Om adam pasti lupa ngegym deh, perut kotak2 udah mo ngilang tuh 😆
Adam POV
"Pacarnya Nina memang kasar ya?" Tanyaku ketika berada di ruang Toni pada jam istirahat.
Kakak dari perempuan yang menjadi bahan pertanyaanku awalnya fokus menatap layar komputernya lalu menoleh ke arahku yang sedang duduk di sofa.
"Maksudnya?" Tanya Toni dengan wajah bingung.
Punggungku menegak beriringan dengan turunnya kedua kaki dari atas meja.
"Melakukan tindakan kasar atau mungkin pelecehan seksual pada Nina" Kataku.
"Wait, what?" Aku sepertinya mendapatkan perhatian Toni sepenuhnya.
Kali ini raut wajahnya terlihat cemas.
"Kenapa elu bisa nanya gini bro?" Tanyanya kemudian setelah beberapa saat terdiam.
Aku bertanya seperti tadi karena teringat kejadian di parkiran dan akhirnya bertanya pada Toni, biasanya kejadian-kejadian yang sudah berlalu tidak pernah terlintas lagi di ingatanku.
Akhirnya aku menceritakan kronologi yang masih kuingat pada Toni, Toni tampak tegang mendengarnya.
"Anwar ngeremas payudara Nina?" Tanya Toni tidak percaya.
"Happen, dan ada kemungkinan kalau kemarin gue gak cegah dia, Nina bisa di pukul sama siapa tadi namanya?" Aku balik bertanya karena tidak mengingat nama pacar Nina itu.
"Anwar" Jawab Toni dengan suara tertahan, wajahnya terlihat merah.
"Ah iya, Anwar" Ucapku sambil menjentikkan jari.
"Elu tau kan, gue gak bisa liat lelaki yang ngelakuin pelecehan seksual, cukup kakak gue yang pernah jadi korban"
"Walaupun yeahhh... waktu dulu pekerjaan kakak gue itu memang sangat beresiko jadi korban pelecehan laki-laki eror"
"Terlebih lagi gue paling gak bisa liat lelaki yang suka mukulin perempuan" Lanjutku kemudian.
"Dan Nina nyaris jadi korban dari dua hal itu, eh tapi Nina udah nerima pelecehan dari Anwar" Tanganku mengepal karena teringat bagaimana caranya Anwae meremas payudara Nina.
Sial!
Anwar memang tidak babak belur olehku.
Tendangan Nina rasanya belum cukup tapi lumayan setimpal dengan apa yang sudah Anwar lakukan pada Nina."Tadi elu bilang Nina nendang muka si Anwar?" Tanya Toni.
Aku mengangguk menanggapinya.
"Tendangannya lumayan keras, mungkin gigi geraham bisa copot atau setidaknya bisa bikin rahang bergeser, gue kaget juga Nina nendang tanpa bisa gue cegah karena gerakannya cepat"
"Nina memang paling gak suka anggota tubuhnya di sentuh pria"
"Dia aja gak pernah suka kalau gue tepuk-tepuk puncak kepalanya"
Aku terdiam mendengar penuturan Toni.
Pantas aja Nina selalu berusaha menghentakkan tangannya setiap kali aku memegang pergelangan tangannya.
"Nina ada trauma?" Tanyaku.
"Seingat gue gak ada, tapi..." Toni tampak berpikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelupa
HumorWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 6/3/21 - 31/7/21