Hi, guys, long time no see, hehehe... So, aku kembali lagi dengan kehidupan ShaeLy After Married. Hope you guys like this part.
Happy reading #ShaeLySquad semua.
💚💚💚
Shaeron menatap dalam Dirly yang sedang berdiri di sisi kolam renang dengan ponsel yang menempel di telinga kanannya. Dari yang Shaeron dengar, laki-laki itu sedang menyuruh seseorang untuk menangkap Anatari.
"Papa," panggil Shaeron sesaat setelah Dirly mematikan sambungan teleponnya. "Kamu mau apain Anatari?" tanya Shaeron setelah Dirly membalik badan menghadap ke arahnya.
"Aku nyuruh polisi untuk menangkap Tari."
"Dengan alasan?"
"Karena dia selalu berusaha untuk menyakiti kamu dan Abang."
"Apa? Menyakiti apa?"
"Pertama, saat pertama kali kita pindah ke rumah itu, kamu bilang kalau Abang sempat menghilang. Ternyata Abang lagi sama Daxter, Jovanka, dan quadruplets. Apa kamu ingat?" tanya Dirly yang dijawab anggukan oleh Shaeron.
"Sebenarnya saat itu Tari benar-benar mencoba untuk menculik Abang. Dia mengambil Abang dari pengasuhnya. Untung aja saat itu Jovanka dan Daxter lihat Abang sama perempuan asing, jadi mereka mengambil Abang dari Tari." lanjutnya yang membuat Shaeron menutup mulut karena terkejut.
"Kenapa kamu nggak kasih tahu aku?"
"Karena aku pikir itu hanya salah paham. Kamu mengenal Anatari sebagai wanita yang baik, kamu sering cerita kalau dia teman yang pengertian. Oleh karena itu, aku diam, Shaeron. Aku lebih percaya dengan penilaian kamu kepada dia,"
"Sampai aku melihat dengan kedua mataku sendiri kalau dia mencoba memasukkan racun ke dalam makanan yang mau kamu makan. Saat itu kamu lagi ke kamar mandi setelah senam sore, kamu ninggalin makanan kamu di taman. Menurut kamu aku harus gimana?! Aku tahu dia jahat, tapi di sisi lain kamu percaya sama dia." Gerutu Dirly.
"Pa, kalau kamu bilang, aku pasti akan jauh lebih percaya sama kamu. Kamu suami aku, sedangkan dia cuma orang asing. Aku pasti jauh lebih percaya sama omongan kamu." kesal Shaeron. Merasa bodoh karena selama ini terlalu mempercayai Anatari.
"Aku mau kasih tahu kamu, tapi aku belum punya waktu yang tepat, Sayang," kata Dirly terlihat penuh penyesalan.
"Setelah itu, Anatari kembali mencoba untuk menculik Abang. Untung aja saat itu aku udah memperkerjakan Pak Ghani, dia langsung ambil Abang dari Tari karena tahu dia punya niat buruk ke Abang. Itu juga alasan aku mecat Mbak Lita, dia nggak becus jaga Abang sampai dua kali hampir diculik sama Tari."
Shaeron menunduk dalam-dalam penuh kekecewaan, ia merasa sangat ceroboh sebagai seorang Ibu. Bagaimana bisa sampai dua kali putranya akan diculik oleh Anatari, wanita yang sering sekali bermain ke rumahnya, namun dia sama sekali tidak mengetahuinya?!
"Kenapa kamu nggak bilang, Pa?!" tanya Shaeron lirih tanpa tenaga. Dirly pun segera menarik sang istri ke dalam pelukannya.
"Lagi-lagi aku nggak menemukan waktu yang tepat, Sayang. Paginya aku pergi ke rumah sakit, pulangnya juga malam banget. Aku nggak mau obrolan kita diisi dengan hal-hal seperti itu, aku lebih suka mendengar kamu cerita tentang perkembangan Bang Sammy," kata Dirly.
"Oleh karena itu, aku mempekerjakan banyak orang di rumah kita. Sebenarnya mereka adalah bodyguard, anak buah Spencer yang sengaja menyamar sebagai ART dan tukang kebun. Aku masih mau mengumpulkan banyak bukti untuk memasukkan Anatari ke penjara," tambah Dirly sebelum menangkup wajah Shaeron.
"Aku bisa baca pikiran kamu, kamu pasti lagi merasa kalau kamu itu Ibu yang bodoh, kan?!" kata Dirly yang diangguki oleh Shaeron. Istrinya itu mulai menangis sesegukan dengan tidak anggunnya.
"Sayang, kamu adalah Ibu yang terbaik untuk anak-anak kita, jangan pernah ragukan itu. Tapi sebagai seorang suami dan Ayah, aku juga punya kewajiban untuk melindungi kamu dan anak-anak kita. Aku harus menjauhkan orang-orang seperti Anatari dari kehidupan kita, oleh karena itu, aku nggak kasih tahu kamu. Aku butuh banyak bukti untuk menjebloskan dia ke penjara."
Shaeron langsung memeluk Dirly dan menangis di dada suaminya itu. Dirly pun hanya bisa menunggu hingga Shaeron merasa tenang. Shaeron jarang menangis, sehingga melihat Shaeron menangis seperti ini, Dirly akan membiarkannya, agar Shaeron merasa lega dan semua bebannya terangkat.
"Ale... Loh, Shaeron kenapa, Bang?" Arini yang sedang menggendong Samudera yang menangis langsung bertanya khawatir.
"Nggak papa, Ma, cuma lagi pengen nangis aja." kata Shaeron sambil menyusut ingusnya dengan kemeja yang sedang Dirly gunakan. Hal itu tentu saja membuat Dirly berdecak kesal, sekali jorok ya akan selamanya jorok istrinya itu.
"Ini Bang Sammy nangis minta susu, kayaknya lagi haus banget deh." kata Arini yang diangguki oleh Shaeron. Dengan segera wanita itu mengambil sang putra lalu berpamitan untuk pergi ke kamar Dirly.
"Ale kenapa, Bang? Nggak mungkin kalau dia cuma lagi pengen nangis. Pertama, kalian tiba-tiba pulang ke rumah di tengah malam begini. Kedua, kalian ke sini nggak ada persiapan apa-apa. Ketiga, tadi Ale nangis-nangis gitu, bukan Ale banget." cerocos Arini yang membuat Dirly tersenyum.
"Ada masalah sedikit di rumah, jadi Shaeron agak syok gitu, Ma. Tapi Mama nggak perlu khawatir, Dirly sudah bisa mengatasi semuanya." kata Dirly yang dibalas Arini dengan helaan nafas.
"Bang Dirly, kamu tahu kan kalau selamanya kamu itu tetap anak Mama?! Selamanya kamu akan tetap menjadi malaikat kecil Mama sebesar apapun kamu sekarang. Kamu anugerah pertama untuk Mama setelah Kak Angel nggak ada, kamu bahagia pertama Mama, Nak," kata Arini yang membuat Dirly terdiam.
"Meskipun sekarang kamu sudah dewasa, sudah menikah, sudah punya anak, kamu tetap bisa membagi semuanya dengan Mama ataupun Papa. Mama tahu nggak baik mengumbar masalah rumah tangga ke orang lain, sekalipun itu orang tua. Tapi Mama cuma mau kamu berbagi, Bang, supaya beban di pundak kamu nggak terlalu berat untuk kamu tanggung sendiri."
Dirly mengangguk sebelum memeluk sang Mama dengan erat. "Abang baik-baik aja, Ma, begitu juga dengan Shaeron dan Samudera. Nggak ada masalah besar di keluarga kecil aku dan Shaeron. Aku bukannya nggak mau berbagi sama Mama atau Papa, tapi memang nggak ada yang lagi aku pikirin untuk sekarang ini," kata Dirly lembut.
"Sejak Shaeron dan Bang Sammy ada, rasanya hidupku hanya dipenuhi bahagia. Mama nggak perlu khawatir, Shaeron berhasil menjaga anugerah pertama Mama ini dengan baik. Dan Mama juga harus yakin kalau Shaeron juga akan berhasil merawat dan membimbing anugerah pertama kami, Samudera Nugraha."
Mata Arini berkaca-kaca karena menahan haru dan bahagia di dadanya. Dengan lembut wanita setengah baya itu mengusap bagian belakang kepala sang putra lalu mengecup puncak kepala Dirly dengan penuh kasih.
"Aku sangat bersyukur karena istri aku adalah seorang Shaeron Nugraha, Ma."
💚💚💚
Sayang banget nggak sih sama Mama Arini?! Huhuhu...
Masih agak nyesek ya ingat kisahnya dia sama Bapak Revano. Apalagi kalau ingat Angel, beuh... nyesek banget ya Bunda.
By the way satu kata untuk part ini?
Jangan lupa untuk vote and comments ya semua.
See you soon.
Much love💚
Effe👰🏻♀️
22 Januari 2023🌱
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Prince✔
RomanceMy Ice Prince *** Dirly Areza Nugraha, laki-laki 25 tahun yang merupakan anak sulung dari pasangan Revano Ilyasa Nugraha dan Arini Aida Utama. Muda, tampan, cerdas, berwibawa, dan kaya membuatnya digandrungi banyak wanita. Namun begitu, seperti Papa...