44. di rokok

9.1K 780 185
                                    

Bentar2 om adam, klo natap cem begini apalagi sambil buka baju, tante boleh mikir2 dulu ga nih? 😆
Tante tuh ga bisa digoda beginiiii 🤧

Nina POV

"Jadi bijimana mbak? Bener semua kan apa yang sering gue omongin ke elu?" Dewi menyenggol lenganku yang sedang merias model perempuan.

Kami berdua masing-masing sedang merias model dan Dewi si perempuan bermulut mesum ini dari sejak hari pertama aku masuk kerja entah sudah berapa ratus kali bertanya hal yang sama.

"Udah gue bilang ya Dew, gak boleh ceritain masalah ranjang sama orang lain"

"Kan gue bukan orang lain mbak, gue temen kerja elu"

"Siapa pun itu, kita gak boleh cerita, apalagi ceritain secara detail, rasanya gimana, posenya gimana, pokoknya gak boleh"

"Pelit informasi bener sih mbak, gue gak butuh denger cerita secara detail secara elu tau sendiri kondisi memes gue bijimana"

"Elu cuma nyebut pose semisal gaya guguk aja ini otak langsung mikir gue nungging di tancep kontos dari belakang sama pria yang mukanya masih samar"

"Nah cuman begitu doang batin dan memes gue udah terpuaskan mbak"

"Dewi!!!" Panggilku dengan mata melotot.

"Apa?" Tanyanya dengan wajah polos, bisa-bisanya Dewi berkata demikian di depan dua model yang sedang kami tangani.

"Bilangnya ngomong mesum sama gue doang" Mataku masih saja melotot padanya.

"Ya emang cuma sama elu doang, mereka bedua gak ngerti bahasa, udah gitu gak mungkin juga gue nanya-nanya ke elu pake bahasa mereka"

"Secara bahasanya mereka kaya mau ngeluarin reak dari tenggorokan" Lanjut Dewi lagi.

"Tetep aja Dew, kali aja mereka ngerti elu ngomong apa, udeh deh, gak usah nanya-nanya gue masalah begituan" Sungutku, aku sengaja bersikap seperti ini agar Dewi berhenti bertanya soal malam pertamaku.

Malam pertama penuh gairah, keringat, cairan dan desahan erotis, aww... aww... membayangkannya saja bikin memesku berkedut-kedut minta di charger kontos.

Mataku melirik Dewi, takut ketahuan juga karena memesku ini kondisinya tidak jauh berbeda dengan kepunyaannya, hanya membayangkan kontos berurat milik Adam yang mengacung di depanku, bisa membuat memesku banjir bandang berkali-kali.

Aku berdeham agar gambaran kontos Adam menghilang dari benak, lalu fokus merias model yang hampir selesai.

"Berapa pose mbak? Itu aja, gak usah bilang posenya apaan aja" Dewi masih saja berusaha.

"Nggak!" Jawabku cepat.

Aku tidak akan membagikan kisah malam pertamaku ini pada orang lain terlebih lagi berbagi cerita pada Dewi yang otak mesumnya sudah tidak tertolong itu.

"Pasti udah ngelakuin gaya guguk, kan? Gue bisa langsung bayangin di tancep kontos dari belakang sama pria yang mukanya masih samar" Mata Dewi menerawang dengan kepala mendongak ke atas.

Sepertinya Dewi sangat mendambakan pose itu karena dia sudah dua kali menyinggungnya.

Dia bisa bilang kalau objek pria yang menancapkan kontosnya pada memesnya dengan gaya doggy style itu berwajah samar, siapa yang tahu? Tidak tahunya Dewi memakai Adam sebagai objek mesumnya.

Minta di hajar pake teflon kepalanya biar otaknya tidak lagi berpikiram mesum.

"Hehehe... hehe..." Dewi terkekeh dengan wajah aneh. Mungkin kalau mengamati wajahnya dari dekat, aku bisa melihat air liur menetes dari sudut bibirnya.

PelupaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang