuat sepasang suami istri di depannya terkejut. Cakra dan Candra berdiri berdampingan. Mereka tampak seperti replika patung dengan wajah serupa, namun style berbeda. Adi dan Andin sedikit takjub.

“Jadi benar kamu ini putranya Hendra. Sudah kuduga,” ucap Adi menatap Cakra.

"Ah, iya. Itu nama papah saya, Om."

Adi mendengkus, kemudian kembali berteriak dan memanggil nama Hendra.

"Dimana papamu?! Cepat suruh dia keluar sekarang!"

"Ada keperluan apa kalian mencari papa saya?"
Kali ini Candra mulai bersuara.

"Kalian tidak perlu tau! Cepat panggil Hendra!" perintahnya.

Melihat kedua putra Hendra yang masih bergeming, Adi tambah naik pitam. Bersungut-sungut ia hendak menerobos masuk.

"HENDRA, KELUAR KAMU! SAYA TAHU KAMU DI DALAM!"

"Ada apa?" tanya Hendra sambil melangkah menuju pintu. Dia keluar bersama Refan.

"Bedebah sial!" geramnya, lantas menyambar bahu Cakra dan lolos masuk ke dalam. Satu pukulan telak berhasil mengenai pipi Hendra.

"Papah!" teriak Cakra dan Candra bersamaan. Andin tampak menutup mulutnya dengan raut terkejut.

“Adi, kamu sudah gila?” tanya Hendra yang menyentuh pipinya. Pria itu sedikit mengusap cairan merah di sudut bibirnya.

Tidak menjawab, Adi menarik kerah kemeja Hendra dan meninju wajah pria itu hingga membuatnya tersungkur ke lantai. Refan segera membantu Hendra bangkit.
Sementara itu Candra sudah memerhatikan pria yang dipanggil dengan nama Adi itu. Sekarang ia ingat. Sepasang suami istri yang ada di depannya ini adalah orang tua Sasa.

"Pulang, Om!" Cakra mengusir pria itu. Tangannya menunjuk ke arah pintu yang terbuka lebar. Cowok itu tidak terima jika papahnya diperlakukan seperti itu.

“Tidak akan sebelum papah kamu membusuk ke penjara,” tangkas Adi yang membalas tatapan Cakra dengan tajam.

“Pergi sebelum saya mengangkat tangan pada anda,” titah Cakra.

Tangannya terlihat mengepal. Ingin membalasnya, namun Hendra lebih dulu melihat ke arahnya.

"Candra, bawa Cakra masuk ke kamar. Cepat!" perintahnya dan membuat Adi tertawa seketika.

"Kenapa, Hendra? Kamu takut kalau putramu tau semua kebusukanmu? Dasar pembunuh."

BUAGH!

My Boy is a Hacker (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang