Annyeong annyeong.
Gimana kabarnya semua? Happy weekend dan semoga selalu sehat. Aamiin.
Selamat membaca semuanya.
💜💜💜
Shaeron kembali berhadapan dengan lawannya. Wajah gadis itu nampak bahagia telah berhasil membuat Shaeron mimisan. Namun satu hal yang harus gadis itu tau, Shaeron tidak akan tumbang hanya karena hidungnya yang mengeluarkan darah.
Pertandingan pun dilanjutkan dengan sepuluh poin untuk Shaeron dan enam point untuk lawannya. Okay poinnya kini sedikit demi sedikit sudah terkejar, namun Shaeron yakin dia bisa mengalahkan gadis itu lagi.
Shaeron menatap tepi arena, Dirly menatapnya tajam dan Shaeron merasa sesak karena itu. Sungguh Shaeron tidak bermaksud mengatakan hal seperti itu kepada Dirly. Dirly bukanlah orang asing untuk Shaeron, laki-laki itu adalah segalanya untuk Shaeron.
Namun kali ini pertandingan ini lebih berharga dari Dirly. Pertandingan terakhirnya harus menjadi kenangan yang indah untuk Shaeron dan Gamma. Karena setelah ini mereka tidak akan pernah berhubungan lagi. Shaeron akan meninggalkan Gamma dan juga hidupnya di taekwondo.
Pertandingan dilanjutkan. Saling memberikan serangan bertubi-tubi mereka lakukan, namun keberuntungan nampaknya berpihak kepada Shaeron. Poinnya kini menjadi tiga belas sedangkan lawannya masih enam point.
Babak kedua usai dan berlanjut ke babak ketiga. Tidak ada yang menarik di babak ketiga karena lawannya sudah terlihat lelah. Oleh karena itu banyak poin yang berhasil didapatkan oleh Shaeron dengan mudah. Pertandingan pun berakhir dengan kemenangan mutlak yaitu tujuh belas poin untuk Shaeron dan delapan poin untuk lawannya.
"Kalau boleh tau siapa nama lo?" tanya Shaeron saat mereka saling memeluk di tengah arena. "Gue belum tau. Beneran ini suer deh" kata Shaeron meyakinkan saat gadis di depannya itu menatapnya tajam.
"Syifa" jawabnya setengah hati.
"Jadi Syifa, gue harap pertandingan selanjutnya lo nggak buat musuh lo mimisan karena sumpah ini pening banget" kata Shaeron sambil terkekeh. "Tapi thanks udah bikin pertandingan terakhir gue jadi menarik" kata Shaeron sebelum berlalu meninggalkan lawannya yang membeku di tempat.
Shaeron berlari ke arah Gamma dan memeluknya dengan erat. "Thank you udah bawa gue ke sini, Kak, ke tempat paling indah yang pernah gue lihat seumur hidup gue. Thank you untuk segalanya yang udah lo kasih ke gue. Semuanya tanpa kecuali, termasuk rasa kecewa" bisiknya sebelum melepaskan pelukannya.
Shaeron melepas gump shield, head guard, dan body protectornya, membuangnya begitu saja di tepi arena. Gadis itu lalu melepas sabuk hitamnya dan memberikannya kepada Gamma yang membuat Gamma menggelengkan kepalanya, tidak mau menerima pemberian Shaeron.
"Terima kasih untuk segalanya. Rasa sayang, kepercayaan, kebanggaan, kebahagiaan, dan juga kecewa yang lo kasih ke gue, gue berterima kasih. Terima kasih sudah membawa gue sejauh ini, sekarang sudah saatnya gue berhenti. Sekali lagi terima kasih" kata Shaeron sebelum membalik badannya dan meninggalkan Gamma yang menggenggam erat sabuk hitam Shaeron.
"Ale..." Shaeron dengan cepat menyeka air matanya dan menatap Varsha juga keluarganya dengan senyum lebar.
"Gue menang, Ca, gue menang" katanya sambil melompat-lompat bahagia dan memeluk Varsha dengan erat.
"Ale, kamu nggak perlu menyembunyikan kesedihan kamu" bisikan Arini membuat tangis Shaeron langsung terdengar. Gadis itu segera memeluk Arini yang dibalas tak kalah erat oleh Ibu sahabatnya itu.
"Kalau berat kamu bisa lanjutkan, jangan lakukan sesuatu karena Varsha. Jangan pernah tinggalkan taekwondo hanya untuk membuat Varsha bahagia, karena kamu juga berhak bahagia" bisik Arini yang dijawab gelengan oleh Shaeron.
"Sudah selesai, Tante. Semuanya sudah berakhir di sini. Aku memutuskan untuk berhenti" kata Shaeron memandang Arini dengan senyum yang dipaksakan. Air matanya masih mengalir yang membuat Arini menghapusnya dengan sayang.
"Tante hanya bisa dukung jika itu memang keputusan final kamu. Tante harap kamu nggak menyesal suatu saat nanti. Tante nggak mau lihat anak-anak Tante merasakan penyesalan" dan Shaeron segera memeluk Arini dengan erat.
"Tidak akan pernah. Aku tidak akan pernah menyesal"
Arini Nugraha
💜💜💜
Masih dengan baju putihnya Shaeron mencari keberadaan Dirly. Kata Raidon, kakak sulungnya itu meninggalkan lapangan tak lama setelah Shaeron kembali ke arena. Nampaknya laki-laki itu benar-benar kecewa mendengar ucapannya dan Shaeron harus segera meluruskannya.
Shaeron tersenyum kecil saat menemukan Dirly yang sedang duduk di kursi taman yang berada tepat di depan gedung di mana pertandingannya barusaja digelar. Laki-laki itu hanya duduk diam sambil menatap kosong ke depan, tidak ada yang dilakukannya.
"Sorry" Dirly nampak tak terganggu dengan kedatangannya. Laki-laki itu masih diam seakan Shaeron adalah makhluk tak kasat mata.
"Gue nggak bermaksud mengatakan hal-hal yang menyakiti lo, Bang. Lo harus percaya kalau lo sangat berharga buat gue sekalipun lo sama sekali nggak pernah lihat gue sebagai wanita" katanya yang kali ini membuat Dirly mendongak.
"Tau apa lo tentang gue?" katanya begitu dingin. Sedingin saat pertama kali mereka bertemu dan hal itu tanpa sadar membuat Shaeron menggigit bibir bawahnya untuk menahan air matanya yang ingin keluar. Shaeron tidak mau menangis di depan laki-laki yang dicintainya ini.
"Setelah gue bilang kalau gue sayang sama lo, apa lo pikir gue masih melihat lo sebagai sahabatnya adik gue? Gue menekan ego gue buat bilang sayang sama lo, Shaeron, dan lo masih menganggap gue orang asing? Apa ini yang lo bilang dengan lo cinta sama gue?!" Dirly berkata begitu marah sebelum bangkit dari duduknya.
"Gue melihat lo sebagai wanita, Shaeron. Sejak kapan tepatnya gue juga nggak tau, gue cuma tau kalau gue sayang sama lo, gue mau menjaga lo. Gue nggak bisa ungkapkan semuanya dengan kata-kata karena gue memang laki-laki seperti ini. Gue bukan Daxter yang bisa ungkapin rasa sayangnya dengan begitu mudah. Gue nggak bisa, Shaeron, tapi gue pikir setelah semua yang udah gue lakukan buat lo, lo akan tau seberapa besar arti lo di hidup gue"
Dirly memutar tubuhnya membelakangi Shaeron, memijat keningnya yang terasa berdenyut nyeri. "Gue rasa sebuah kesalahan untuk menerima gadis kecil seperti lo di hidup gue. Lo belum terlalu dewasa untuk gue. Kita nggak cocok untuk bersama" katanya yang membuat Shaeron melotot.
"Lebih baik kita akhiri semuanya, Lee Shaeron"
💜💜💜
Gimana menurut kalian part ini? Suka nggak? Kalau suka jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote and comments ya.
See you soon.
Much love💚
Jiwoo Lee👰🏻
9 Mei 2021🌱
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Prince✔
RomanceMy Ice Prince *** Dirly Areza Nugraha, laki-laki 25 tahun yang merupakan anak sulung dari pasangan Revano Ilyasa Nugraha dan Arini Aida Utama. Muda, tampan, cerdas, berwibawa, dan kaya membuatnya digandrungi banyak wanita. Namun begitu, seperti Papa...