35 - Eric

2.8K 271 102
                                    

Entah sudah berapa lama tanganmu bergerak tak karuan. Gemetaran lebih tepatnya.

Ini pertama kalinya kamu ke kantor polisi. Tempat yang tak pernah kamu bayangkan kamu akan ke sini. Seandainya kamu tidak menabrak sembarang orang di halte dan gawaimu tidak tertukar dengan orang itu, kamu mana mungkin ke sini. Panik? Tentu saja. Saking paniknya kamu sampai tidak sadar kamu sudah berlari ke kantor polisi terdekat dan melaporkan kejadian yang baru saja kamu alami. Untungnya, polisi-polisinya langsung menanggapimu dan menelepon nomormu yang sedang bersama orang yang kamu tabrak.

Jantungmu berdetak ribuan kali tidak karuan saat kamu tahu siapa orang yang datang ke kantor polisi itu juga. Pemuda yang tidak pernah kamu sangka akan bertemu di tempat seperti ini-Eric Sohn, salah satu idol terkenal yang sangat kamu idolakan.

"Hei, kok ngelamun?"

Tentunya jantungmu seolah berhenti berdetak. Orang yang selama ini hanya bisa kamu perhatikan dari layar gawaimu, orang yang selama ini hanya bisa kamu mimpikan dan imajinasikan, sekarang benar-benar ada di hadapanmu.

"K-kamu nyata?"

Eric mengulum bibirnya menahan tawa. Ia menaikkan sebelah alisnya dan tersenyum manis. "Tentu. Emangnya saya kelihatan surreal?"

Dengan tatapan melongo, kamu mengangguk polos. "I-iya..."

"Ya Tuhan, kamu lucu." Pemuda manis itu melepaskan tawanya. Dengan matanya yang membentuk sabit akibat tertawa, ia menatapmu. "Walau udah berkali-kali saya denger itu dari orang, entah kenapa reaksi kamu beda dari yang lainnya. Kamu unik."

Apa kabar hati? Mleyot gak? Mleyot gak? Mleyotlah!

"K-kamu yang bener aja..."

"Saya beneran kok." Eric menyisir rambutnya ke belakang dengan jari lalu mengulurkan tangannya. "Kita belum kenalan. Errr, seharusnya kamu udah tau nama saya karena waktu saya sampai kamu teriakin nama saya."

Benar. Tepat ketika matamu menangkap pemuda itu, kamu refleks meneriakkan namanya. Tentunya itu membuat hampir seluruh orang di kantor polisi menoleh. Untungnya, mereka semua mengerti dan tidak mengerumuni Eric.

"I--iya."

“Nama kamu?”

“K-Karin.”

“Whoa, what a beautiful name. Just like you.” Pemuda itu tersenyum manis. Tentu saja senyuman itu berefek pada hati kecilmu.

“Ah iya, mau ikut saya ke kafe sebentar? Hitung-hitung sebagai tanda terima kasih juga sudah mau mengembalikan gawai saya.”

“Lho, 'kan udah seharusnya. Gawai saya 'kan juga di kamu.”

“Yaa, orang bisa aja bawa kabur gawai saya. Di dalam casing ada kartu kreditnya soalnya.” Eric menarik tanganmu lembut saat kalian keluar kantor polisi. Posisinya yang berada di depanmu seolah menghalau cahaya matahari untukmu.

Ini benar-benar surreal. Bagaimana bisa idolamu ternyata orang yang kamu tabrak dan gawainya tertukar denganmu? Bahkan sekarang ia sedang menarik tanganmu menuju kafe. Kebetulan yang biasanya hanya terjadi di dalam fiksi penggemar di aplikasi oranye kesukaanmu.

“Mau apa?” tanya Eric setelah sampai.

Otakmu sudah disfungsi sejak tadi sehingga  kamu hanya bisa menjawab, “apa aja.” Yang diketawai oleh Eric.

“Kalem, Karin. Saya nggak akan apa-apain kamu, kok.”

“N-nggak gitu maksudnya.” Wajahmu yang memanas membuatmu membuang muka. Terdengar tawa kecil dari Eric sekilas membuat hatimu menghangat.

Setelah pesanan sampai, keheningan mulai menyelimuti kalian berdua. Entah hanya kamu atau Eric juga merasakannya, tetapi kamu mulai merasa canggung akibat keheningannya.

Tiba-tiba Eric mendekatkan tubuhnya ke arahmu, membuatmu otakmu berpikir sesuatu yang aneh dan membeku. “Saya boleh pinjam gawai kamu?”

Buat apa?

Meskipun kamu agak heran, kamu tetap menyerahkan gawaimu padanya. Sebuah senyuman miring kecil tercetak di bibirnya, membuatmu kembali membatu.

“Ah, ini, udah. Saya ada jadwal pemotretan nanti. Udah saya bayar ya, dadah!”

Setelah mengacak-acak rambutmu, dalam kedipan mata, ia menghilang tanpa jejak. Kamu menghela napas. Of course, dia idol, pasti sibuk. Lagipula siapa aku sampai mengharap ia tetap di sini?

Tiba-tiba, sebuah notifikasi muncul dari layar gawaimu. Sebuah notifikasi yang berhasil membuat jantungmu nyaris merosot. Namun, ternyata ketika terbuka hal yang lebih mengejutkan malah muncul.

One missed call from you.


Karin's Future Husband: jangan sedih, kamu nyimpan nomor saya
Karin's Future Husband: nanti sore ketemuan lagi di kafe yang sama, ya

Jadi tadi dia meminjam gawaimu untuk menyimpan dan me-miss call nomornya sendiri? Tetapi kenapa namanya harus “Karin's Future Husband”? Shit. Malu sekali.

🌹🌹🌹

HEH TADI TUH KEPENCET PUBLISH LOM NGETIK AUTHOR'S NOTEEE IH MALUU😫

Anw, apa kabar?

Happy 100k readers uwuuu I'm so happyyyyyy kalian luar biasaaaaa /emot tepuk tangan/

Maaf banget ya jarang updateee. Karena aku udah nggak ngapa2in aku bakal sering2 up dehhh ditunggu yaaa!

Qotd: suka pake nama gini atau pake y/n? Soalnya aku sering denger ada yang kurang sreg kalo pake y/n, dan bikin kurang menarik juga. Menurut kalian gimana?
A: aku sih prefer 22nya :D

One Shots [𝑻𝑯𝑬 𝑩𝑶𝒀𝒁]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang