Selamat malam semuanya.
Selamat hari minggu dan semangat untuk besok yang sekolah atau kuliah.
Selamat membaca ShaeLy semuanya.
💜💜💜
Malam sudah semakin larut, namun kedua anak manusia itu masih asik menonton film di ruang tengah. Shaeron sudah bergelung dengan selimut di sofa sedangkan Dirly duduk di atas karpet tebal dengan snack di tangannya.
"Kenapa ya mereka bisa tega gitu makan daging sesamanya. Maksud gue mereka sama-sama manusia, apa nggak ada rasa jijik makan daging manusia yang lain?!" tanya Shaeron dengan ngeri. Kini mereka sedang menonton film kedua mereka malam ini, judulnya The Silence of The Lambs.
"Lo nggak akan pernah bisa paham apa yang ada di dalam hati dan pikiran manusia. Selama gue bekerja di bidang ini, para manusia memiliki keunikannya sendiri" jawab Dirly sambil menatap Shaeron di antara suasana yang remang karena lampu sudah dimatikan.
"Oh ya? Can you give me an example?"
"Anxiety disorder. Itu gangguan mental yang paling umum terjadi ke manusia. Tapi alasan kenapa dia mengalami gangguan kecemasan, apa yang memicu kecemasan, dan bagaimana cara kita menangani kecemasan itu sangat berbeda. Padahal penyakit mereka sama yaitu anxiety" Shaeron mengangguk-anggukan kepalanya paham.
"Kalau penyakit gue gimana?"
"Itu bisa terjadi ke semua orang, itu wajar kok, jadi jangan merasa lo menjadi orang aneh karena masalah itu" katanya dengan lembut yang membuat Shaeron tersenyum lebar dan menganggukkan kepalanya.
"Dari apa yang gue lihat, lo mengalaminya karena trauma masa kecil. Lo ditinggalin Appa, terus Eomma juga nggak ada di samping lo, ditambah lagi lingkungan lo yang nggak sehat. Lo jadi mengucilkan diri dan merasa sendiri, jadi tanpa sadar perasaan itu menjadikan kejiwaan lo terguncang" jelasnya dengan serius.
"Gimana cara gue sembuh? Ah jangan muluk-muluk deh, gimana caranya autophobia gue nggak kambuh lagi?" tanya Shaeron penuh harap.
"Melupakan masa lalu dan menikmati masa kini" katanya yang membuat kening Shaeron mengerut tak mengerti.
"Coba berdamai dengan masa lalu, Shaeron. Mungkin sulit melupakan masa lalu yang kelam apalagi semua itu udah tertanam sejak lo kecil. Tapi sekarang lo harus percaya kalau kami -gue, Varsha, Tante Kim, dan semuanya- akan selalu ada di samping lo. Coba berpikir positif bahwa lo nggak akan sendirian lagi, dengan begitu semuanya akan berlahan menghilang. Kecemasan lo tentang kesendirian itu berlahan pasti meninggalkan lo" kata Dirly yang membuat Shaeron tercekat.
"Gue udah begitu kok, Bang. Gue udah melepaskan Appa pergi dan nggak akan pernah kembali. Gue udah terima Eomma jarang ada di rumah karena kerja buat makan gue, buat uang sekolah gue, dan kebutuhan gue yang lain. Gue udah terima kalau keluarga gue memang nggak akan pernah balik lagi seperti dulu" Shaeron menunduk, mencoba menyembunyikan air matanya yang menetes.
"Tapi gue nggak bisa kehilangan Aca" tambahnya yang membuat Dirly terhenyak. "Bukan Eomma nggak jauh lebih penting, gue udah ikhlaskan segalanya sejak lama, tapi nggak dengan Aca. Gue nggak pernah siap kehilangan dia" Dirly pun segera mendudukkan diri di samping Shaeron dan menarik gadis itu ke dalam pelukannya.
"Lo dengar kan kalau lo akan ikut Aca pindah?! Tante Kim juga udah setuju kok lo ikut Aca ke Spanyol. Lo nggak akan pernah pisah sama Aca, Shaeron" bisiknya yang diangguki oleh Shaeron.
Dirly menangkup wajah Shaeron dan membuatnya mendongak. Diusapnya pelan pipi Shaeron yang berurai air mata, "울지마 (Uljima = Jangan menangis)" kata Dirly yang membuat Shaeron seketika terbahak.
Wajah Dirly yang biasanya lempeng seperti jalan tol kini memerah karena malu. Tubuhnya pun menegang dan salah tingkah. Dia memang belajar Bahasa Korea untuk Shaeron tapi mempraktikannya langsung di depan Shaeron entah mengapa sangat memalukan.
Tidak tahan akhirnya Dirly memutuskan untuk kabur menuju kamar Shaeron di mana dia akan tidur malam ini. Di tempatnya Shaeron hanya bisa terkekeh, dia sama sekali tak mengira jika Dirly bisa mengatakan hal selembut dan seperhatian itu kepadanya mengingat bagaimana tabiat Dirly selama ini.
💜💜💜
Dirly menyembunyikan wajahnya yang memerah ke bantal milik Shaeron. Ia merasa panas di wajahnya dan Dirly yakin wajahnya terlihat sangat konyol sekarang ini. Dirly tak menyangka gadis kecil seperti Shaeron mampu membuat dunianya jungkir balik. Padahal saat di Italia dulu banyak wanita dewasa yang mendekatinya, namun sedikit saja Dirly merasa tidak tertarik.
"Demi Tuhan, dia belum tujuh belas tahun, Dirly!" kesal Dirly kepada dirinya sendiri. Hal itulah yang membuat Dirly sanksi selama ini, tidak mungkin dia mencintai gadis sekecil itu.
Apa Dirly sudah gila mau memacari gadis yang bahkan belum mampu membeli lipstick dengan uangnya sendiri?!
Namun begitu tak bisa Dirly pungkiri jika dia sangat nyaman ada di dekat Shaeron. Gadis itu memberinya suasana baru yang tak pernah Dirly rasakan sebelumnya. Dirly merasa diinginkan dan dibutuhkan oleh Shaeron dan diapun merasakan hal yang sama, dia membutuhkan Shaeron. Hal yang jarang sekali dirasakannya kepada seorang gadis.
"Kalau lo mau memiliki Shaeron, lo harus nunggu paling nggak tiga tahun lagi, Dirly" katanya sambil menatap langit-langit kamar Shaeron. Dirly menghela nafasnya lagi dan lagi.
Ya, Dirly harus menunggu Shaeron hingga gadis itu dewasa dan siap untuk bersamanya karena Dirly tidak suka main-main dengan seorang wanita. Dia tidak pernah menyukai wanita sedalam ini, dan merasakannya sekarang Dirly yakin dia tidak akan pernah melepaskan Shaeron untuk meninggalkan hidupnya.
💜💜💜
Gimana menurut kalian part ini? Suka nggak? Kalau suka jangan lupa tinggalkan jejak ya.
Satu kata untuk Shaeron?
Satu kata untuk Dirly?
Bonus pic nih dari Abang Dirly kita yang di part ini malu-malu kucing hehehe...
See you soon.
Much love💚
Effe👰🏻
11 April 2021🌱
(지민니 언니 생일🎊🎉💜)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Prince✔
RomanceMy Ice Prince *** Dirly Areza Nugraha, laki-laki 25 tahun yang merupakan anak sulung dari pasangan Revano Ilyasa Nugraha dan Arini Aida Utama. Muda, tampan, cerdas, berwibawa, dan kaya membuatnya digandrungi banyak wanita. Namun begitu, seperti Papa...