My Ice Prince - 21

4.6K 590 27
                                    

你们好

Gimana kabarnya nih? Semoga selalu sehat dan baik-baik aja ya. Aamiin.

Selamat membaca.

💙💙💙

Shaeron menyembunyikan tubuhnya di dinding yang menyekat ruang tamu dan ruang tengah di kediaman Nugraha. Sudah sejak lima belas menit yang lalu dia di sana bersama dengan sahabatnya, Varsha.

"Udah minta maaf aja sana" kata Varsha yang membuat Shaeron berdecak dengan kesal.

"Bang Dirly habis ngamuk, mana berani gue temuin dia sekarang. Bisa-bisa gue mati di tempat kalau dibentak lagi" Shaeron berbisik supaya Dirly tidak segera menyadari keberadaannya di sana.

"Kalian ngapain di sini?" suara itu cukup keras hingga berhasil membuat Dirly menoleh dan menatap mereka dengan wajah datar dan dingin andalannya.

"Nggak ngapa-ngapain, Tan" jawab Shaeron sambil menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. Diliriknya Dirly yang sudah bangkit dan menuju kamarnya yang ada di lantai dua, seperti enggan sekali melihat Shaeron lagi.

"Ale bikin Bang Dirly ngamuk, Ma" Varsha berkata dengan entengnya yang berhasil membuat Shaeron melotot dengan kesal. Sahabatnya itu benar-benar! Ingin sekali Shaeron mengupgrade otak Varsha supaya tidak polos-polos amat.

"Kenapa?" Arini bertanya dengan kening mengerut. Putra sulungnya itu tidak mungkin mengamuk jika masalahnya tidak benar-benar berat hingga membuatnya tak bisa mengontrol emosi. Dirly itu mirip Revano, pintar menyembunyikan emosinya.

"Tadi Ale nolongin Bang Daxter yang lagi diomelin Bang Dirly, jadinya Ale yang kena marah, Ma" Varsha masih saja menjelaskan tanpa peduli wajah Shaeron yang sudah ingin memakannya.

Arini terkekeh melihat wajah Shaeron yang memerah antara kesal dan malu. Sejak awal Varsha membawa gadis itu ke rumah, Arini sangat menyukainya. Hal itu karena Varsha yang sangat sulit bergaul menjadi lebih banyak berbicara. Varsha yang pemalu dan Shaeron yang tidak tau malu bahkan terkadang malu-maluin adalah perpaduan yang sangat cocok bukan?!

"Jangan diajak ngomong dulu ya Bang Dirlynya, kalau bisa jauhin dulu, tungguin sampai tenang baru minta maaf. Dia itu kembaran Om Revano banget, jadi cara menghadapinya juga sama" Arini terkekeh seraya mengajak keduanya ke dapur. "Gimana kalau sebagai ungkapan maaf, kamu masakin sesuatu buat Bang Dirly?" tanya Arini yang membuat Shaeron meringis.

"Tante kan tau aku nggak bisa masak. Masak mi instan aja kadang mi-nya kematangan, kalau nggak gitu ya belum matang. Masak mi kuah aja kadang keasinan, kadang kebanyakan air" Arini dan Varsha tertawa, mereka sangat tau yang satu itu.

"Belajar, Sayang. Kamu perempuan, suatu saat nanti kamu akan menjadi istri. Kamu harus bisa rawat suami, rawat anak, rawat rumah, rawat keuangan, dan lain-lain. Harus bisa semua itu" kata Arini seraya membuka lemari es dan mengeluarkan daging sapi dari sana.

Shaeron hanya bisa menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. Eommanya tidak pernah memaksa Shaeron untuk belajar memasak karena Eommanya tau jika Shaeron itu jelmaan lelaki. Jadi Shaeron tidak akan bisa melakukan hal-hal yang sebenarnya merupakan kewajibannya sebagai kaum hawa.

"Bang Dirly suka banget rendang, kayak Papa-nya. Jadi kamu buatin rendang deh, pasti langsung dimaafin" kata Arini yang dijawab anggukan ragu-ragu Shaeron.

"Ada aku sama Mama kok, Le, yang bantuin. Nggak usah takut" kata Varsha yang kembali diangguki oleh Shaeron. Shaeron memantapkan tekadnya. Demi Dirly dia harus belajar memasak mulai sekarang. Kalau kata orang mengambil hati gebetan itu dari perutnya dulu, alias sering dibawakan makanan yang tentu saja hasil masakanmu sendiri.

My Ice Prince✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang