My Ice Prince - 11

5.7K 640 31
                                    

Selamat hari minggu semuanya

Apa kabar? Semoga kabar baik ya. Tetap sehat dan selalu jaga kesehatan ya

Happy reading

💚💚💚

Membuka pintu kamar Dirly, Shaeron hampir saja menonjok orang yang berdiri di depannya. Untung saja Shaeron menyadari jika orang itu adalah Dirly sehingga pukulannya tidak melayang ke wajah tampan laki-laki itu.

Menghela nafasnya dalam-dalam, Shaeron melotot tajam ke arah Dirly. "Lo ngapain di sini?! Hampir gue tonjok hidung lo" katanya yang tidak mendapatkan jawaban. Dirly malah berjalan begitu saja menuruni tangga.

"Oi lo budeg?! Gue ngomong sama lo!" teriak Shaeron menyusul langkah lebar Dirly. Saat menuruni tangga tiba-tiba keseimbangan Shaeron hilang, membuat tubuhnya oleng.

Menutup matanya rapat-rapat, Shaeron sudah menyiapkan punggungnya untuk menyentuh tangga. Mungkin dia harus menahan rasa sakit setelah ini. Namun saat sebuah tangan sudah menahan tubuhnya, Shaeron segera membuka matanya dan di sana sudah ada Dirly yang menatapnya dalam.

"Ceroboh!" katanya sangat dingin. Namun begitu laki-laki itu malah mengangkat tubuhnya ala bridal style menuruni tangga hingga mendudukkannya di sofa yang ada di ruang tamu.

"아파요 (Apayo = Sakit)" adu Shaeron saat sepatu boots putihnya yang memiliki panjang hingga lutut dilepas oleh Dirly. "너무 아파서 (Neomu apaseo = Sakit banget)" teriak Shaeron saat Dirly mulai memijat kakinya.

"Lo atlit kan? Tentu aja kayak gini bukan masalah besar" kesal Dirly sambil menatap tajam mata Shaeron yang juga menatapnya.

Shaeron meneguk ludahnya susah payah. Tentu saja kakinya sakit karena tergilir, namun tidak sesakit itu sampai ia mengadu. Shaeron hanya ingin mendapat perhatian Dirly yang sepertinya salah besar. Laki-laki itu malah terlihat tidak menyukai sikapnya yang manja.

"Udah nggak sakit" Shaeron pun menarik kakinya begitu saja saking kesalnya. Gadis itu segera bangkit dan akan berlalu namun karena kakinya yang basah oleh minyak tubuhnya kembali oleng.

Kembali Dirly menangkap tubuhnya dan mendudukkannya ke sofa. "Lo bisa diam sebentar?" katanya yang membuat Shaeron mengerucutkan bibirnya kesal.

Entah kenapa sikap Dirly kepadanya sangat berbeda dengan laki-laki itu memperlakukan Varsha?!

"Varsha adeknya, manis pula. Lo apaan? Jahanama!" kata batinnya yang membuat Shaeron kesal. Memanglah dia tidak sebaik dan selembut Varsha tapi dia juga mau diperlakukan selembut dan sepenuh cinta itu oleh Dirly.

Shaeron pun akhirnya diam. Bahkan saat serangan nyeri pun Shaeron menahannya dengan menggigit bibir bawahnya. Ia hanya menatap wajah tampan Dirly yang sedang fokus pada kakinya.

"Lo kenapa, Le?" suara itu membuat Shaeron mendongak dan menemukan Daxter yang sedang memakan es wawannya. Entah darimana laki-laki itu mendapatkan es jadul itu.

"Kepleset tadi. Taukan gue nggak bisa pakek high heels?!" katanya yang membuat tangan Dirly berhenti memijat kaki Shaeron. Dilihatnya gadis yang sedang duduk di depannya itu sedang tersenyum lebar ke arah adiknya.

"Lah kenapa juga lo pakai begituan? Biasanya nyeker aja sok pakai boots segala" kata Daxter yang membuatnya mendapat tabokan dari Shaeron.

"Mulutnya, Bang. Belum pernah aja gue selepet" balas Shaeron yang membuat Daxter terkekeh.

"Cium aja lebih en..."

"Bang Dax!" Daxter langsung ngacir begitu Dirly menyebut namanya dengan dingin. Jelas dia akan mendapat ceramah jika tidak segera kabur.

"Diam di sini! Tungguin gue balik" kata Dirly sebelum berlalu entah ke mana. Meninggalkan Shaeron yang mengerucutkan bibirnya.

Menggerakkan kakinya pelan, Shaeron merasa kakinya lebih baik setelah dipijat oleh Dirly. Hanya saja kesleo tidak akan membuat seorang Shaeron Lee menangis meraung-raung seperti gadis pada umumnya, dia sudah kembal dengan semua rasa sakit baik fisik maupun batin.

"Shaeron" panggilan itu membuat Shaeron menoleh dan ada Gamma di sana dengan seorang gadis cantik, Tiffany Sebina Aulia, ketua cheerleader SMA Taruna Bangsa.

"Kamu kenapa?" Sebina bertanya dengan lembut. Sosoknya tersohor di penjuru SMA sebagai gadis cantik dan manis yang baik hati, oleh karena itu banyak yang menyukai gadis itu.

Namun tidak dengan Shaeron. Shaeron tau gadis itu diam-diam pernah menyakiti Varsha dengan kalimat pedasnya karena Varsha menyukai Gamma. Sok polos dan baik hati adalah kata yang Shaeron berikan untuk gadis itu.

Shaeron bisa saja langsung menjambak rambut pirang Sebina, rambut hasil dari bleachingan itu hingga kepalanya botak. Namun tentu saja Varsha berhasil melarangnya, merayunya dengan air mata yang mengalir deras.

Bagaimana bisa Shaeron menolak keinginan Varsha yang manis itu?

"Nggak papa, Kak Seb. Cuma kegilir aja kok tadi" jawab Shaeron dengan senyum manis yang dibuat-buat.

Setiap melihat Sebina, tangan Shaeron sudah gatal untuk membuat paling tidak kepala gadis itu bocor. Ah atau hanya hidung Sebina saja yang bengkok Shaeron sudah merasa bahagia. Namun lagi-lagi dia harus menahan amarah demi Varsha.

"Udah diobati?" tanya Gamma terdengar khawatir yang diangguki oleh Shaeron dengan cepat.

"Kalian ke pesta aja, aku baik-baik aja kok. Sebentar lagi aku gabung" kata Shaeron yang diangguki oleh Sebina sehingga gadis itu segera menarik Gamma pergi menghampiri si pemilik acara.

Seketika senyum manis Shaeron hilang, digantikan dengan wajah sangar seakan ingin melahap musuhnya. Itulah yang membuat Sebina tidak berani menyakitinya meskipun Gamma menyukainya.

Berani mengganggunya sama saja mencari mati. Berani melabrak Shaeron paling tidak setelahnya akan mendapat lebam di pipi dan cakaran di beberapa tubuh.

Lalu siapa yang berani mengganggu calon ketua ekstrakulikuler taekwondo itu?

Shaeron kembali melembutkan wajahnya saat Dirly sudah datang membawa sebuah flat shoes berwarna putih. Sangat cantik namun benar-benar girly membuat Shaeron menghela nafasnya. Barang-barang manis seperti itu sangat tidak cocok untuk seorang Shaeron Amaris Lee.

"Kayaknya gue pakai boots aja deh. Nambah tinggi badan lah lumayan" kata Shaeron dengan cengiran lebarnya yang membuat Dirly menatapnya dengan tajam.

"Kaki lo masih sakit. Pakai flat shoes aja" kata Dirly kembali ke posisinya, berjongkok di depan Shaeron. Shaeron segera menarik kakinya, enggan menggunakan flat shoes yang akan dipakaikan oleh Dirly.

"Kalau nggak mau, lo bisa duduk di sini sampai pesta selesai" ancam Dirly yang membuat Shaeron mengerucutkan bibirnya kesal. Akhirnya Shaeron memberikan kakinya yang langsung membuat Dirly memasangkan flat shoes itu.

"Gue ngerasa kayak Cinderella dan lo pangerannya, Om" kata Shaeron hingga Dirly menatapnya dan menggelengkan kepalanya tak menyangka.

"Bocah! Sekolah yang bener!" katanya sebelum berlalu kembali ke pesta, membuat Shaeron kembali mengerucutkan bibirnya.

"Bang Dirly..." panggil Shaeron yang diacuhkan oleh Dirly.

Shaeron menyentuh bibirnya yang barusaja memanggil laki-laki itu dengan sebutan 'Abang'. Entah kenapa dadanya menghangat. Sosok itu tampaknya sudah membuat perasaan Shaeron yang beku menjadi meleleh.

Shaeron rasa dia menyukai laki-laki itu. Sosok bernama Dirly Nugraha.

💚💚💚

Gimana menurut kalian part ini? Do you like it or not?

Satu kata untuk Shaeron?

Satu kata untuk Dirly?

See you soon maybe

Much luv💚
이지우👰🏻
20 Desember 2020

My Ice Prince✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang