Happy Reading!!
***
Setelah 3 bulan mempersiapkan diri, akhirnya minggu depan Nara akan berangkat ke Australia untuk mengikuti Olimpiade Sains Internasional. Meski kerap mengikuti perlombaan, Nara tetap merasa gugup. Apalagi ini tingkat Internasional, mengetahui kualitas saingannya nanti kadang membuatnya sedikit insecure.
"Nara, alasan Ibu memanggil kamu kesini adalah untuk membicarakan tentang keberangkatan kamu lusa," tutur Bu Anggin.
"Tapi ada satu masalah, Ibu dan beberapa guru yang lainnya harus mengikuti workshop selama seminggu kedepan. Dan sisa guru yang lainnya mengkordinir kegiatan belajar mengajar yang ada disekolah. Ibu bingung sekarang, siapa yang akan mendampingi kamu besok," tambahnya.
Nara yang mendengar hal itu pun ikit menjadi bingung. Sangat tidak mungkin jika ia berangkat sendirian ke negeri orang yang bahkan tidak ia kenal seluk-beluknya. Meski ia dapat menggunakan bantuan google maps, tapi tetap saja ia takut jika sendirian.
"Permisi bu," ucap Alrich yang tiba-tiba masuk ke ruangan bu Anggin.
"Iya, Alrich. Ada apa?" tanya bu Anggin heran.
"Maaf, Bu. Tadi saya ga sengaja lewat ruangan Ibu terus denger sekilas pembicaraan Ibu sama Nara. Gimana kalau saya aja yang antar Nara lusa Bu? Kan dulu saya tinggalnya di Aussie jadi, Ibu bisa percayakan Nara sama saya Bu. Lokasi olimpiadenya juga ga jauh kok dari rumah Oma saya Bu. Itu pun kalo Ibu mengizinkan, saya hanya ingin membantu aja Bu," ucap Alrich menawarkan diri. Pasalnya ia tidak tega jika membiarkan gadisnya sendirian di Australia. Bagaimana jika nanti ada yang berniat jahat padanya? Akan lebih aman jika ia menemaninya.
"Wah, boleh itu Al. Iya juga ya, Ibu ga kepikiran kalau kamu pernah tinggal di Australia. Yaudah kalau gitu lusa kamu antar Nara, kamu temani dia di sana sampai Ibu menyusul kalian nanti setelah workshop selesai. Nanti kita pulangnya juga bareng-bareng," jawab bu Anggin.
"Baik Bu, siap laksanakan!"
Nara tersenyum senang, Alrich sangat peduli padanya. Bahkan cowok itu tidak mau membiarkan Nara sendirian. Kini ia merasa tenang karna Alrich akan bersamanya.
"Yasudah, kalau begitu kalian kembali ke kelas ya. Ibu akan konfirmasi dulu dengan kepala sekolah, nanti Ibu akan infokan lebih lanjut."
Keduanya mengangguk lalu meninggalkan ruangan bu Anggin. Mereka berjalan beriringan, Alrich akan mengantarkan Nara sampai kelas baru ia akan kembali ke kelasnya.
"Makasih, Al udah mau nemenin aku buat olimpiade besok," ucap Nara sambil menyunggingkan senyumnya.
Alirch mengacak rambut Nara gemas. "Iya, kan aku udah janji bakal selalu jagain kamu."
"Astaga dragon! Pagi-pagi mata gue udah ternodai dengan ke uwuan dua insan yang sedang di mabuk asmara," ucap Bianca heboh.
"Yah, mak lampir dateng," ceplos Alrich, Bianca membulatkan matanya.
"Key, masa cantik-cantik gini di bilang mak lampir. Jongkook menangis denger istrinya di hujat begini," ucap Bianca dengan sangat dramatis.
"Yaudah sana balik ke kelas," titah Nara.
"Ih, kamu ngusir aku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HILANG [Segera Terbit]
Roman pour AdolescentsBUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA:) (Completed) "Tuhan mengizinkan kita untuk merasakan luka, tetapi Ia juga akan memberikan penawarnya." Ada pada ketidakadaan. Sepi di tengah keramaian. Bagaimana jika kita di tempatkan dalam keadaan tersebut? T...