Maaf ya dew, om adam nya udah masup kolam renang, jadi ga kliatan kolor merahnya, tapi tenang dew, kolor putih masih tante keep (krn kolor putih pesonanya luar binasa) #spoiler 🤭😆
Nina POV
"Bang Toniii..." Panggilku pelan ketika memasuki unit apartemen Adam untuk kedua kalinya dalam waktu rentang baru sehari ini.
"Bang Toni mana?" Tanyaku pada Adam ketika melihatnya berbaring di sofa ruang TV.
"Pulang, tadi katanya di kantor ada meeting mendadak" Jawab Adam tanpa bangkit dari tidurnya.
Aku melangkah menghampirinya ragu, serem juga berduaan dengan pria asing di apartemen miliknya.
"Nih air mineralnya, gue pulang dulu kalo gitu" Kataku sembari meletakkan tas belanja berisikan air mineral yang aku beli di mart terdekat.
"Kamu di sini aja" Adam meraih telapak tanganku dan menggenggamnya erat.
"Ih apaan sih" Aku menghentakkan tangannya karena kaget.
Adam bergerak memposisikan tubuhnya duduk.
Pria pelupa itu kini sudah mengenakan kaus oblong lengan pendek.
"Lepasin" Pintaku dengan menatapnya tajam.
"Saya lepasin, tapi kamu di sini aja ya temenin saya" Adam balas menatapku dengan tatapan memelas. Matanya tampak sayu.
"Ngapain temenin elu? Sekarang udah hampir jam pulang kantor, gue mending balik sekarang" Sahutku sambil berusaha mencoba melepaskan tangannya yang masih melekat di telapak tanganku.
"Saya gak suka kalo sakit sendirian" Adam menarikku duduk di sampingnya, tenaganya kuat juga untuk itungan orang yang sedang sakit.
Karena kaget dan tidak ada persiapan lenganku bertubrukan dengan lengannya.Tiba-tiba tubuh Adam merosot lalu menyenderkan kepalanya di pundakku.
"Badan saya masih panas, gak bisa ngapa-ngapain" Suara yang keluar dari mulutnya terdengar lirih.
Tubuhku sedari tadi tegang, tangan kami memang sudah tidak tertautan, Adam meraih tanganku lalu menempelkan ke kening dan relung lehernya.
Aku berjengit karena merasakan suhu tubuh Adam yang masih panas.
"Elu ke rumah sakit deh, dari pada di sini, biar di infus, jangan-jangan elu gak makan dua hari ya?" Tanyaku sedikit cemas.
"Gak mau ke rumah sakit, di sini aja, ada Nina, saya senang"
Alisku bertaut mendengar Adam menyebutkan nama 'Nina', Nina siapa yang sekarang dia bicarakan?
Nina, gue? Atau Nina anjing bibinya yang udah mati?
Ini orang ngigau kali ya karena badannya kelewat panas?
"Minum dulu deh, tadi katanya haus" Jari tengah dan jari telunjukku menahan keningnya agar kepala pria itu tidak menyender padaku.
"Jangan pergi, temenin saya" Kedua tangan Adam malah meraih merangkul pinggangku.
Ya ampun ini orang ngapain coba??? Aku panik melihat kelakuannya.
"Ini gue mau ngambil air buat elu bambanggg" Kataku kesal dengan tangan memukul-mukul lengannya yang membelit pinggangku erat.
"Bambang siapa? Kamu ke sini ngajak orang lain?" Tanyanya dengan mata terpejam nafasnya tampak terengah-engah.
Aku menghela nafas panjang lewat mulut.
"Nina gak boleh pergi, saya butuh Nina di samping saya, suruh Bambang pulang" Lanjutnya lagi dengan kedua tangan semakin erat memelukku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelupa
فكاهةWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 6/3/21 - 31/7/21