gelantungan begini klo cogan mah cakep2 aja 😍
Tante jadi curiga dia make celana double dah, dari kemarin di mulmed sebelumnya kan kliatan ban celana juga, om adam ini lupa pake celana gantiin sempak apa bijimana om? 😅Nina POV
Aku mengamati Adam dari kejauhan, pria pelupa itu sedang melakukan photoshoot sendiri tidak bersama dengan model lainnya.
Dari jauh rahangnya terlihat di tumbuhi bulu-bulu halus, wajahnya terlihat macho sesuai dengan tema pemotretan kali ini.
Aku berada di sini karena di minta lagi olehnya, Adam memintaku berjaga-jaga kalau saja riasannya luntur oleh keringat padahal tadi aku sudah meriasnya memakai riasan waterproof.
Berdiri sendiri membuat ingatanku kembali mengulang kejadian di parkiran yang sudah berselang tiga hari.
Menimbang-nimbang untuk menerima menjadi asistennya tetapi bukan karena alasan dia adalah salah satu pemegang saham di majalah ini.
Alasanku karena ingin membalas budi, kalau saja Adam datang tidak tepat waktu entah apa yang akan di lakukan Anwar setelah meremas-remas payudaraku.
Mengingat kejadian kemarin membuatku kesal bercampur malu.
Malu karena aku berkata 'tete' dengan lantangnya dan tidak menghiraukan orang-orang yang berkerumun melihat kami bertiga.
Bergaul dengan Dewi sepertinya menularkan mulut ini berkata mesum tidak tahu tempat dan kondisi.
Kalau di pikir-pikir malah lebih bermartabat mulutnya Dewi ketimbang mulutku ini.
Dewi masih bisa menyamarkan organ tubuh manusia dengan memplesetkan kata 'memes' dan 'kontos' sedangkan aku langsung menyebutkan 'tete' secara gamblang.
Sepertinya perkataan mas Ujo mengenaiku tidak benar, aku malah lebih berbakat mesum ketimbang Dewi.
Tanpa sadar aku menepuk-nepuk mulut dengan wajah menunduk.
Ketika mendongak dan melayangkan pandangan ke arah depan, mataku bersitatap dengan mata Adam.
Pria itu tersenyum lalu mengedipkan sebelah matanya, sontak orang-orang yang berada di ruang pemotretan langsung menoleh ke belakang melihat ke arahku.
Apaan sih? Pake senyum-senyum sama ngedipin mata segala, batinku malu.
"Nina tolong elapin keringat saya" Adam tiba-tiba menyuruhku mendekat.
Padahal aku belum menyetujui menjadi asistennya tetapi rasanya sudah seperti asisten dia ya kalau begini.
Aku melangkah menghampirinya dengan memegang handuk kecil di tangan.
Adam yang tadi bergelantungan di besi tampak berkeringat.
"Nih" Kataku sambil menyodorkan handuk padanya.
"Elapin dong" Pintanya dengan sebelah alis sedikit terangkat, pria pelupa itu lagi-lagi tersenyum.
Tanpa membantah aku menuruti permintaannya. Karena Adam tidak langsung menunduk aku kesusahan menggapai keningnya.
"Nunduk kek!" Ucapku kesal.
Adam melebarkan kedua kakinya sehingga wajah kami sejajar.
"Jadi orang lagian ketinggian banget sih" Gumamku pelan.
"Kenapa? Kamu takut gak bisa nyium saya? Saya bakalan ngerti kok, kita gak usah berdiri, ciuman bisa kita lakukan dengan duduk atau kamu ada di pangkuan saya" Suara Adam terdengar pelan, wajahnya kembali di hiasi senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelupa
HumorWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 6/3/21 - 31/7/21