Gpp dekap tubuh ciwi lain asal ga dekap hati ciwi lain ya om 🤭😆
Nina POV
"Gini nih pemandangan yang bikin sesak dada"
Aku menoleh ke arah samping di mana Dewi yang baru muncul di ruang pemotretan.
"Gimana kalo pacarnya om Adam liat begini ya? Gila, sengerti-ngertinya profesi pacar, gue sih gak mau liat pacar sendiri meluk perempuan lain" Lanjut Dewi dengan tangan mengusap-usap dadanya dengan gerakan dramatisir.
Aku hanya memandang ke depan, tepatnya ke arah Adam yang sedang mendekap model perempuan asing dengan posisi berbaring.
Si model perempuan hanya memakai kemeja tanpa bawahan, Adam memeluk pinggul model itu, mereka tampak serasi.
Tanganku ikutan mengusap-usap dada seperti Dewi, kenapa jadi ikutan sesak ya?
"Kenapa sih musti ada konsep pemotretan kaya begini? Ini kan bulan puasa, gak hormatin orang yang puasa banget pose nya" Dewi masih aja mengutarakan isi hatinya.
"Elu kenapa deh mbak ikutan ngusep-ngusep dada?" Dewi mengambil tanganku.
"Sesak, mudah-mudahan bukan corona" Jawabku asal tanpa berpikir.
"Hahaha kocak, mbak balik ke ruangan yuk, emang harus ya elu di sini mentang-mentang sekarang udah jadi asistennya om Adam?"
Aku menghela nafas panjang.
Sejak Adam sakit, keesokan harinya aku memang menyetujui untuk menjadi asisten pribadinya, tetapi hanya untuk sementara waktu sampai Adam mendapatkan asisten pengganti."Adam suka nyariin gue Dew, elu balik aja deh ke ruangan, takut nanti ada model yang datang" Kataku sambil mendorong pundaknya pelan.
"Ck, gue pengen di sini dulu sih, gak enak sendirian di ruangan, lagian jam segini kayanya udah gak ada model lagi yang di rias" Dewi bergeming walaupun aku mendorong tubuhnya.
"Om Adam kenapa gak pacaran sama Angela itu ya? Cocok banget mereka bedua, sama-sama tinggi"
"Kalo om Adam pacaran sama gue, yang ada gue di sangka pembantunya eh, pembantu sama gak sih dengan asisten" Dewi menatapku dengan ringisan di wajahnya.
Aku hanya mengedik lemas.
"Elu kenapa sih mbak? Sejak jadi asistennya om Adam lebih keliatan lemah letih lesu, kaya kurang darah kurang asupan gizi, padahal kan vitamin selalu ada di sisi, masa om Adam gak bikin mbak Nit semangat sih"
Lagi-lagi aku menghela nafas panjang.
Aku kurang tidur, cuma itu.
Hal ini di sebabkan karena terkadang Adam menelponku dini hari hanya untuk bertanya apakah besok ada jadwal pemotretan atau tidak, padahal setiap jam tujuh malam aku selalu mengirimkan pesan jadwal harian padanya.
Percuma saja aku mengirimkan pesan kalau dia menelponku dini hari.
Ngeganggu orang beristirahat. Ngeganggu mimpi orang.
Ngeganggu ketenangan orang.Dan aku tipe orang yang tidak bisa melanjutkan tidur kembali apabila mata sudah terlanjur terbuka.
Yang lebih melelahkan lagi, keesokan harinya Adam menelpon, memintaku untuk datang ke apartemennya agar aku dapat pergi ke kantor bersamanya.
Gak efisien banget kan? Kenapa gak dia aja yang jemput aku coba? Dia kan bawa mobil. Kenapa harus perempuan yang mendatangi laki-laki, walaupun aku dan Adam kenyataannya adalah hanya atasan dan bawahan.
Aku menoleh ke samping, jangan sampai Dewi mendengar kata 'atasan' dan 'bawahan' karena artinya akan berbeda baginya.
Dan tumben sekali mulut Dewi belakangan ini tidak pernah mengeluarkan kata-kata mesum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelupa
HumorWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 6/3/21 - 31/7/21