Pantesan muka nina merah gitu, pasti krn liat seperti yg di omongin dedew, klo tante blg mah itu bukan bulu2 akar kontos dew, tapi bulu2 akar udel 🤣😂
Adam POV
Nina tidak kembali lagi ke ruang pemotretan sampai kami selesai.
Kursi yang tadi dia tempati hanya terisi oleh rekan kerjanya saja.
Sedari tadi pandangan mata perempuan itu tidak lepas melihat ke arahku.
"Nina kemana?" Tanyaku begitu sampai di depannya.
Matanya mengerjap dua kali, dia tersenyum lebar mendongak menatap wajahku lalu melihat ke arah bawah lagi.
Aku mengambil kaus yang berada di lengan sofa lalu memakainya cepat.
"Mbak Nina tadi bilangnya ke pantry gak tau ngapain malah gak balik-balik"
Perempuan itu berdiri lalu meraih koper milik Nina."Om mau kemana?" Tanyanya karena melihatku hendak melangkah.
"Balik ke ruang ganti, pemotretannya kan udah kelar" Jawabku berjalan di depannya.
Mataku mencari-cari sosok Nina begitu aku keluar dari ruang pemotretan. Mungkin saja dia sedang berjalan melintas dari lorong ke lorong.
"Om, di elap dulu muka sama lehernya"
Aku menoleh ke samping, ternyata perempuan rekan kerja Nina itu malah mengikutiku dan memberikan handuk kecil.
"Nina mana? Saya mau bersihin make-up" Kataku dengan masih melangkah menuju pantry.
"Tadi om bilang katanya mau ke ruang ganti, ini makanya saya langsung kasih handuk basah buat ilangin make-upnya" Kata perempuan itu.
"Memang saya bilang begitu?" Tanyaku tanpa menoleh ke arahnya dan tidak langsung mengambil sodoran handuk yang dia berikan.
"Gak, om gak bilang gitu" Suaranya terdengar samar.
"Nina" Panggilku setelah aku membuka pintu pantry.
Pandangan mataku mengedar ke ruang pantry yang kosong, Nina tidak ada di dalam.
Aku memutar tubuh dengan cepat dan nyaris menubruk rekan kerja Nina yang berdiri di belakangku.
"Yahh, gak jadi tabrakan" Ucapnya dengan wajah kecewa melihat tubuhku yang bergeming tepat di depannya dan hanya menyisakan beberapa inci saja.
"Nina kemana ya?" Gumamku tanpa memperdulikan perempuan yang kembali mengikuti langkahku.
Aku menuruni tangga dengan langkah cepat menuju ruang rias.
Pintunya terbuka, aku tersenyum ketika melihat sosok Nina yang duduk di meja rias dengan wajah menunduk fokus ke layar handphone.
Wajahnya terlihat kaget ketika menyadari keberadaanku yang menghampirinya.
Punggungnya menegak, Nina meletakkan handphone di atas meja rias lalu mengikat rambut panjangnya membentuk gelungan tinggi, aku melihat tangannya menepuk wajahnya berkali-kali sambil melangkah ke arah sofa.
"Bersihin make-up saya" Kataku setelah duduk di kursi yang tadi dia tempati.
"Sama Dewi aja, gue mau bersihin alat-alat make-up"
Aku melihat pantulan dirinya dari kaca, sepertinya dia sedang menghindariku.
"Dia gak mau gue yang bersihin mbak, maunya sama elu, nih handuk basah yang gue kasih ke dia aja di anggurin"
"Bersihin make-up saya, saya mau makan, lapar" Pintaku dengan memutar kursi ke arahnya.
"Ya kalo mau makan, makan aja, ribet bener" Suara Nina terdengar ketus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelupa
HumorWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 6/3/21 - 31/7/21