🐰Sixty Eight🐰

4.2K 265 88
                                    

Happy Reading:)
***


Selepas acara hwdnya mom dadnya candra semua kembali lagi, dia jarang peduli sama caca lebih peduli sama verra.

Caca yang selalu melihat itu berusaha tegar, dia udah janji sama sahabat-sahabatnya untuk tidak memangis lagi.

Walaupun keadaan begini, candra dan anak astor terus mencari markas diamond.

Anak diamond mereka masih fokus mencari penyebab kematiannya laura.

"Baik anak-anak, mulai minggu depan tryout mulai terlaksanakan ibu harap kalian bisa belajar dan mendapat nilau yang memuaskan"

"Baik ibu"

"Oke pelajaran sampai sini dulu, tugasnya tidak ada kalian belajar saja"

"BAIK BANGET IBU IH"

"Hahahah, yah sudah ayok berdoa"

Lalu mereka berdoa, dan berpencar ke kantin.

"Kantin yuk" ajak jessica.

"Ke perpus aja" ucap caca, mereka menganguk tak apa tadi sudah makan.

Lalu mereka berenam berjalan ke perpustakaan, caca sekarang fokus hanya kepada pelajaran. Dia sedang berjuang mengejar beasiswa di harvard. Universitas dokter terbaik, universitas yang dari smp dia inginkan.

Sesampainya di perpus, mereka melepaskan sepatu menyisahkan kaos kaki dan masuk.

Memcari buku yang ingin dibaca, biasanya mereka mancari novel tapi ki ini tidak mereka mencari buku pelajaran.

Setelah mendapat mulailah fokus pada buku yang dibaca, caca paling fokus dia ingin mengejar cita-citanya. Walaupun dari keluarga yang sangat berada, tapi dia tidka mau terlalu bergantung pada keluarga dia ingin tunjukan pada dunia kalau dia bisa tanpa orang tua.

Fisika pelajaran yang bisa dibilang paling tidak bisa dia kerjakan, membuatnya harus belajar melewati salah satu aplikasih online.

Saking fokosnya mereka tidak sadar verra dan candra ada didalam perpustakaan, bersama david, rio, dan aldi.

Aldi menatap caca datar, wajah caca yang fokus mencakar dan membaca buku serta mengahafal membuatnya sangat cantik.

"Ka candra ambilin aku buku itu boleh gak? Aku gak sampe soalnya heheh" ucap verra, candra mengacak rambut verra lalu memgambil buku yang diinginkan verra.

David, rio, dan aldi sudah duduk ditempat mereka dengan buku masing-masing. Gak belajar sih, mereka cuman mau dapat wifi kuotanya habis.

Candra dan verra melewati meja caca, candra menatapnya sekilas verra mengandeng lengan candra. Lihat bahkan mereka sudah seperti orsng pacaran padahal tidak tau hubungan mereka apa.

"Ndra kapan resmihin hubungannya greget nih gue lo ngasih harapan mulu" ucap rio, candra tidak membalas di fokus menjelaskan verra materi yang tidak dia mengerti.

"Masih tunangan orang ingat" ucap david, candra yang fokus menatapanya lalu menatap caca yang terlihat cantik sekali.

"Kalau sayang jangan sakitin" ucap aldi, candra kembali menatap sahabatnya datar.

"Sakitin? Gak ini kebenaran" ucap candra santai, verra yang tidak memgerti fokus belajar saja.

"Gue juga awal kecewa, tapi sekarang gak terlalu" ucap david.

"Sorry ndra" ucap david meminta maaf, dia yang awal meminta candra memilih.

"Ini pilihan gue"

Mereka menganguk lalu fokus pada hp, candra menjelaskan verra sesekali.

CANDRA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang