3 - Eric

8.5K 741 137
                                    

Kamu menarik kopermu perlahan. Matamu berkeliaran mencari seseorang dengan spanduk namamu, tapi tak kunjung menemukan satupun. Kamu mengecek ponselmu namun tak ada satupun notifikasi, bahkan dari operatorpun tidak. Menyedihkan.

Seketika kamu merasa seseorang menutup matamu. Dari aroma tubuhnya kamupun bisa menebak itu siapa. Kamu tersenyum dan menyentuh tangan yang menutup matamu lembut. "Emang gak capek nutup mata gue? Lo kan pendek."

Suara decakan yang familiar membuatmu tertawa seketika. Tangannya menjauh dari matamu sehingga kamu bisa melihat dengan jelas sekarang. Kamu berbalik dan memasang wajah menggoda dengan alis naik sebelah.

"Kurang ajar. Mentang-mentang tinggi ya lo sekarang jadi songong ama gue." Eric menyisir rambutnya yang berwarna blonde dengan warna biru dibagian bawahnya ke belakang.

"Gaya rambut apaan tuh, Ric? Warnanya nabrak gitu. Sakit mata gue," protesmu dan mengacak rambut Eric membuat rambutnya menjadi berantakkan.

"SONGONG LO YE BARU KETEMU GUE SETELAH BERTAHUN-TAHUN JUGA. BUKANNYA BAIK-BAIKIN GW LO YA," teriak Eric cepat. Kamu menutup mulutnya dengan tanganmu tapi terlambat karena Eric sudah menyelesaikan kalimatnya.

"Malu-maluin gue aja lo. Mending bawain koper gw nih," katamu lalu berjalan meninggalkan kopermu untuk dibawa Eric. Eric menggerutu di belakang sana, tapi dia tetap menuruti permintaanmu.

🌹🌹🌹

"Selama di Amsterdam lo ngapain aja?" tanya Eric memecah keheningan.

Kamu yang sedang memainkan ponselmu terkejut mendengar pertanyaan Eric. Kamu meletakkan ponselmu dan segera menjawab pertanyaannya. "Ya, gue kuliah. Kadang suka jalan-jalan sih kalo lagi stress banget."

"Betah dong di sana?"

"Iyalah betah. Tapi tetep aja rumah sendiri lebih enak."

"Alah bilang aja nggak bisa jauh-jauh dari gue," ujar Eric dengan percaya dirinya. Kamu memutar bola matamu kesal. Untung saja Eric sedang menyetir, kalau tidak mungkin kamu sudah mencubitinya saking kesalnya.

"Eric, ke Sungai Han dulu, yuk."

"Yang bener? Emang lo nggak jetlag?"

"Gue nggak apa-apa kok."

🌹🌹🌹

Kamu tersenyum melihat pemandangan Sungai Han yang sudah lama tidak kamu lihat. Sementara Eric tersenyum sambil mencuri-curi pandang ke arahmu. Pandangan matanya mengisyaratkan kerinduan yang mendalam. Tentu saja, pertemuan terakhir kalian itu sekitar 2 tahun yang lalu. Apalagi Eric diam-diam memendam sesuatu kepadamu.

"Ric, foto yuk."

Kamu mengambil ponselmu dan langsung membuka kamera lalu memposisikan ponselmu. Eric mendekatimu dan merangkul pinggangmu lalu tersenyum lebar. Pose selanjutnya adalah Eric yang menjawil hidungmu lalu kamu memasang wajah cemberut.

"Selama lo di Amsterdam lo pasti kangen sama gue ya, kan? Kangen suara gue, kangen rambut gue walau lo tadi ngatain warnanya bikin sakit mata, kangen sama masakan gue yang lebih enak dari masakan lo sendiri," ujar Eric menaikkan alisnya sebelah.

Kamu memandangnya sinis, tapi tetap mengiyakan. Bagaimanapun juga semua yang dikatakan Eric adalah benar. Eric adalah sahabatmu sejak kecil dan kalian selalu berdua saat pergi kemanapun. Lengket bak perangko dan amplopnya. Sampai beberapa orang terkadang mengira kalian anak kembar padahal wajah kalian tidak ada mirip-miripnya menurutmu.

One Shots [𝑻𝑯𝑬 𝑩𝑶𝒀𝒁]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang