30 - Hyunjae

3.9K 323 35
                                    

Baca sambil setel lagu Rindu Tak Bersuara - Alffy Rev, Feby Putri biar lebih ngh.

Note: yang di italic (bukan bagian lirik lagu) adalah flashback.

🌹🌹🌹

Aku lelah, tak bersandar
Tiada lagi kuterka kabarmu.

Biasanya, pada malam dingin dan atmosfer sendu seperti ini, Hyunjae akan menarik pinggulmu, memutarkannya hingga menghadapmu, lalu menatap matamu teduh dengan senyuman hangatnya.

"Capek ya? Sini peluk. Keluarin keluh kesah kamu, biar aku dengerin tanpa menghakimi kamu."

Biasanya, setelah mengatakan hal itu semua hal yang memberatkan dada serta pundakmu menguap entah kemana, diikuti isakan kecil dan usapan menenangkan dari pemuda bermarga Lee itu.

Itu baru sebagian kecil dari bagaimana caranya memperlakukanmu dengan manis. Reminisensi itu terputar berulang di otakmu tanpa bisa kamu realisasikan kembali bersamanya.

Perih menghantammu telak ketika fakta berteriak bahwa itu hanya akan abadi menjadi memori. Bersamaan kala pemuda itu memudar di bayangmu.

Hari itu kau bertanya
Akankah selamanya bersama?

Masih basah di benakmu waktu ia menggenggam tanganmu, tatapan matanya yang teduh tampak agak menyipit dengan rambutmu yang dielus lembut olehnya.

"Aku bangga banget sama kamu. Gak henti-hentinya aku bersyukur dapetin kamu." Matanya beralih menatap biru yang terlukis di bumantara. "Apa aku bisa selamanya bersama kamu? Rasanya gak terbayang gimana kalau nanti kita berpisah."

Matamu basah. Entah sudah sehancur apa wajahmu diporak-porandakan air mata. Hidupnya laki-laki itu dalam delusimu membuatmu sulit rasanya untuk menerima kenyataan.

Dengarkanlah, aku rindu
Tak bersuara, tak berbalas
Memanggilmu.

Kamu bukan orang yang munafik, terlebih mengenai pemuda yang berhasil merajai takhta hatimu selama bertahun-tahun. Tak bisa disangkal bahwa rindu kerap hadir tanpa diundang. Rindu yang tak bersuara, tiada berbalas pula dengan sang pemilik hati.

Rasanya ingin kamu berteriak sekuat tenaga hingga suaramu membelah cakrawala dan sampai kepadanya yang entah berada dimana. Namun, sekedar merintih memanggil namanya pun kamu tak sanggup.

Sesak yang memenuhi dadamu semakin menyakitkan, bahkan mungkin dadamu bisa meledak dahsyat detik-detik berikutnya. Bersamaan dengan nostalgia lain yang memenuhi otakmu.

Hujan selalu bercerita
Tentang kala 'ku dekat detakmu.

Menurutmu, hujan selalu identik dengan Hyunjae. Ketika ia muncul setengah basah dengan payungnya karena kamu terjebak hujan pada tengah malam, bagaimana ia memeluk erat pinggangmu saat hujan. Atau bagaimana laki-laki itu bercerita betapa ia sangat menyukai hujan.

Itulah kenapa hujan selalu mengingatkanmu akan dia. Bagaimana ia juga berkata bahwa hujan itu mengingatkannya akan dirimu. "Aku suka hujan dan aku juga sangat suka kamu. Itulah kenapa hujan selalu ngingetin aku tentang kamu. Semua hal yang aku suka selalu membawa aku kembali ke kamu."

"Hujan jadi sendu kalau nggak ada kamu." Ia tersenyum. "Itu artinya hujan gak bisa dipisahkan sama kamu."

Dengarkanlah, aku rindu
Tak bersuara, tak berbalas
Memanggilmu.

Rintik kembali meloloskan diri dari kedua netramu. Dadamu bergemuruh hebat, menggambarkan betapa kamu sangat merindukan pemuda dengan senyum hangat mentari pagi itu.

Ribuan kata nyaris tak bisa mendeskripsikan dengan benar bagaimana rindumu untuknya. Tiada kata yang bisa menjelaskan rindumu dengan begitu persis. Itu membuatmu semakin tercekat, apalagi diikuti aroma parfum kesukaan pemuda itu menyeruak.

Parfum yang tak asing itu berhasil membuatmu membeku. Akhirnya, kamu menoleh ke hadapanmu perlahan. Dan semua yang tertampang di indera matamu nyaris membuat jantungmu melompat.

Rasanya seperti mimpi.

Ia kembali. Ia ada di sini. Dengan pakaian yang ia pakai ketika hari itu terjadi. Hari dimana... Ia pergi dengan tatapan teduhnya memintamu untuk tidak menunggunya.

Rasanya seperti sebuah ilusi. Tatkala matamu menabrak kristal cokelatnya, kamu bisa merasakan bahwa apa yang kamu lihat ini benar. Ia menatapmu dengan tatapan teduh yang kamu rindukan, dengan sabit yang terlukis mengikutinya. Secepat kilat kamu merengkuhnya ke dalam pelukanmu yang hangat. Tak sepatah katapun ia ucapkan.

Tak bersuara, tak berbalas
Sejauh mataku berkaca berpaling
Memeluk raga yang tak bersisa...

Napasmu tersegal-segal. Kosong. Hampa. Dingin. Seperti hanya udaralah yang kamu peluk.

Di dalam ruangan kecil dengan penuh fotomu dengannya itu, isakmu menggema pilu. Menyayat hati siapapun yang mendengarnya.

Bisa kamu rasakan usapan kecil di puncak kepalamu yang makin lama memudar semasa tanganmu mendekap dirimu sendiri menyedihkan. Meremas tempat dimana hati kecilmu yang terluka berada.

Raga yang tak bersisa...

Tanganmu bergetar kuat. Benda kecil yang selama ini hanya tergeletak begitu saja berhasil terambil olehmu tanpa ragu-ragu. Benda itu tersembunyi dalam telapak tanganmu yang mulai kemerahan.

Rasa ragu yang sempat menguasaimu menguap entah kemana. Kali ini yang menghantui bayangmu hanyalah perasaan takut untuk melanjutkan hidupmu tanpa laki-laki yang sangat kamu kasihi.

Diarahkannya olehmu benda kecil itu mendekati nadimu. Gemuruh itu semakin besar dan semakin mendebarkan. Semakin itu dekat semakin perasaan sesak yang menyelimutimu perlahan menghilang.

Momen ketika silet menyentuh kulitmu terasa menenangkan. Kamu pun menekannya kuat dan menyayatnya kasar, merobek nadimu. Bersamaan dengan Hyunjae yang kembali muncul selagi senyuman hangatnya terukir.

Dengarkanlah, aku rindu
Tak bersuara, tak berbalas
Memanggilmu...

🌹🌹🌹

Aku mood nulis angst lagi. Miaaaan😭

Anyway, miss me?

Maaf aku jarang banget update sekarang. Tapi tenang aja, mau selemot apapun aku update, aku bakal terus update buku ini. Karena gimanapun juga, ini dunia yang aku bikin dengan diri aku di dalamnya.

Oiya, kalian harus dengerin lagunya sama nontonin mvnya! Bahkan kalo bisa kalian harus dengerin karya-karya Alffy Rev yang lain! Kayak yang pernah aku sebut di entah chapter ke berapa, judul lagunya Senja Dan Pagi.

Qotd: kalian kenapa belum tidur?
A: karena aku ngetik ini😭

One Shots [𝑻𝑯𝑬 𝑩𝑶𝒀𝒁]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang