°Chapter 15

72 9 9
                                    

"Mana coba gue liat." Sherly mencondongkan kepalanya untuk melihat isi chat Vis di ponsel Sasa.

Vis : Segala sesuatu yang diawali dengan amarah pasti berakhir dengan masalah baru.

Seusai membaca sepenggal pesan itu, Sherly berdecak kagum.

"Gila, keren juga quotesnya."

"Iya dan gue penasaran banget," timpal Sasa sedikit mengerutkan alisnya. Cewek itu kembali menjatuhkan atensinya pada buku "Edensor" yang menjadi profil cowok bernama Vis itu.

Duh, gue penasaran banget.

Melihat Sasa yang termenung, Sherly membuka suara.

"Gak lo bales, Sa?"

"Eh? Baru mau gue bales kok," jawab Sasa kikuk.

"Oh yaudah. Sekalian tanya dia sekolah di mana. Kali aja kita satu sekolah."

"Oke."

Sasa mulai menekan huruf-huruf yang memenuhi keyboard ponselnya itu. Begitu cekatan karena ia sudah hapal letak setiap hurufnya. Lalu, ia menekan send.

Cewek itu menggigit bibir bawahnya sembari menunggu pesannya terkirim. Jaringan di sekolahnya memang agak amburadul, oleh karena itu Sasa harus bersabar.

Pesannya terkirim!

Langsung ceklist dua dan read. Sasa membulatkan matanya. Fast Respon Vis membuat Sasa begitu senang karena orang dengan golongan seperti ini adalah langka.

"Gimana, Sa?" tanya Sherly--masih setia menunggu.

"Lagi typing. Lama banget, Sher. Kayaknya lagi ngetik proposal deh," celetuk Sasa di sela-sela penantian panjangnya.

"Bjirr. Gk kebayang sepanjang apa."

Tring!

Satu notifikasi dari Vis pun muncul. Dengan segera Sasa membacanya.

Vis: kita satu sekolah

Cuma itu yang ia balaskan, namun berhasil mengembangkan senyuman di bibir Sasa.

"Sher, dia sekolah di sini."

"Apa?!"

Tring!

Satu pesan lagi dari Vis. Sasa pun kembali mengalihkan pandangannya pada pesan tersebut.

Vis: gak usah nyari gue. Nanti juga lo bakal tau kalau udah waktunya. Untuk sekarang, kita cukup kenalan lewat sosmed:)

Anjr geer banget ni orang dih

Sasa pun membalas pesan Vis dengan cepat.

Sasa: Dih geer bgt dah:v

Vis: Sa, tau gak beda langit sama lo?

Sasa: Tau

Vis: Apa coba?

Sasa: Gue manusia kalo langit tuh alam semesta

Vis: Sotoy. Jawaban lo salah

Sasa terlihat mengerutkan keningnya. Tak mengerti, lalu kembali mengetik pada keyboard ponselnya.

Sasa: Terus ap?

Vis: Kalo langit buat bumi, kalo lo ya buat gue ♡

Seketika itu Sasa terkejut. Tiba-tiba saja suhu tubuhnya berubah panas. Pipinya pun ikut bersemu merah di sana. Dia salah tingkah sekarang.

My Boy is a Hacker (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang