T I G A P U L U H D E L A P A N

266 36 15
                                    

Heyyo semuanya!!
Apa kabarnya nih? Udah siap tempur belum sama part ini?
Aku usahain update cepet nih karna udah mau end:"
Mungkin sekitar bebrapa chapter lagi huhu:"
Siapin hati kalian mulai sekarang ya..
Karena gaada yang tau nanti apa yang terjadi selanjutnya woiii😭

Oke, udah kok ngebicitnya.
Yaudah semoga suka ya sama part iniii💜

🎧 Terry-Di Persimpangan Dilema

"Terluka adalah konsekuensi dari sebuah cinta."

Happy reading!!

***

Hari ini adalah hari pertama Nara melaksanakan Ujian untuk kelulusannya. Ia bangun lebih pagi dari biasanya untuk menyiapkan segala sesuatu yang akan ia perlukan nantinya. Bekerja semalaman membuat hampir seluruh tubuh Nara terasa pegal-pegal. Meski begitu tak membuat semangatnya luntur. Seperti biasa, ia ahli dalam bersandiwara dan semua akan terlihat baik-baik saja. Ah, Nara harap hari ini ia tidak bertemu dengan Alrich. Entah apa yang akan ia katakan pada cowok itu.

Merasa sudah siap, Nara segera melangkahkan kakinya untuk menuju ke sekolah. Ia juga sengaja berangkat lebih pagi untuk menghindari Alrich. Jika saja ia telat sedikit, pasti cowok itu sudah memarkirkan motornya di halaman rumahnya.

Nara berjalan dengan santai sembari bersenandung ria untuk menghibur kepedihannya. Hingga tiba-tiba ...

TIN!!

Sebuah klakson motor mengagetkannya. Hampir saja jantungnya jatuh ke perut. Dan yang lebih menyebalkan lagi mengetahui si pemilik motor itu hanya menyengir kuda tanpa rasa bersalah.

"Maap, sengaja."

Nara mendelik kesal mendengar ucapan cowok itu. "Dasar James sinting!"

"Bacot lo! Udah buruan naik gausah kek orang susah deh," ujar James.

Nara menatap serius ke arah James. Ia memastikan bahwa cowok di hadapannya ini tidak sedang membual. Pasalnya James adalah anak ajaib dengan segala tingkah yang diambang batas normal yang selalu membuat Nara resah.

"Jadi lo nebengin gue nih?" goda Nara dengan lengkung sabit di bibirnya.

James mendengkus. "Yaudah kalo gamau, gue duluan."

"Eh, tunggu. Baperan lo!" tukas Nara yang langsung menaiki motor James.

"Cewek galak hati kulkas kek lo ternyata bisa jinak juga ya," ucap James lalu segera  melajukan motornya.

"Cowok berhati iblis kek lo bisa baik juga ternyata," balas Nara. Ia ingat betul bagaimana James sebelumnya. Ia adalah cowok yang terkenal arogan, pemarah, dan suka menindas orang lain. Bahkan ia sudah dicap brandal yang selalu membuat onar. Beruntung kakeknya adalah pemilik yayasan dari sekolah itu, jika tidak mungkin cowok itu sudah di drop out sejak awal.

Tapi kini Nara menyadari perubahan yang ada dalam diri James. Meski tidak sepenuhnya, setidaknya ia tidak pernah lagi mendengar pembully-an yang James lakukan seperti dulu ataupun ulah-ulah lainnya. Seperti dirinya yang juga bisa berubah menjadi lebih baik, menemukan jati dirinya. Ia berharap James pun akan berlaku demikian. Ah, lagi-lagi Nara kembali mengingat sosok Alrich. Ia cepat-cepat menggelengkan kepalanya. Kenapa jadi inget Alrich sih? Sudahlah, ia harus tetap fokus pada tujuannya.

HILANG [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang