Sebelum pada nanya, nih tante kasih tau nama aslinya dia tyson ballou 😄
Nina POV
"Mbak Nina" Dewi, penata rias yang sudah lima tahun bekerja di sini lebih dulu dariku memanggil.
Perempuan ini langsung akrab denganku, mungkin karena hanya kami berdua yang menjadi penata rias di sini.
"Ya" Sahutku tanpa menoleh karena fokus sedang memberikan touch up terakhir dari model yang sedang aku pegang.
"Semalam pulang jam berapa? Mbak Nin kayanya pulang paling belakangan ya?"
"Done" Kataku pada model pria latin yang sudah selesai aku rias.
"Gratias tibi ago, care" Ucap model itu sambil mengedipkan sebelah mata lalu berdiri dari duduknya, berjalan keluar dari ruang rias menuju ruang pemotretan.
Aku merapikan peralatan yang ada di atas meja, malas mau membahas kejadian semalam, karena kelamaan mencari handphone milik manusia pelupa itu aku jadi tidak menikmati makan cumi tepung goreng karena sudah dingin.
Ibu menyuruhku untuk memanaskan kembali cuminya, ya mana enak, lagian perut udah lapar disuruh ngegoreng ulang.
Yang ada semalam aku hanya makan beberapa suap aja.
"Mbak Nin" Panggilnya lagi.
"Hmm..." Sahutku malas.
"Pulang jam berapa?" Ulangnya lagi.
"Gue gak mau jawab Dew, males, bikin kesel" Kataku sambil menepuk-nepuk ujung kuas lalu meletakkan ke atas rak.
Tinggal kami berdua saja di ruang rias ini, waktu sudah hampir menunjukkan pukul dua siang, jam segini memang waktu senggangnya bagi kami tetapi waktu sibuknya di bagian pemotretan.
"Ya udah biar gak bikin kesel gue ganti pertanyaan ya" Dewi menyeruput es kopinya.
Mendadak perasaanku jadi gak enak.
"Elu kenal sama Memes gak mbak?" Tanyanya dengan cengiran lebar.
"Memes? Yang penyanyi itu?" Tanyaku lalu menyenderkan punggung.
Aku mengamati Dewi, kalau di lihat dari cengiran yang menghiasi wajahnya, sepertinya dia bukan menanyakan nama dari salah satu penyanyi lawas.
"Bukan mbak, bukan yang penyanyi, tapi Memes temennya Kontos" Dewi terkikik sambil menutup mulutnya.
Aku terdiam, bukan karena sedang berpikir apa itu Memes apa itu Kontos.
Benar saja dugaanku, Dewi ini kalau ngomong pasti ujung-ujungnya membicarakan organ reproduksi manusia.Sebulan bekerja di sini, telingaku sudah kebal mendengar cerita-cerita mesum yang mengalir lancar dari mulutnya.
Entah mengidam apa ibunya Dewi waktu dulu mengandung dia sehingga otak anaknya sekarang selalu di penuhi hal-hal berbau mesum.
"Kok mbak Nin gak ketawa sih?" Tanyanya kecewa.
"Gak lucu" Sahutku cepat lalu menyeruput es kopi pemberian dari salah satu model yang hari ini ada jadwal pemotretan.
"Ahh mbak hari ini gak seru ah, dari pagi diem aja, lagi gak enak badan apa gak semangat karena gak dapat ciuman pas semalam mas Anwar jemb*t?"
Dewi menyebut nama pacarku dengan mengerling genit.
Kepalaku menggeleng pelan mendengar perkataannya barusan, kalau gak nyebutin alat kelamin manusia ya obrolannya sekitar ciuman dan sejenisnya.Dan coba tadi apa yang dia sebut di akhir kalimatnya.
"Jemput Dew, jem.put" Ucapku meralat perkataannya yang selalu salah mengucapkan kata tersebut.
Entah dia sengaja atau memang lidahnya Dewi memang satu server dengan otaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelupa
HumorWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 6/3/21 - 31/7/21