41

1.6K 191 78
                                    

Author pov.
Lia baru saja selesai sarapan di ruang makan bersama eommanya. Saat lia hendak berdiri dari tempatnya untuk berangkat ke kampus, salah satu sopir pribadi lia menghampirinya.



"Permisi non dan nyonya, maaf ganggu. Saya mau tanya aja, non lia jadinya berangkat sama siapa ?"



Lia langsung mengerutkan dahinya karena merasa bingung dengan pertanyaan sang sopir.



"Lah ? Ya sama bapak dong, emang sama siapa lagi pak ? Kan hari ini yang ada jadwal bapak."

"Tapi itu ada temen non di depan, katanya dia dateng buat jemput non lia."

"Hah ? Temen ? Siapa pak ? Perasaan saya ga ada janjian buat berangkat bareng temen saya deh."

"Wah saya juga kurang tau non, mobilnya warna abu-abu."



Lia tampak berpikir dan mengingat-ingat, karena setau lia para sahabatnya tidak ada yang bisa menyetir mobil sendiri.



"Mending kamu cek aja deh sayang, dari pada sama-sama bingung kayak gitu."
Ujar eomma lia sambil sesekali menyeruput tehnya.

"Ya udah kalau gitu lia sekalian berangkat ya mom."



Akhirnya lia menuruti perkataan eommanya untuk memastikan siapa orang yang dimaksud teman oleh sopirnya itu.



"Ati-ati ya sayang."

"Iya mom, ayok pak."



Sopir itu hanya mengikuti lia yang mulai melangkahkan kakinya.



"Ciri-ciri anaknya kayak gimana sih pak ?"

"Hmm..
Cakep sih non, tapi non yeji tetap di hati."

"Astaga, kenapa jadi yeji sih pak ? Kan saya ga nyuruh milih."

"Hehehe ya gapapa non, kangen aja saya sama non yeji. Ga ada dia ga ada yang ngajarin saya jadi bobrok."

"Hah..
Bapak aja kangen apa lagi saya."

"Tapi non yeji baik-baik aja kan non di sana ?"



Lia terdiam, karena tidak tau harus memberikan jawaban seperti apa. Hal seperti ini lah yang tidak lia sukai jika putus dengan yeji.

Ya gimana ga berat hati, semua orang di rumah lia tuh tim sukses Yejisu. Jadi semua orang di rumah lia itu pasti bakal nanyain terus hubungan mereka.
Sedangkan lia denger nama yeji disebut aja hatinya sakit bukan main.



"Kok malah ngelamun sih non ? Ati-ati nabrak pilar loh."



Saking gedenya rumah lia dan saking jauhnya jarak dari dalem ke luar rumah, mereka sampe bisa ngobrolin banyak hal secara panjang lebar.



"Ah maaf pak, saya cuma lagi mikir aja siapa orang yang bapak maksud temen saya itu."

"Nah itu dia non orangnya."



Ternyata,

Kim Minjeong di sana, udah berdiri sambil nyender di mobilnya.



"Lo ngapain gila pagi-pagi ke sini ?"



Orang lain mah kalau nyapa tamu pasti selamat pagi, hai, atau halo lah paling ga. Lah lia ? Di gila-gilain tamunya.



"Hehehe mau ngajak sunbae berangkat bareng."

"Ngapain sih ha ? Gue udah minta tolong ke pak jisung buat nganterin gue ya."

"Yah, aku udah terlanjur di sini masak sunbae ga berangkat bareng aku ?"

Our StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang