"Satu-satunya orang yang dapat kamu percaya hanyalah dirimu sendiri."
Happy Reading!!
***
Melihat sahabatnya yang sedang kalut, membuat si kembar memutuskan untuk menginap di rumah anak sultan, Alrich. Sejak insiden di rumah Nara, Alrich hanya diam membisu. Baik Kevin dan Kenzo pun tak berani membuka mulut, mereka takut semakin menyulut emosi cowok itu.
Tania bertanya-tanya begitu menyadari ada yang berbeda dari putranya itu. Biasanya jika pulang dari manapun Alrich selalu menyapanya dan mengecup pipinya singkat. Lalu apa sekarang, putranya langsung melewatinya begitu saja.
"Kenapa dah tuh bocah, sawan awak," gumamnya.
"Halo Bunda," sapa si kembar kompak.
"Eh, kalian. Yaampun udah lama ya kita ga ketemu, gimana kabar kalian?" tanya Tania.
Si kembar memberikan senyuman termanis mereka, meski mereka tahu obrolan ini pasti akan berakhir panjang.
"Ehe.. Baik Bun, kalau Bunda gimana kabarnya?" tanya mereka yang masih kompak.
Tania terkekeh. "Kalau kembar itu emang selalu kompak ya."
"Oh, iya. Itu tadi Alrich kenapa sih kok aneh gitu? Tadi juga pihak sekolah telpon Bunda, kalian bolos?" tambahnya.
Si kembar mulai menceritakan kejadian hari ini, mulai dari mereka yang bolos sekolah sampai pada Alrich yang jadi sadboy.
"Jadi kek gitu Bun ceritanya," ucap Kevin menyudahi sesi cerita.
"Iya Bun, makanya kita minta izin ya Bun buat nginep disini. Soalnya pasti Alrich lagi butuh pencerahan dari Kenzo deh," timpal Kenzo.
"Bunda gausah terpukau sama Kenzo ya Bun, cari muka doang dia mah."
"Ya, iya lah Kev. Dari mukanya aja ga meyakinkan banget," ucap Tania seraya terkekeh.
Kenzo hanya nyengir kuda sambil mengelus dadanya setelah mendengar ucapan dari Tania.
"Ternyata bener kata Alrich, nyet," bisiknya pada Kevin."Yaudah, kalian buruan susulin Al gih. Nanti keburu ambruk ini rumah."
"Oke deh, dadah Bunda," ucao Kezo sambil melayangkan kiss jauhnya.
"Ih, kembaran kamu ini mending di recycle aja deh Kev," Tania bergidik ngeri melihat aksi Kenzo.
"Iya Bun, nunggu kebobrokannya overlimit," jawab Kevin lalu berlalu ke kamar Alrich yang di susul oleh Kenzo yang sudah ancang-ancang untuk menerkam kembarannya itu.
***
"Buju busyet!" pekik Kenzo melihat keadaan kamar Alrich.
"Kok masih rapi aja sih, kalo di pilem-pilem kan udah kek kapal pecah."
"Sinting lo!" dengus Kevin meninggalkan Kenzo yang hilang otaknya.
Alrich memilih untuk menenangkan dirinya di balkon kamarnya. Merasakan semilir angin malam yang berhembus dengan damai. Langit malam ini sedikit mendung, sama seperti keadaan hatinya.
"Are you okay bro?" tanya Kevin begitu sampai di balkon.
Alrich melirik Kevin sekilas lalu kembali mengalihkan pandangannya. "Menurut lo?"
"Gue tau lo lagi emosi, tapi jangan sampe emosi lo membutakan segalanya. Saat ini keadaan Nara mungkin lebih parah dari lo, dia pasti lagi sedih banget. Lo enak masih ada kita-kita, lah Nara? Dia mau cerita sama siapa selain sama lo yang selama ini dia percaya kan?"
![](https://img.wattpad.com/cover/233017588-288-k469491.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HILANG [Segera Terbit]
Ficção AdolescenteBUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA:) (Completed) "Tuhan mengizinkan kita untuk merasakan luka, tetapi Ia juga akan memberikan penawarnya." Ada pada ketidakadaan. Sepi di tengah keramaian. Bagaimana jika kita di tempatkan dalam keadaan tersebut? T...