penampakan si model iklan pintu 🤭
Adam POV
"Nina mana?" Tanyaku pada perempuan rekan kerja Nina di ruang rias.
Aku lupa lagi dengan namanya.
Perempuan itu tampak terkejut karena kedatanganku yang tiba-tiba dan langsung bertanya keberadaan Nina.
Sejak aku menemukan Nina di ruang kerja Toni aku menunggunya di ruang ganti, tetapi sampai waktu menunjukkan pukul lima sore dia tidak kunjung datang.
Apa Nina lupa aku menunggunya ya?
"Udah pulang om, barusan aja" Jawabnya sambil melongok ke arah pintu.
"Memangnya gak papasan?" Perempuan itu kembali membuka suara.
"Nggak" Jawabku dengan kepala menggeleng.
"Aneh banget bisa gak papasan" Gumamnya pelan.
"Eh iya, om liat deh, saya sampe bikin ini nih" Perempuan itu berdiri lalu menunjukkan sebuah name tag yang tergantung di lehernya.
Karena harus mengejar Nina, aku tidak memperhatikan name tag yang dia tunjukkan padaku.
"Sori, saya mau kejar Nina dulu" Ucapku cepat lalu melangkah keluar ruangan dan menuruni tangga dengan melewati dua anak tangga sekaligus, turun lewat tangga lebih cepat dari pada aku harus menunggu lift lagi untuk turun ke lobi.
Kok tumben Nina pulang jam segini? Pemotretan memang sudah tidak ada lagi, tetapi biasanya Nina pulang jam enam, kenapa sekarang dia pulang lebih awal?
Aku melihat sosoknya yang baru saja keluar dari pintu lobi ketika aku sampai di lantai dasar dengan nafas sedikit terengah-engah.
Karena tidak ingin meneriaki namanya yang pasti akan menimbulkan kehebohan di keramaian lobi pada jam pulang, aku memutuskan berlari mengejarnya.
Mataku memicing melihat Nina berdiri berhadapan dengan seorang pria dekat mobil di parkiran.
Aku mengingat pria itu adalah kekasih Nina yang pernah datang menjemputnya.
Mereka kembali berpacaran? Pikirku bingung dengan melangkah lebih pelan.
"Gue udah bilang Nwar, kita udah putus, gue gak mau balikan lagi" Suara Nina terdengar kesal.
"Elu kenapa sih kaya gini Nin? Gue sengaja gak nemuin dan gak nelponin elu buat ngasih waktu untuk berpikir, tapi kenapa elu masih keras kepala untuk putus?" Pria itu meraih pergelangan tangan Nina dan menarik tubuh Nina secara paksa.
"Lepasin gak! Gue gak mau berhubungan lagi sama orang sakit kaya elu Nwar!"
"Apa lu bilang? Gue sakit?" Pria itu berhenti menyeret Nina dan membenturkan tubuh Nina ke badan mobil di belakangnya.
Nina terlihat meringis kesakitan.
"Apa namanya kalau bukan sakit? Elu terlalu over protective, terlalu possessive, dan terlalu cemburuan, elu gak percaya gue selama ini kerja dan nuduh gue yang nggak-nggak" Nina mendongak dengan menatap tajam ke arah pria yang posisi tubuhnya nyaris berdempetan dengan Nina.
"Gimana gak cemburu kalau elu selalu pulang malam dan ternyata selingkuhin gue secara diam-diam sama model pria bule itu?"
Model pria bule itu? Dia membicarakan siapa?
"Gue gak nyangka kalau ternyata elu itu perempuan murahan yang biasa mandi di apartemen pria lain dan mungkin sering bermalam"
Ohh iya, sepertinya dia sedang membicarakan aku, aku baru ingat pernah berkata demikian ketika dia menjemput Nina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelupa
HumorWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 6/3/21 - 31/7/21