Author pov.
Dimulai dari kemarin, Seoul National University sedang mengadakan festival olahraga. Dan festival itu akan berlangsung selama dua hari ke depan. Ada berbagai macam rangkaian lomba yang bisa diikuti oleh siapapun tanpa terkecuali. Entah itu para mahasiswa Seoul National University sendiri ataupun mahasiswa dari kampus lain."Okay selamat pagi semuanya!"
Lagi-lagi lia selaku ketua BEM dan panitia lomba basket menyapa semua anak yang sedang berada di lapangan basket.
"SELAMAT PAGI!"
Seisi lapangan terdengar menjawab sapaan lia dengan kompak dan penuh semangat."Okay guys, hari ini sebenernya masih ada pertandingan basket. Tapi kita semua udah liat kan ? Sampai detik ini ga ada satu pun yang bisa ngalahin team basket kampus kita. Jadi, bagi kalian, siapapun itu, gue kasih kalian kesempatan buat lawan team basket kampus kita. Boleh lah kalau kalian mau bawa temen dari kampus lain. Asal harus tetep ada paling ga satu aja anggota yang dari kampus kita. Kan sayang banget kalau ga ada yang menangin hadiah PS5 nya. Masak iya team basket kita yang nyediain hadiah tapi malah mereka sendiri yang dapet."
"Gila! Jadi dari kemarin belum ada yang menang ?"
Yena yang kebetulan juga sedang menonton pertandingan itu bertanya dengan tidak percaya kepada para sahabatnya."Kalau tau hadiahnya PS5 dari kemarin udah maju gue buat lawan mereka. Ayok lah gas, sayang banget tai PS5 nya. Kita dari seminggu yang lalu pre order ga dapet-dapet."
"Lo gila ? Ga ada yeji bego, siapa yang bisa jadi shooter ? Bisa-bisa kita kalah duluan."
Dengan sangat tidak santai ryujin menanggapi ajakan yujin."Ya udah telfon aja kan dia, suruh ke sini. Mumpung dia lagi ada di sini." Chaeyeon memberikan saran kepada teman-temannya.
"Lah iya juga ya ? Dia kan lagi di korea. Tapi mana mau dia njing disuruh ke sini ? Orang gue minta tolong buat anterin ambil mobil aja dia ga mau dan lebih milih tidur." Ujar ryujin
"Heleh orang kalau bucin mah gampang. Bilang aja lia yang nyuruh dia ke sini, pasti langsung berangkat."
"Ini seriusan ga ada yang berani lawan mereka ?"
Lia kembali bertanya menggunakan microphone yang ada di tangannya."Eh eh bek, lo bilang lia gih, gue telfon yeji dulu."
Tidak menunggu hitungan detik, seperti kilat yena langsung berdiri dan mengangkat tangannya setelah mendapat perintah dari ryujin.
"Iya ada apa yena ?"
Otomatis pertanyaan yang terlontar dari mulut lia itu membuat semua orang di sana langsung menoleh ke arah yena.
"Masih bisa kan kalau mau lawan team kalian ?"
"Tentu dong." Jawab minju
"Tapi tunggu lima belas menit bisa ga ? Team gue kurang satu orang. Anaknya lagi perjalanan ke sini."
"Okay kami tunggu."
Lia ga curiga sedikitpun gengs kalau orang yang dimaksud sama mereka itu pacarnya. Karena lia mikirnya orang itu sihyeon, salah satu anggota inti team basket sekolah mereka dulu yang kebetulan juga kuliah di sana.
Kembali lagi ke ryujin yang tampak panik karena sudah lima kali menelfon yeji namun tidak kunjung dijawab oleh sang pemilik handphone.
"Apaan sih nyet ?! Ganggu orang tidur aja."
Akhirnya panggilan telfon ke-enamnya dijawab juga oleh yeji.