My Ice Prince - 56

2.9K 472 20
                                    

Selamat pagi semuanya.

ShaeLy nyapa lagi nih. Semoga kalian nggak bosan disapa mereka ya.

Happy reading semuanya.


💙💙💙

Shaeron membuka matanya dan langsung menemukan wajah Dirly di sana, menatapnya dengan senyum lembut khas miliknya yang hanya ia berikan kepada Shaeron.

Gadis itu ikut tersenyum tipis sebelum mengulurkan tangannya meminta Dirly untuk memeluknya. Tanpa kata, Dirly memeluk kekasihnya itu dengan erat dan luruhlah sudah tangis Shaeron.

"Hey, tenang, aku di sini buat kamu, Sayang" bisik Dirly sambil mengusap punggung Shaeron menenangkan. Namun bukannya tenang, tangis Shaeron kian menjadi yang membuat Lucca, Zucca, dan Eliza segera masuk ke kamar rawatnya.

"Ada apa?" Eliza membuka suaranya saat tak menemukan bahaya yang mengancam keduanya. Hanya ada Dirly yang sedang mencoba menenangkan kekasihnya.

"Nggak papa. Kalian jaga di luar aja" kata Dirly yang diangguki oleh ketiganya. Tripletspun segera kembali ke tempatnya yang semula, menjaga Shaeron dari orang-orang neneknya yang ingin membawa gadis itu ke Korea.

"Eomma lagi sarapan, dari semalam dia nggak mau makan dan untungnya pagi ini Mama berhasil bujuk Eomma buat makan" jelas Dirly setelah tangis Shaeron mereda.

"Eomma baik-baik aja kan?! Nggak ada yang nyakitin Eomma kan?!" tanyanya yang diangguki oleh Dirly.

"Shaeron, mulai sekarang kami semua akan melindungi kamu dan Eomma. Mereka nggak akan bisa lagi nyakitin kalian. Bahkan menyentuh kalian pun mereka nggak akan pernah bisa" ucap Dirly yang membuat Shaeron menghembuskan nafas lega.

"Bang, kamu tentu tau kalau aku hanya terlihat kuat, tapi sebenarnya aku nggak sekuat itu. Terima kasih udah mau mengerti" katanya sebelum kembali memeluk Dirly. Dirly pun mendekap Shaeron erat seraya sesekali mengecupi puncak kepalanya.

"SAYA NENEKNYA SAERON! KALIAN TIDAK BERHAK MELAKUKAN INI KEPADA SAYA!" suara itu membuat Shaeron terkejut. Dengan cepat gadis itu turun dari ranjangnya dan merengsek keluar, Dirly bahkan tidak mampu untuk menahannya.

"BERHENTI DI SANA LEE YOONHEE!" teriak Shaeron menghentikan adu dorong antara anak buah wanita tua itu dan juga anak buah Martinelli. "Kau bilang kau Nenekku kan?! Sejak kapan aku jadi cucumu?!" katanya yang sudah berdiri tepat di hadapan Yoonhee.

"Kau tidak ingat saat kau menyuruhku mencari cincinmu yang hilang di kolam padahal kau tau aku masih sangat kecil. Aku tidak bisa berenang dan kolam itu sangat dalam untukku" lirihnya yang membuat Lee Yoonhee tercekat.

"Kau mencoba membunuhku, Yang Terhormat Nyonya Lee Yoonhee. Kau ingin melenyapkan anak sial ini agar kau tidak dipermalukan oleh Klan Jeonju Lee yang selalu kau banggakan itu. Kau mencoba mengeyahkan aku yang sekarang kau sebut sebagai cucumu" kata Shaeron sambil menunjuk dadanya sendiri.

"Kau juga pernah menyuruhku mencari anjingmu yang hilang ke dalam hutan padahal hari sudah malam. Kau tega melakukannya kepadaku padahal aku selalu menganggapmu Nenekku. Walaupun kau banyak memukul dan memakiku, aku selalu berusaha menahannya karena kau Ibu dari Ayahku. Tapi apa kau mau menerimaku? Tidak! Melihatku saja kau enggan!"

"Aku dan Ibuku sudah menuruti apa yang kau mau. Kami sudah meninggalkan anak laki-lakimu! Kami sudah menderita bersama selama sepuluh tahun terakhir ini karena kau! Aku dikucilkan oleh teman-temanku karena fisikku yang menurun darimu! Apa menurutmu itu belum cukup untuk menyiksaku? Sampai kapan kau mau menyiksaku? Sampai mana lagi kau mau melukaiku dan Eomma?!"

"Setelah semuanya yang kau lakukan padaku dan Eomma, apa kau tidak malu menyebutku sebagai cucumu? Dan apa kau pikir aku masih mau menyebutmu sebagai Nenekku?!" katanya sambil menatap Yoonhee dalam.

"Tidak, Nyonya Lee Yoonhee" kata Shaeron tajam penuh penekanan.

"Bagiku, kau, Lee Yongjoo, dan semua orang yang berhubungan dengan Klan Jeonju Lee sudah mati. Kalian sudah tidak ada artinya di hidupku. Status bangsawan yang kau beri untukku, aku sangat membencinya. Jika bisa memilih, aku tidak ingin terlahir sebagai cucumu" katanya yang membuat tangan Yoonhee terangkat untuk menampar Shaeron namun kali ini gadis itu berhasil menahan tangan neneknya.

"Aku hanya akan mengucapkan ini satu kali, Nyonya Lee Yoonhee. Jadi dengarkan dengan baik karena aku tidak akan pernah mengulanginya lagi" katanya sambil mencengkram pergelangan tangan Lee Yoonhee erat-erat.

"Dengar Lee Yoonhee, jangan pernah sekali-kali kau mencoba memukulku lagi. Jangan pernah kau coba menyakiti Ibuku lagi karena aku sekarang sudah bisa membalasmu. Aku bukan lagi Lee Saeron kecil yang hanya akan diam saat kau pukul, hanya bisa menutup telinga saat kau maki, dan hanya bisa menurut saat kau sakiti"

"Sekarang aku sudah dewasa, aku sudah bisa melindungi Ibuku. Dan kuberi tau satu hal, kau menyakitiku, maka aku akan membalasnya dengan jauh lebih dasyat lagi. Kau menyakitiku selama sepuluh tahun terakhir ini, maka aku akan balas menyakitimu hingga kau mati" katanya sebelum menyentak tangan Lee Yoonhee hingga wanita tua itu tersentak jatuh ke belakang.

"Dan kau, Lee Yongjoo, terima kasih sudah menampakkan wajahmu" kata Shaeron yang kini sudah menghadap Appanya.

"Aku merindukanmu, terima kasih sudah mau datang ke ulang tahunku. Kau menepati janji untuk datang saat ulang tahunku. Tidak peduli itu yang ke-delapan atau yang ke tujuh-belas, terima kasih sudah mau kembali melihatku" katanya dengan senyum pedih dan mata yang berkaca-kaca.

"Meskipun kita sudah tidak bisa bersama lagi, kau harus tau bahwa aku selalu mencintaimu" katanya sebelum berlalu kembali masuk ke kamar rawatnya.

"아빠도 너를 사랑해, 이새론"

"Appado neoreul saranghae, Lee Saeron = Appa juga mencintaimu, Lee Saeron"

💙💙💙

What do you think about this part guys?

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote and comments ya.

See you soon.

Much love💚
Effe👰🏻
27 Agustus 2021🌱

My Ice Prince✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang