Aihhh
Udah tante numpang ngomong aihh aja 😂😅Nina POV
"Hari ini konsep pemotretannya 'teaser', gue yang liatin aja udah kegoda duluan, gimana kalo gue yang jadi partner photoshootnya om Adam ya?"
"Yang ada tiap semenit ijin ke toilet buat ngelap memes gue yang banjir"
"Wkwkwk"
Kepalaku menggeleng pelan membaca ketikan pesan dari Dewi, perempuan itu tidak lupa mengirimkan hasil jepretannya.
"Lu liat punggungnya om Adam gak mbak? Itu ya yang di bilang punggung seksi?"
"Kalo gue bilang mah punggungnya kaya pisang goreng kipas, bener gak mbak?"
Dewi membubuhkan emoticon tertawa setelahnya.
"Gila ih, bikin nafsu birahi gue tergugah banget liat punggungnya, memes elu jadi berdesir-desir gak sih mbak liatnya?"
Aku hanya membaca ketikan Dewi yang masuk tanpa henti.
"Mbak Nin, bales dong pesan gue jangan cuma dibaca, emangnya gue koran"
Sudah menginjak hari ketiga aku berada di rumah, bang Toni sepertinya belum menyadari aku yang berhenti bekerja.
Aku memang memutuskan untuk beristirahat dulu, tawaran kerja banyak aku terima begitu teman-temanku tahu kalau aku tidak lagi bekerja di perusahaan bang Toni.
Dan selama tiga hari ini Dewi selalu aktif mengirimkan photo-photo Adam melakukan pemotretan bersama model-model perempuan.
Entah apa maksudnya Dewi mengirimkan photo-photo tersebut, kalau yang aku tangkap Dewi sepertinya kesepian aku tidak lagi bekerja dengannya.
"Gabut lu Dew" Balasku.
"Yeee... yang gabut siapa? Gue lagi istirahat nih, sampe gue lewatin jam makan siang gara-gara ngeriasin model gak berenti-berenti"
Aku hanya tersenyum tipis menanggapi ketikan Dewi.
"Eh mbak Nin, om Adam barusan nanyain rumah elu di mana, gue kasih tau gak ya?"
Ngapain dia nanyain rumah gue? Batinku bingung.
"Jangan di kasih tau" Balasku kemudian.
"Gue mau jadiin ini bisnis ah" Ketik Dewi.
"Bisnis?"
"Iya bisnis, gue bakalan kasih tau om Adam di mana rumah elu kalo di bolehin pegang perut 6packnya dia, hihihi..."
Aku menepuk kening.
"Coba aja kalau berani" Balasku, aku berani bertaruh, Dewi tidak akan melakukan hal tersebut, mulut dan otaknya memang kelewat mesum, tetapi nyalinya tidak mungkin berani melaksanakan apa yang di inginkan otak mesumnya.
"Berani gak?" Tantangku.
"Berani lah, masa nggak" Jawab Dewi cepat.
Aku hanya tersenyum miring menanggapi balasan Dewi lalu melempar handphone ke sembarang arah di atas ranjang tempat tidur.
Kaya Dewi aja berani, dengusku kemudian berdiri keluar kamar.
Hari ini hari Sabtu, ibuku semalam bilang kalau beliau akan mengunjungi rumah saudara tertuanya dan menginap di sana, otomatis akhir minggu ini aku sendirian di rumah.
Hmm... mau ngapain ya? Mumpung gak ada mama, gue bisa seharian malas-malasan, pikirku senang.
Biasanya ibuku itu akan menyuruhku mandi pagi sebelum aku menyantap sarapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelupa
UmorismoWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 6/3/21 - 31/7/21