Nerima tlp aja seksi gitu gimana klo nerima duit hasil pemotretan 😆🤭
Nina POV
"Kamu di mana?"
Sedari tadi aku hanya membaca ketikan pesan Adam tanpa membalasnya.
Sekarang aku sedang berada di tangga darurat, menghindari Adam yang setiap 30 menit sekali datang ke ruang rias.
Alasannya karena kangen dan ingin melihat wajahku, sampai bikin Dewi senyum-senyum mesum menggodaku.
"Tadi di ruangan ini ngapain aja sih mbak Nin? Sampe bikin om Adam bolak-balik ngecek elu mulu"
"Pasti lagi kentang ya? Ada yang keras tapi gak bisa di balikin lunak kalo belum di keluarin cairannya, hihihihi"
"Pak Toni datang di saat yang gak tepat, pasti udah mau tukeran cairan eh salah, mencampur cairan terus gak jadi karena keburu pak Toni datang, iya kan?"
Aku kembali teringat perkataan mesum Dewi, perempuan itu memang jago kalau masalah teori.
Getaran yang berasal dari handphone membuatku kaget dan nyaris menjauhkannya ke atas lantai.
Aku melihat nama si penelpon lalu menghembuskan nafas.
Lagi-lagi Adam menelponku untuk kesekian kalinya.
"Kamu di mana?" Tanyanya begitu aku menempelkan handphone ke telinga, akhirnya memutuskan untuk menerima teleponnya.
"Kenapa?" Aku balik bertanya tanpa menjawab pertanyaan Adam, bisa-bisa nanti dia malah menyusulku ke sini apabila aku memberitahukan keberadaanku sekarang.
"Saya ada pemotretan, riasin saya" Jawabnya dengan nafas berderu.
"Kamu di mana sih?" Tanya Adam lagi, hembusan nafas kasar terdengar keluar dari mulutnya.
"Di rias sama Dewi aja, gue lagi gak mood ngerias orang" Ucapku menanggapi perkataannya yang pertama.
"Saya maunya sama kamu" Suara Adam terdengar naik-turun.
"Shh... haa... ha...haaa..."
Keningku mengernyit dan bergidik mendengar suara yang keluar dari mulutnya di ujung sambungan sana.
Dia lagi ngapain sih sampe suaranya kedengaran mencurigakan begini?
Apa jangan-jangan Adam sedang usaha mengeluarkan cairan karena anunya tadi sudah keras banget?Ya ampun Dew, gue beneran harus ngejauhin elu, virus mesumnya Dewi udah bener-bener bikin otak gue yang suci ini tercemar.
"Sama aja kali hasil riasannya" Ucapku dengan menepuk kening guna mengenyahkan pikiran kotorku.
"Jelas beda, kalau sama Dewi saya gak bisa sekalian pegang tangan atau menyentuh kamu selagi di rias" Sahut Adam dengan di iringi nafas yang terdengar semakin tidak beraturan.
Aku semakin curiga dengan apa yang sedang dia lakukan sambil menelponku, jangan-jangan Adam beneran lagi masturbasi dan menjadikan aku objek fantasinya.
Dihh... serem banget.
"Ternyata kamu di sini" Suara Adam kali ini terdengar lega.
Aku mendengar suara langkah kaki menuruni anak tangga, tubuhku memutar dan kaget ketika menerima pelukan dari belakang.
Wajah Adam melesak melewati pundakku, kedua kakinya yang panjang memerangkap tubuhku dengan tangan melingkar melewati lenganku.
Tubuhku berdesir menerima sentuhannya.
Jantungku berdetak kencang.
"Saya pikir kamu pulang" Ucap Adam lalu mengecup pipi kiriku.
Pria ini mudah sekali melakukan hal-hal yang membuatku tegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelupa
HumorWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 6/3/21 - 31/7/21