43 - Sunwoo

1.2K 118 46
                                    

Harusnya kamu berjalan cepat-cepat ke kelasmu. Atau bahkan seharusnya kamu sudah sampai dalam kelas. Sayangnya, kamu malah dihadang oleh segerombolan laki-laki, yang salah satunya sangat kamu benci. Sunwoo, berdiri dengan wajah songongnya, mengemut sebuah permen. Seragamnya tidak dimasukkan dengan rapi, bahkan ia tidak menggunakan sebuah ikat pinggang. Kamu tahu sesuatu yang buruk akan segera terjadi padamu.

"Bisa minggir gak?" omelmu, berusaha melewati Sunwoo. Tentu saja ia tidak akan membuatmu pergi dengan mudah. Ia menghalangi ke mana pun kamu mulai melangkah.

"Gak usah ganggu pagi-pagi bisa gak?" Kamu mengangkat tinggi-tinggi buku-buku tebal di tanganmu, bersiap memukulnya. Sunwoo malah menaikkan alisnya, menantangmu untuk benar-benar memukulnya.

"Kok gak jadi mukul? Gak tega ya?" Sunwoo mengedipkan sebelah matanya. Ia mulai berjalan mendekat.

Kamu memutar bola mata. "Lebih tepatnya gue gak mau buku gue dikotorin sama badan lo itu." Kalimat itu dihadiahi sorakan dari teman-teman Sunwoo, yang berhasil membuat beberapa pasang mata mendarat pada kalian.

Sunwoo tidak terlihat tersinggung, ia hanya tersenyum tengil. "Sini gue bantuin. Berat tuh buku." Oh, tentu saja kamu tidak akan membiarkannya menyentuh bukumu yang berharga. Tidak ada yang tahu apa yang akan dilakukan manusia sinting sepertinya.

"Gak." Satu penolakan yang cukup membuat Sunwoo memegangi dadanya dan memasang ekspresi terluka yang dibuat-buat. "Ouch, gila gue ditolak." Lagi-lagi dihadiahi sorakan dari teman-teman Sunwoo. Benar-benar memalukan.

"Dramatis banget lo. Minggir." Sunwoo menggeleng, kali ini sudah berhenti mendramatisir. Kedua tangannya tersilang di depan dada, menatapmu dengan alisnya yang naik sebelah. "Gak, sebelum lo sembuhin luka dalam akibat penolakan lo barusan."

"Amit-amit," gumammu sambil merinding. Ia memang selalu menyebalkan, selalu mengganggumu semenjak hari pertama. Kamu tidak merasa dirundung, sih. Lebih tepatnya, laki-laki itu memang aneh dalam bercanda.

Bel berbunyi kencang, kali ini kamu benar-benar tidak bisa meladeni Sunwoo lebih lama. Kamu berusaha melewati Sunwoo, tetapi kamu malah tersandung kakinya-tidak sengaja. Kamu sudah terhuyung ke depan, jatuh menabrak Sunwoo. Sunwoo yang sedang tidak siap akhirnya ikut terjatuh dengan posisi yang sangat tidak mengenakkan. Kamu di atasnya, menindih dari dadanya ke bawah. Sunwoo mengerang kesakitan, selain karena tubuhnya terhantam tanah juga karena tubuhmu jatuh di atasnya.

Kamu tidak lantas bangun. Otak lemotmu masih berusaha mencerna apa yang terjadi dan bagaimana Sunwoo di bawahmu. Kamu menatap lamat-lamat Sunwoo yang masih mengerang, memperhatikan wajahnya yang terlihat jauh lebih tampan saat ini dan rambutnya yang tersibak dari jidatnya, lama-lama jatuh ke belakang. Darahmu berdesir. Kenapa rambutnya terlihat sangat fluffy? Bagaimana rasanya jika kamu menyentuhnya-

"Gue tahu gue emang mempesona, tapi bisa nggak bangun dulu dari badan gue? Lo bisa perhatiin gue sepuas lo dengan posisi yang lebih pantas," gerutu Sunwoo. Matamu melotot tanpa sadar dan refleks berdiri, berusaha membersihkan seragammu dari apapun yang mengotorinya, memungut kembali buku-bukumu sebelum melarikan diri.

Sunwoo yang akhirnya bisa terbebas darimu menghela napas tatkala memperhatikanmu kabur dengan cepat. Ia bersumpah ia melihat pipimu merah dan kamu berusaha menutupinya dengan buku. Sunwoo menelan ludahnya gugup, lalu menyentuh pipinya sendiri yang baru ia sadari juga memanas.

🌹🌹🌹


Seharian itu, kamu menghindarinya. Kamu berusaha menghindari setiap kesempatan untuk berpapasan dengannya. Bahkan jika kamu melihatnya dari ujung koridor, kamu tidak ragu untuk memutar.

One Shots [𝑻𝑯𝑬 𝑩𝑶𝒀𝒁]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang