29. bukan khayalan

5K 846 100
                                    

Om adam, pake celananya musti selutut, paha kan aurat 😅😆 🙈

Adam POV

"Kita ngobrolnya di sini?" Tanyaku lalu melongok ke belakang melihat ke arah jendela di belakang kami.

"Kenapa? Pengen ngobrol di dalam?" Nina balik bertanya dengan wajah tidak bersahabat.

"Iyalah, saya kan bertamu ke sini, masa tamu di suruh duduk di teras rumah" Jawabku cepat.

"Elu orang asing, gak boleh asal masuk ke rumah gue" Nina menjawab tidak kalah cepat.

"Saya memang orang asing, blasteran Amerika-Indonesia, tapi kamu kan kenal saya, saya gak mungkin berbuat jahat"

"Bukan orang asing dalam artian elu bukan orang Indonesia asli, tapi orang asing yang gue gak terlalu kenal" Sahut Nina dengan mencibir dan matanya mendelik tajam.

"Kamu gak terlalu kenal saya?" Tanyaku tidak percaya mendengar perkataannya barusan.

"Udah gak usah berpanjang lebar, mau apa elu ke sini?" Sungut Nina.

"Saya gak di kasih minum?"

"Ck, gak ada air di kulkas gue, adanya air kran, mau?"

Aku menarik nafas panjang, Nina memang tidak bisa bersikap ramah padaku.

"Ya udah gak usah minum, tapi setidaknya kita ngobrol di dalam, cuacanya panas banget di luar" Kataku sambil mengkibas-kibaskan kaus yang aku pakai karena basah oleh keringat.

"Gak ada orang di rumah, jadi kita musti ngobrol di luar, kalau gak mau lebih keringetan lagi cepetan mau ngobrolin apa?"

Aku malah diam sambil menatap Nina.

"Malah ngeliatin gue" Sungut Nina pelan dengan wajah menunduk.

Sebelum wajahnya menunduk dalam aku melihat semburat merah di pipinya.

Dari tadi perempuan yang duduk di samping dengan jarak meja memisahkan kami terlihat canggung dan wajahnya terkadang terlihat memerah.

"Bentar deh gue ambil minum dulu, elu mau minum apa? Kopi? Teh? Apa air putih aja?" Tawarnya lalu berdiri.

"Kalau boleh es teh lemon ya" Jawabku.

"Pilihannya cuma tiga aja, gak ada es teh lemon" Sahut Nina ketus.

"Kan bisa tinggal di tambahin es sama irisan lemon" Balasku.

"Gak punya lemon, jangan bikin ribet deh, air putih aja ya"

"Tapi pake es" Ucapku sebelum perempuan itu masuk ke dalam rumah.

Nina benar-benar tidak mau bersikap ramah, salah aku apa ya sampai dia bersikap demikian?

Tidak lama kemudian Nina datang dengan gelas berisikan air putih dan es batu di tangannya dan tangan satunya lagi memegang handphone.

Perempuan itu meletakkan gelas di meja lalu mengambil photoku dengan tiba-tiba.

"Buat apa ngambil photo saya?" Tanyaku bingung setelah meneguk habis air di gelas.

"Nih" Nina memperlihatkan isi percakapan dia dengan Dewi.

"Dewi ngirimin photo elu lagi photoshot sama Angela"

"Oh, itu photo kemarin sore" Kataku dengan menampilkan wajah tenang tetapi hatiku was-was.

"Elu gak baca ketikan Dewi yang bawah? Dia bilang photoshotnya berlangsung sekarang, makanya gue motoin elu dan kirim ke dia"

"Gue mencium sesuatu yang mencurigakan nih" Lanjutnya.

PelupaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang