Happy reading semuanya.
💛💛💛
"Shaeron, kamu bilang aku adalah mimpimu" katanya setelah lama hening yang kembali berhasil membuat Shaeron menoleh menatapnya.
"Ya, kamu adalah mimpiku. Kenapa?"
"Bagaimana kalau kita menikah?" tanyanya yang membuat Shaeron menghela nafasnya dalam-dalam.
"Ini bukannya keputusan yang aku pikirkan dengan terlalu terburu-buru, Shaeron. Sejak awal, sejak aku mengakui kepada Tuhan jika aku mencintai kamu, aku sudah berpikir jika kelak aku akan menikahi kamu" katanya sambil menatap Shaeron dalam-dalam, ingin menunjukkan keseriusannya.
"Okay katakan aku memang takut kehilangan kamu, lalu apa salahnya dengan perasaan itu? Setiap orang yang mencintai pastinya merasa takut kehilangan" lanjutnya sebelum menggenggam tangan Shaeron erat-erat.
"Aku menyetujui kamu untuk kuliah sampai bekerja, Shaeron. Kamu bisa melakukan semuanya selayaknya remaja pada umumnya. Bedanya hanya kamu sudah berstatus sebagai istriku, hanya itu" kata Dirly yang berhasil menggoyahkan keputusan Shaeron.
"Kamu bisa janjikan kebebasan untuk aku?"
"Aku janji, tapi ingat batasan, Shaeron. Kamu istri aku" katanya cepat yang membuat Shaeron menghela nafasnya lagi dan lagi.
"Kita akan bicarakan itu sama Eomma, Appa, Mama, dan Papa dulu" putusnya yang membuat Dirly bersorak dalam hati.
"Aku mencin..."
"Berdua-duaan aja kalian di sini. Kita mau ke Pearl Harbor Aviation Museum, yuk" tiba-tiba saja Juliet muncul di antara mereka, memotong ucapan Dirly yang akan mengungkapkan kalimat cintanya.
Dengan riang gembira Shaeron bangkit dari duduknya dan berlalu bersama Juliet, meninggalkan Dirly yang hanya bisa menghela nafasnya karena acara berduaannya dan Shaeron harus terganggu.
Sepertinya nanti dia harus mengajak Shaeron liburan berdua saja supaya tidak ada yang mengganggu acara romantis mereka.
💛💛💛
Dua puluh menit setelah itu Shaeron, Dirly, dan rombongannya sudah sampai di Pearl Harbor Aviation Museum, yaitu museum penerbangan yang cukup terkenal di Hawaii. Museum itu banyak memperlihatkan berbagai jenis pesawat yang kebanyakan tentu saja berhubungan dengan serangan di Pearl Harbor dan juga Perang Dunia II.
"Wah, pesawatnya banyak banget. Kalau gini mah aku semangat belajar sejarah" Shaeron menatap sekelilingnya dengan takjub dan mata yang berbinar cerah.
Di sana banyak sekali pesawat, mulai dari pesawat yang nampak baru sampai pesawat yang sudah hampir hancur semuanya ada di sana. Seperti anak kecil, Shaeron nampak berlarian ke sana ke mari diikuti Dirly.
"Tau kan sejarahnya Pearl Harbor?!" Dirly bertanya saat mereka sedang melihat sebuah pesawat milik Amerika Serikat yang merupakan salah satu korban dari dasyatnya serangan Jepang di Pearl Harbor pada 1941 silam.
"Udah ya, Bang, ini tuh jalan-jalan, bukan karya wisata" Shaeron menjawab cepat tanpa menatap Dirly, laki-laki itu pun hanya bisa terkekeh mendengarnya.
"Jadi pengeboman di Pearl Harbor itu bisa dikatakan mendadak karena Amerika merasa mereka nggak ikut di dalam perang ini. Karena serangan Jepang ini, Amerika langsung turun masuk ke Perang Dunia II. Karena hal ini juga Amerika ikut dalam Perang Pasifik" Dirly menjelaskan yang langsung membuat Shaeron menutup telinganya.
"Aku tau kok tentang sejarah pengeboman di Pearl Harbor. Udah qatam sampai ke akar-akarnya aku tuh, jadi kamu nggak usah ya pakai jelas-jelasin begitu" kesalnya yang membuat Dirly kembali terkekeh.
"Oh ya?!" Shaeron menganggukkan kepalanya dengan yakin. "Kalau gitu coba sebutin siapa satu-satunya pelaut Jepang yang berhasil selamat saat penyerangan itu dan akhirnya ditangkap sama tentara Amerika" dan ya Shaeron langsung menyengir dengan lebarnya. Dirly menggeleng-gelengkan kepalanya sebelum melangkah untuk melihat pesawat-pesawat yang lain.
"Sakamaki Kazuo" kata Shaeron tiba-tiba yang membuat Dirly dan Raidon yang sedang berjalan bersama menoleh ke arahnya dengan kening yang mengerut tak paham.
"Satu-satunya pelaut Jepang yang berhasil selamat saat penyerangan di Pearl Harbor dan akhirnya ditangkap sama tentara Amerika Serikat namanya Sakamaki Kazuo" kata Shaeron bersemangat yang membuat Dirly kembali menggeleng-gelengkan kepalanya tak menyangka.
"Semua orang tau itu, Kak" kata Raidon yang membuat kening Shaeron mengerut.
"Aku baru diajarin sejarah Pearl Harbor waktu kelas sepuluh. Kok kamu udah tau?!" Shaeron menatap Raidon dengan terheran-heran.
"Di internet banyak, Kak. Nggak harus diketahui dari buku pelajaran" katanya dingin sebelum berlalu. Shaeron langsung mengerucutkan bibirnya kesal, Raidon itu kalau ngomong tidak ada lembut-lembutnya.
"Adek itu rasa ingin taunya besar, dia kalau mau tau sesuatu pasti akan dipelajari sampai ke akar-akarnya dan dia bisa mengingat itu sampai kapanpun. Nggak kayak kamu, malas belajar, sekalinya diajarin juga nggak nyaut" kata Dirly sebelum ikut berlalu.
Shaeron menatap kepergian Raidon dan Dirly dengan tatapan yang membara. Dua laki-laki itu rasanya ingin ia lenyapkan dari muka bumi ini. Mulutnya lemes banget kayak tempe mendoan.
Dari Pearl Harbor Aviation Museum, mereka bergeser ke Pearl Harbor National Memorial yang letaknya berdekatan. Bangunan berbentuk persegi panjang berwarna putih itu terlihat sangat indah dan berdiri gagah di atas air. Tidak ada apapun di dalam sana, namun mengunjungi tempat itu nyatanya menjadi salah satu keharusan untuk wisatawan seperti mereka.
"Habis ini kita ke mana, Kak?" tanya Shaeron kepada Juliet saat mereka sudah keluar dari Pearl Harbor National Memorial.
"Sekarang kita akan ke Kaupoa Beach" kata Juliet yang membuat kening Shaeron mengerut.
Kenapa nama-nama tepat di sini sangat sulit sekali untuk ia lafalkan dan ingat?!
💛💛💛
See you soon.
Much love💚
Jiwoo Lee👰🏻♀️
31 Oktober 2021🌱
(HAPPY HALLOWEEN🎃)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Prince✔
RomanceMy Ice Prince *** Dirly Areza Nugraha, laki-laki 25 tahun yang merupakan anak sulung dari pasangan Revano Ilyasa Nugraha dan Arini Aida Utama. Muda, tampan, cerdas, berwibawa, dan kaya membuatnya digandrungi banyak wanita. Namun begitu, seperti Papa...