Brak.
Kamu menoleh dengan terkejut ke arah pintu. Di sana berdiri seorang laki-laki yang rambut dan pakaiannya acak-acakan. Matanya menatap lurus ke iris gelapmu.
"Haknyeon, kamu apa-apaan sih? Emang gak bisa buka pintunya pelan-pelan?" omelmu.
Haknyeon mendekatimu dan meletakkan gawainya kasar-atau lebih tepatnya melemparnya ke arahmu. "Ini apa?" tanyanya dengan rahang mengeras.
Kamu berkedip beberapa kali untuk menetralkan perasaanmu yang agak terguncang karena perlakuannya dan mengambil gawainya. Kamu memelototkan matamu begitu kamu melihat fotomu seperti sedang berciuman bersama laki-laki lain.
"Kamu kira ini aku?" tanyamu balik dengan alis bertaut.
"Udah jelas, 'kan? Perlu kamu ngelak kayak gini?"
"Aku tanya kamu, bukan ngelak."
Haknyeon merebut gawainya kasar dan mendekatkannya ke matamu. "Emang siapa perempuan di foto itu selain kamu? Kamu punya otak, seharusnya kamu bisa jawab sendiri."
Kamu mendorong tangan Haknyeon agar menjauh dari wajahmu, tetapi tangannya tidak bergerak sama sekali. Kamu menghela napas. "Jangan salah paham. Dari angle fotonya emang kelihatan aku kayak ciuman, aslinya nggak kok."
"Kamu kira aku percaya?"
Kamu mendengkus dan menatap matanya tajam. "Itulah kamu. Gak pernah sedikitpun percaya sama aku. Kamu selalu terima informasi mentah-mentah, gak peduli gimana kebenarannya."
"Gimana aku bisa percaya sama kamu? Kamu udah sering selingkuh, kok," katanya sembari meninggikan nada di akhir kalimatnya.
"Kamu udah sering dapat foto kayak gitu. Kamu gak pernah mau tanya sama aku lebih dulu dan malah berasumsi kalau aku selingkuh. Bukan berarti aku yang sering selingkuh." Kamu meninggikan suaramu setiap mengatakan kata "aku" dan "selingkuh".
"Emang bener, 'kan?" tanya Haknyeon sinis.
"Aku gak pernah selingkuh, Ju Haknyeon."
"Bullshit. Lalu, ke mana kamu selama ini? Kamu gak dateng sama sekali saat ayahku sakit, kamu bahkan gak dateng ke pemakaman ayahku. Kamu gak dateng ke aku saat aku lagi terpuruk. Ke mana lagi kalau bukan selingkuh?" Haknyeon tersenyum miring.
"Aku punya alasan tersendiri."
"Ya, dan alasan itu karena kamu selingkuh, 'kan?"
Kamu mendorong Haknyeon kuat. "Stop, Haknyeon! Aku gak pernah selingkuh. Itu adalah foto yang diambil saat angle-nya tepat makanya kelihatan kayak aku lagi ciuman! Kenapa sih kamu gak percaya sama aku?"
Haknyeon mengambil tanganmu dan mencengkramnya kuat. Ia mendekatkan wajahnya ke wajahmu dan berbisik ditelingamu, "Kamu sendiri yang ngancurin kepercayaan aku."
Setelahnya ia meninggalkanmu sendirian dan kembali membanting pintu. Kamu mengepalkan tanganmu kuat. Berkali-kali kamu menahan rasa sesak yang menghantam dirimu kuat. Namun, kali ini kamu tidak dapat menahannya.
Kamu merosot perlahan hingga terduduk dan kamu menutupi wajahmu dengan telapak tangan. Bulir-bulir air mata mulai mengalir diikuti isakan pelan yang keluar dari bibirmu.
Sebenarnya, semua ini berawal karena sebuah kesalahpahaman. Kamu punya seseorang sangat dekat denganmu, tanpa kamu sadari ternyata dia mencintaimu. Dia mulai menjebakmu dan memberitahukan Haknyeon bahwa ia denganmu menjalani sebuah hubungan.
Dulu sekali, Haknyeon masih memiliki kepercayaan yang luar biasa besarnya kepadamu. Setiap kamu meyakinkannya bahwa itu semua hanyalah jebakan, Haknyeon selalu mempercayaimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shots [𝑻𝑯𝑬 𝑩𝑶𝒀𝒁]
Fanfictionjust some imaginations to make your heart warm. (DISCONTINUED) Most Impressive Ranking #2 Halu 16-10-2020 #7 theboyz 01-02-2021 #3 Tbz 08-04-2023