Happy Reading!!
***
Malam ini si kembar memutuskan untuk menginap di rumah Alrich. Sudah lama mereka tidak menghabiskan waktu untuk begadang semalaman bertanding mobile legend. Bagi si kembar, menginap di rumah sang sultan adalah hal yang menyenangkan. Mereka akan mendapat layanan VIP disana. Apalagi sang Bunda sangat baik membuat mereka menjadi semakin betah. Begitu juga dengan Alrich, meski kedua sahabatnya itu sangat rusuh namun mereka selalu bisa mensupport dirinya di situasi apapun.
"Rasain Lo mampus gue bantai. Uh! Iyak teros mantep mamen," ucap Kenzo yang sedari tadi heboh sendiri.
"Woi, kumpul sini Lo orang! Kita serang markas musuh," ujar Alrich memberi komando.
"Push teros sampe mondar!" seru Kenzo lagi.
Kevin dan Kenzo mengikuti arahan yang Alrich berikan. Mereka saling kerja sama untuk melawan musuh. Satu persatu musuh mereka mulai tumbang, hingga di menit-menit terakhir sebelum kemenangan menghampiri koneksi internet mereka tiba-tiba menghilang.
"Shit! Anjir dikit lagi menang," umpat Alrich.
"Sial! WiFi Lo kenapa sih, Al tiba-tiba mati gitu? Lupa bayar bulanan ya Lo?" tanya Kevin kesal. Biasanya Kevin adalah yang paling bijak diantara Alrich dan Kenzo. Ia tidak akan dengan mudah tersulut emosi. Namun jika sudah berhubungan dengan game, ia akan dengan mudah terpancing.
"Lah, si anjir. Kagak tau gue," jawab Alrich sambil mengedipkan bahunya.
"Keknya gue tau siapa pelakunya." Kevin segera bangkit dari duduknya lalu berjalan keluar kamar Alrich.
"Woi, Curut mau kemana Lo?" tanya Alrich lalu segera mengikuti sahabatnya itu.
Tak tinggal diam, Kenzo pun ikut menyusul mereka. "Tuh, anak kenapa sih? Kok tiba-tiba jadi serem gitu."
"Lo kek gatau kembaran Lo aja. Dia kan posesif banget sama game," jawab Alrich.
"Kesian amat kembaran gue, kelamaan jomblo jadi belok gitu."
Langkah mereka terhenti begitu melihat Kevin berdiri di depan kamar Zia dengan raut wajah yang sangat kesal.
"Zia keluar Lo!" panggil Kevin
Pintu terbuka menampilkan wajah Zia yang tak kalah garangnya. Alrich bersiap menutup kedua telinganya. Entah mengapa akhir-akhir ini Zia dan Kevin jadi lebih sering bertengkar karena masalah kecil. Padahal awal pertemuan mereka semuanya baik-baik saja.
"Perang dunia ketiga akan segera di mulai," ucap Alrich. "Hitung mundur Ken," tambahnya.
"Tiga... Dua... Sat-"
"Lo apa-apaan si Kev gedor-gedor kamar gue? Emang makin rese ya Lo tuh, nyari masalah sama gue terus," semprot Zia dengan volume yang sedikit keras. Untung saja Bunda Alrich sedang tidak di rumah jadi, Zia bisa mengeluarkan unek-unek yang sudah ia pendam sejak kedatangan cowok itu di rumah ini.
"Lo yang apa-apaan?!" balas Kevin tak kalah sengit. "Lo pikir gue gatau? Lo kan yang matiin WiFinya?" tukas Kevin.
"Kalo iya, emang kenapa? Gue udah bilang kan jangan berisik, kenapa masih berisik?" Zia semakin memancing emosi cowok di hadapannya itu. Ia ingin lihat sejauh mana cowok itu bisa mengalahkannya.
Alrich dan Kenzo hanya mampu terdiam menyaksikannya. Mereka ingin melerai dua orang yang sedang saling berteriak itu, tapi nampaknya akan sia-sia saja. Karena jika belum ada salah satu yang mengalah, makan tidak ada yang bisa menghentikan pertengkaran sengit itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
HILANG [Segera Terbit]
Ficção AdolescenteBUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA:) (Completed) "Tuhan mengizinkan kita untuk merasakan luka, tetapi Ia juga akan memberikan penawarnya." Ada pada ketidakadaan. Sepi di tengah keramaian. Bagaimana jika kita di tempatkan dalam keadaan tersebut? T...