Author pov.
Hari sudah menjelang sore, walaupun sejak siang tadi yena sudah pulang namun yena rela kembali ke kampus untuk menjemput sang kekasih.Senyum yena langsung merekah saat melihat kekasihnya itu sedang berdiri sendirian di depan ruang fakultas seni. Namun tidak lama kemudian langkah yena terhenti ketika dirinya melihat seorang laki-laki menghampiri yiren.
Akhirnya dengan sangat berhati-hati, yena secara diam-diam melangkahkan kakinya untuk lebih mendekat ke arah mereka."Hai."
Yena dapat mendengar laki-laki itu menyapa yiren terlebih dahulu. Namun yiren tidak menjawab sapaan itu dan malah menatap lelaki itu dengan bingung.
"Belum pulang ?"
"Ya kalau masih di sini berarti belum pulang lah bego." Gumam yena dengan kesal.
"Belum." Jawab yiren seadanya.
"Kenalin, nama gue renjun, kita satu fakultas kan ?"
"Ah, iya kayaknya, gue yiren."
"Kenapa ga pulang ?"
"Belum dijemput."
Sejak tadi, yiren selalu menjawab pertanyaan lelaki bernama renjun itu tanpa melihat ke arahnya.Melihat itu, tiba-tiba yena teringat dengan kejadian di masa lalunya. Kejadian di mana mantan kekasihnya dulu mulai mengkhianatinya.
Karena yena tidak ingin hal seperti itu terjadi untuk ke-dua kalinya, akhirnya yena mencoba untuk mengetest yiren.
Yena segera mengambil handphonenya dari saku hoodie dan langsung menelfon yiren.
"Hallo."
Jawab yiren di seberang telfon."Sayang maaf banget, ban mobil aku tiba-tiba bocor nih. Ga mungkin juga kalau kamu nunggu aku sampe selesai benerin ini. Aduh gimana ya ?"
"Oh ya udah gapapa aku naik grab aja un."
"Atau aku yang jemput kamu pake grab ?"
"Ga usah un, aku sendirian aja gapapa."
"Tapi aku yang kenapa-kenapa."
"Seriusan deh aku gapapa sayang."
"Hah..
Ya udah deh, kamu ati-ati ya, maaf banget sayang.""Iya gapapa sayang, kamu juga ati-ati ya, kalau ada apa-apa kabarin."
"Siap nyonya."
"Siapa ?"
Setelah panggilan telfon mereka terputus, yena mendengar laki-laki bernama renjun itu langsung melontarkan pertanyaan kepada yiren.
"Pacar gue."
"Oh udah punya ?"
Yiren hanya menganggukkan kepalanya.
"Udah ya gue pulang duluan."
"Naik apa ? Katanya dijemput ?"
"Pacar gue ga bisa jemput."
"Mau bareng gue ?"
"Ga deh, gue naik grab aja."
"Jangan lah, masak naik grab sendirian ? Kan bahaya."
Perkataan renjun itu berhasil membuat yiren menatapnya.
"Terus kalau sama lo ga bahaya ?"