15

1.9K 249 39
                                    

Author pov.
Di saat lia sedang menikmati waktu liburannya bersama sang kekasih, beda hal dengan Minju yang malah sibuk di kampus karena fakultasnya akan mengadakan acara.

Ryujin sama chaeryeong bisa dapet libur karena giliran mereka buat latian itu minggu depan.
Jadi sebelum acara itu mereka ada latian dulu. Dan sistem latian mereka giliran, ga langsung bareng semuanya. Kalau langsung bareng semua fakultas ruangannya kaga muat woy.



Selesai latihan, bukannya langsung pulang, minju malah memilih untuk menghabiskan waktu sejenak di rooftop kampus.



"Persediaan air di tubuh lo bisa-bisa abis kalau dikeluarin terus kayak gitu."



Perkataan dari seseorang itu langsung membuat minju segera menghapus air matanya yang sejak tadi tidak bisa berhenti mengalir.



"Nih minum, biar air yang udah lo keluarin tiap hari itu ada gantinya."



Sejenak minju hanya menatap minuman yang ada di tangan orang itu, namun karena merasa tidak enak akhirnya minju menerima minuman itu.



"Ah ma..makasih yen."



Kalau 'yen' udah pasti si bebek, masak iya mba yeyen.



"Udah selesai latian ?" Yena bertanya sambil mendudukkan dirinya di sebelah minju.



Minju hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan yena.



"Kenapa ga pulang ?"

"Gapapa, gue pengen nyari udara segar aja."

"Kasian banget, di rumah lo pasti penuh sama bau kentut lo ya makanya lo harus nyari udara segar di sini ?"

"Pantes ya kalian kalau ketemu selalu gelut, ternyata lo nya kayak gini."

"Hahaha gapapa yang penting bawa kebahagiaan buat orang lain."

"Iya kalau bawa kebahagiaan, kalau nyatanya bawa keributan gimana ?"

"Ju, ngomongnya boong dikit dong biar gue seneng."

"Hahaha masalahnya mulut gue ga bisa diajak kompromi."

"Akhirnya, ketawa juga kan lo."



Setelah mendengar ucapan yena itu senyuman yang tadinya terukir di bibir minju malah perlahan-lahan memudar.

Tentu saja yena menyadari perubahan ekspresi wajah minju itu.



"Ju, gue mau cerita, boleh ?"

"Boleh kok, cerita aja."



Yena tidak langsung bercerita, melainkan malah terdiam sejenak sambil menatap kosong ke depan.



"Gue, punya temen, ah bukan, sahabat lebih tepatnya. Sahabat gue ini dulu terkenal banget buayanya. Suka gonta-ganti pasangan dan ga pernah serius dalam berhubungan. Setelah ngelewatin lika-liku dari banyaknya hubungan yang dia jalani, akhirnya dia nemuin pujaan hatinya, bener-bener pujaan hati yang dia cari selama ini. Bertahun-tahun gue kenal sama dia, baru kali gue liat dia sesayang ini sama seseorang. Dan lo tau ? Dia yang biasanya selalu celengekan, bahkan bisa nangis karena orang itu."



Our StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang