Klo ini photoshoot konsep apa om? Tukang las apa tukang bikin anak perempuan pada jejeritan liat perutnya? 😄
Nb: selalu aja klo make celana tuh ga pernah bener, tante sampe ngezoom itu celana robek apa bolong apa gmn 🤔😅Nina POV
Aku memasuki unit apartemen milik Adam. Sepanjang perjalanan pikiranku penuh oleh pria pelupa itu.
Sepertinya ada yang ganjil kalau aku perhatikan. Kenapa dia bisa dengan cepat memberitahukan di mana dia menyimpan kunci mobilnya, dan kenapa dia bisa ingat jadwal pemotretan yang belum aku kasih tahu?
Sangat aneh, kok dia bisa ingat? Adam mungkin sudah tidak pelupa lagi.
Langkah kakiku berjalan ke arah kamar miliknya untuk mencari celana yang di maksud Adam, mungkin saja dia meletakkannya di kamar.
Mataku menyapu kamar luas yang ternyata tidak terdapat lemari pakaian.
Lah terus lemari pakaiannya di mana? Aku berjalan keluar kamar. Berdiri di antara dua ruangan yang pintunya tertutup rapat.
Mungkin Adam memiliki walk-in closet, aku memutuskan untuk membuka ruangan di sebelah kamarnya.
Mataku melebar melihat isi ruangan tersebut.
"Ajegile" Ucapku spontan dengan tangan menutup mulut.
"Dewi musti ngeliat ini" Lanjutku lalu merogoh handphone dari tas, hendak melakukan video call dengannya.
Tanganku berhenti, eh, jangan, bukan ide bagus ngasih tahu Dewi hal ini.
Aku memasuki ruangan tersebut lebih ke dalam dengan pandangan ngeri.
Bang Toni tahu gak ya sama kamar ini? Pikirku dengan mata mengedar menyapu keseluruhan isi kamar ini lalu duduk di tepian ranjang yang spreinya sangat rapi.
Mataku menatap satu objek benda yang sangat mencolok di dalam kamar ini.
"Ahh... gila ini mah" Aku masih merasa takjub sekaligus bergidik, tidak percaya dengan apa yang aku lihat.
"Celana cargo nya gak mungkin ada di sini" Aku buru-buru keluar dan menutup pintu dari depan lalu mengusap-usap dada.
"Kayanya gue salah liat, gak mungkin beneran, palingan barusan itu ilusi optik, iya, ilusi optik" Ucapku pelan lebih terdengar seperti menenangkan diri setelah melihat sesuatu yang sangat mencegangkan.
"Mungkin walk-in closet nya di sini" Aku membuka pintu ruangan lainnya yang berhadapan dengan kamar yang barusan aku masuki.
"Ampun gusti" Aku terkesiap kaget setelah melihat isi ruangan yang pintunya baru aku buka.
Lalu dengan cepat aku menutup kembali pintu kamar tersebut dengan mata terpejam dan punggung menempel di pintu.
"Amit-amit, sumpahhh... gak nyangka Adam seleranya begitu"
"Apa jangan-jangan bener dia itu salah satu maho makanya sampe sekarang gak punya pacar?" Aku kembali bergidik dengan kedua tangan mengusap-usap lengan karena bulu-bulu lenganku berdiri semua.
"Dia naro celana cargonya di mana sihhh?" Tanyaku kebingungan.
Bingung karena melihat sesuatu yang harusnya tidak aku lihat.
Kenapa Adam memiliki kamar yang isinya berbeda-beda?
Ahh, atau dua kamar itu milik saudara perempuannya?Ahh, gak mungkin, Adam memangnya punya saudara kandung perempuan?
Gue musti tanya bang Toni untuk mencari tahu kebenarannya. Lagi-lagi tanganku merogoh ke dalam tas untuk mengambil handphone.
Tetapi gerakan tanganku kembali berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelupa
HumorWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 6/3/21 - 31/7/21