46 - New

515 45 2
                                    

No fangirling, no life.

Sebagai seorang fangirl nomor satu kamu selalu menyempatkan diri untuk mengagumi cowok K-Pop-mu. Entah dengan menciumi tiap poster yang tertempel di kamarmu, dengan streaming video musik, atau dengan me-retweet setiap unggahan mengenai cowok K-Pop kesukaanmu. Belum ditambah halu dengan ribuan skenario cringe di kepala.

Bahkan kamu mendeklarasikan bahwa kamu adalah pacar biasmu, saking bucinnya.

Kalau dipikir-pikir gila dikit sih.

Seperti biasanya, sebelum berangkat kerja, kamu menciumi setiap poster The Boyz yang ada di kamarmu, khususnya poster New-bias ultimate yang berhasil bertakhta di hatimu sejak mereka debut, sambil mengucapkan kalimat-kalimat menggelikan bin tidak waras.

"Cinta, aku berangkat kerja dulu yach."

GWS.

Yah walau kebiasaan tersebut agak tidak waras, setidaknya itu membuatmu jauh lebih semangat untuk berangkat kerja. Itu sudah seperti lucky charm bagimu.

Sayangnya, hari ini tidak akan berjalan mulus.

Padahal tinggal sedikit lagi kamu sampai ke halte bus, kamu tiba-tiba bertabrakan dengan sosok serba tertutup-literally tertutup dari ujung kepala hingga ujung kaki. Sudah pakai topi, pakai kacamata hitam, pakai master, pakai jaket, bahkan tangannya masih berusaha menutupi wajahnya.

Di belakangnya, sudah ada beberapa orang mengejarnya dengan membawa kamera.

Sadar kemungkinan kamu untuk dihantam oleh puluhan orang lain yang berlari bak zombie, otakmu refleks memerintahkanmu untuk lari, sayangnya badanmu malah melawan dan mematung kaku.

Orang itu-dalam panik dan situasi darurat-entah secara sadar atau tidak menarik tnaganmu untuk ikut berlari bersamanya. Kamu yang masih planga plongo kayak monyet cuma bisa ikut dengan pasrah.

Orang itu menarikmu ke dalam sebuah gang kecil, bersembunyi di sana hingga kamu melihat segerombolan orang itu berlari melewati gang begitu saja, tidak mengetahui orang yang mereka cari bersembunyi dalam gang itu.

Kamu masih cengo. Sementara orang itu mengatur napasnya yang tersegal sembari memegangi lututnya.

Tunggu sebentar.

Ini gang kecil, sepi, hanya berduaan dengan laki-laki asing ...

Mampus aku.

"HEH!"

Orang itu terlonjak kaget. Kamu mundur beberapa langkah, menatapnya dengan mata melotot. "Apa yang kau lakukan!? Kau orang mesumnya makanya dikejar-kejar orang seperti itu!? Atau jangan-jangan kau copet!?"

"Hah? Bukan!" Orang itu menggeleng cepat. Suaranya terdengar familiar, tetapi memangnya aku pernah dengar di mana?

"BOHONG! Mengaku saja!" teriakmu, membuat orang itu panik.

"Jangan teriak! Please! Nanti mereka balik lagi!" Orang itu menyatukan kedua tangannya di depan kepalanya, sebagai gestur memohon. Kamu menatapnya dengan kedua alis naik, masih melotot.

"Jangan salah paham. Mereka itu sasaeng-shit keceplosan." Orang itu menepuk bibirnya sendiri yang masih tertutupi masker, membuatmu melongo.

"Hah?"

Sasaeng? Buat apa orang ini dikejar-kejar sasaeng? Memangnya dia siapa sampai punya sasaeng?

Jangan-jangan artis terkenal?

"Tunggu, kau art-"

"Lupakan," potong laki-laki itu sambil menghela napas.

"Jawab dulu! Atau aku teriak." Kamu menarik napas dalam-dalam, bersiap untuk berteriak sekencang-kencangnya. "TOL-
Hmph!"

One Shots [𝑻𝑯𝑬 𝑩𝑶𝒀𝒁]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang