Author pov.
Hari ini kebetulan sekali anak departmen of dance performance angkatan yena dan angkatan yiren ada jam kelas yang sama. Maka dari itu saat ini anak-anak dari kedua angkatan itu sedang menerima materi di kelas yang sama.Sudah pasti karena mereka ada di kelas yang sama, yena memilih untuk duduk di sebelah yiren. Begitu pula ryujin dan chaeyeon yang juga memilih untuk duduk di sebelah pasangan masing-masing.
"Unnie, yang jelasin materi ada di depan, bukan di wajah aku." Sambil sibuk mencatat, yiren memperingati yena yang sejak tadi sama sekali tidak fokus pada dosen pengajar melainkan malah fokus menatap yiren.
Yena yang tadinya sedang menyangga dagu tanpa mengalihkan tatapannya dari sang kekasih itu langsung tersenyum bodoh karena perbuatannya itu diketahui oleh yiren.
"Hehehe abisnya kamu cantik banget. Untung ya kita sekelasnya cuma hari ini. Coba kalo tiap hari, aku bisa ga lulus-lulus karena sibuk perhatiin kamu terus."
"Iya sih untungnya gitu, jadi aku nanti ga nikah sama pengangguran yang ga lulus-lulus kuliahnya."
"Ututuu ada yang nunggu dinikahin sama aku nih ceritanya ?" Yena berucap sambil berpura-pura seperti menggaruk-garuk dagu yiren dengan gemas.
"Ihhh fokus sana, nanti kalau ditegur pak jinyoung gimana ?"
"Hahaha tenang aja, aku udah sering ditegur kok."
Baru kali ini gue tau ada orang yang sering ditegur dosen malah bangga.
"Eh ngomong-ngomong tangan kamu ga capek dari tadi nulis terus ?"
"Ya capek sih, tapi udah biasa kok, kan tiap hari juga gini. Emangnya unnie ga gini juga ?"
"Aku ? Udah pasti lah,
Engga ehehehe."
Si yena cuma cengar-cengir sambil garuk-garuk kepalanya yang ga gatel.
Perkataan yena itu langsung membuat yiren menatapnya dengan tidak percaya.
"Astaga terus unnie ngapain aja di kelas ?"
"Hmm..
Paling ngegame, kalau bosen ya tidur."Dengan tanpa berdosa dan sangat santai yena menceritakan semua kegiatannya selama ada di kampus kepada sang kekasih.
"Itu mah sama aja namanya, walaupun unnie ga sibuk ngeliatin aku tapi unnie sibuk ngelakuin hal lain yang juga bisa bikin unnie ga lulus-lulus."
Yiren hanya bisa menepuk jidat karena tidak tau lagi dengan kelakuan kekasihnya itu.
"Sstt..
Ngomel terus ih, ga capek apa ? Sini coba liat tangannya."Tiba-tiba yena meraih tangan yiren yang tadinya digunakan untuk menulis.
"Kasian banget, kamu pasti capek ya dibuat kerja terus sama dia ?"
Yena berbicara sendiri dengan tangan yiren yang sedang dipijat lembut olehnya.
"It's okay, you did well, untung yang punya kamu ini cantik ya orangnya."
Yiren selalu saja tidak bisa menahan senyuman di bibirnya setiap kali yena memperlakukannya dengan istimewa seperti itu.
"Jangan terlalu kerja keras ya, nanti kalau kamu nikah sama aku kan yang kerja keras aku."