8. rada was2

4.6K 718 152
                                    

Muka masih bingung knp nina ga mau jadi asisten elu ya dam? 😅
Udah sih sama tante aja 🤭😄

Nina POV

"Itu orang gila tau gak Dew" Kataku pelan dengan mata mengarah ke arah Adam yang duduk di belakang sofa.

Aku dan Dewi sedang merias wajah model-model yang hari ini ada jadwal pemotretan.

Sengaja datang pagi-pagi agar tidak bertemu dengan Anwar yang pasti datang ke rumahku setelah kejadian semalam, eh malah melihat pria pelupa ini sudah berada di ruang rias duduk santai sambil menyeruput kopi panas.

"Gila? Sejak kapan? Gue taunya dia mah ganteng mbak" Dewi balik berbisik.

"Entar deh gue ceritain" Kataku lalu fokus dengan model yang sedang aku pegang.

Tidak butuh waktu lama model yang aku rias selesai, begitu pula Dewi, sepertinya dia ingin cepat-cepat mendengar ceritaku soal Adam.

"Kita ke pantry aja yuk mbak" Ajak Dewi sembari merapikan alat rias yang tadi dia gunakan.

"Ngapain ke pantry? Nanti kalo ada model yang dateng minta di rias gimana? Masa orang ono yang riasin" Aku menoleh ke belakang ke arah Adam yang terlihat masih santai.

Hari ini dia ada jadwal pemotretan tetapi siang, ngapain coba pagi-pagi datang ke kantornya?

Kaya yang megang kunci kantor aja.

"Bisa kocak juga lu mbak, hihihi..." Dewi terkikik.

"Udah cerita di sini aja" Aku mengambil duduk di kursi meja rias setelah alat-alat makeup sudah selesai aku rapikan.

"Entar kalo om Adam denger gimana?" Tanya Dewi ikutan duduk lalu menggeser tempat duduknya mendekat.

"Gak bakalan denger, kalopun dia denger juga palingan gak lama dia bakalan lupa sama apa yang dia denger" Jawabku lalu menguncir rambut panjangku membentuk gelungan.

"Hahaha... elu sadar gak sih mbak sama om Adam tuh jutek banget" Suara tawa Dewi menarik perhatian Adam, tetapi pria itu kembali menunduk menatap layar iPad nya.

Semoga aja dia tidak lupa membawa iPad hari ini, tempo hari seisi kantor di bikin pusing sama pria pelupa itu.

Udah ngotot-ngotot bilang bawa iPad dan lupa naruhnya di mana, eh gak tahunya dia gak bawa.
Bang Toni menelpon Adam pada malam harinya untuk melaporkan karena office boy yang di suruh mencari iPad yang di maksud sudah angkat tangan tidak menemukan benda tersebut di segala penjuru ruangan kantor. Dan dengan santainya Adam bilang kalau iPad itu ada di atas nakasnya.

Ngeselin banget.

"Gak tau kenapa gue juga bingung cuma sama dia doang gue jutek, sama model-model yang lain biasa aja"

"Apa gue sebel karena dia dapetin banyak fasilitas dari bang Toni ya?"

"Atau sebel sama sifat dia yang pelupa, ahh... tau deh, pokoknya itu orang gila" Kataku sambil berkaca, menepuk pipiku yang terlihat sedikit chubby belakangan ini.

"Jangan gitu mbak, takutnya ntar dari sebel jadi suka, kebanyakan orang-orang kan begitu"

"Dih, ngapain suka sama dia? Eh dengerin ya Dew, lu bisa bayangin punya pacar pelupa kaya dia?"

"Naro handphonenya aja bisa lupa, nah elu bayangin, kita lagi janjian makan, terus dia ke toilet, eh bukannya balik ke meja malah pulang ninggalin kita"

"Double sial lu bayarin tagihan makanannya" Lanjutku sambil melirik ke arah Adam melewati kaca di depanku.

"Iya juga sih, eh gue jadi keinget deh, dia kan sampe sekarang single, apa karena gara-gara sifatnya yang pelupa itu ya dia gak pacaran sampe sekarang?"

PelupaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang