kehilangan

1.4K 130 38
                                    

HAPPY READING

***

Iqbaal baru saja keluar dari ruangan dokter yang menangani sasha. Ia tampak lemas tak bertenaga.

"gimana nak?." bunda nampak sedikit bersemangat menyambut anaknya yang berjalan gontai.

Iqbaal tidak bisa berkata apa-apa lagi. Bibirnya tampak keluh, hatinya menangis tersedu-sedu. Tapi ia coba tahan mati-matian.

Iqbaal mencoba tetap tegar di depan orang tua dan di depan kedua mertuanya. Walau sebenarnya ia ingin sekali menangis di pelukan bundanya.

Iqbaal ingin membagi sedikit kesedihannya. Sedikit, hanya sedikit saja.

Tapi ia putuskan untuk mencoba kuat, mencoba tegar, dan mencoba berfikir semuanya akan baik-baik saja.

Istrinya sedang berjuang didalam sana, istrinya sedang kesakitan didalam sana. Istrinya membutuhkan dia sekarang. Istrinya membutuhkan pelukannya sekarang.

Matanya sudah memerah, airmatanya siap untuk menetes, tapi ia mencoba menahan nya, sedikit mendongakkan wajahnya. menarik nafas lama lalu menghembuskan nya dengan pelan tapi berat.

"bunda, bagaimana ceritanya sasha bisa keluar bawa mobil sendiri. Iqbaal sudah larang sasha bun? Iqbaal juga udah ngomong berkali-kali kan sama bunda."

Kemudian iqbaal jatuhkan tubuhnya di kursi, mengacak-acak rambutnya secara kasar.

"bunda sudah nyobak rayu sasha nak? Bunda juga coba temenin sasha ketemu sama temen-temen nya, tapi sasha nolak."

Iqbaal seketika menoleh ke arah bundanya. Iqbaal tau bundanya sangat menyayangi kedua menantunya.

"tapi sasha bilang dekat, bunda juga nggak tau bakal kejadian kayak gini. Kalau bunda tau, bunda bakal larang mati"an sasha."

Iqbaal kemudian mengusap wajahnya dengan kasar.

"bunda doain aja ya, semoga sasha bisa segera sadar."

"anak kamu gimana nak?." tanya bunda dengan halus, sembari. Mengelus punggung anak semata wayangnya.

Dan seketika runtuh sudah benteng iqbaal, ia tidak bisa lagi menahan tangisnya, ia tidak bisa lagi menahan kesedihan nya.

Anaknya, calon anak mereka dinyatakan meninggal di dalam kandungan. Kondisi sasha yang hamil 7 bulan, tidak bisa mempertahankan calon jabang bayinya.

Perutnya dengan keras membentur setir mobil, mengakibatkan pendarahan yang luar biasa.

Beruntungnya dengan cepat sasha dibawa kerumah sakit, jadi masih bisa di selamatkan. Meskipun kondisinya tidak memungkinkan untuk selamat.

Hiks hiks hiks

Iqbaal menangis dipelukan ibundanya, memeluknya begitu erat. Seakan ia butuh kekuatan untuk menghadapi kenyataan yang ada di depan nya.

Kenyataan pahit bahwa ia akan kehilangan calon anaknya, anak yang diperkirakan tidak kurang dua bulan akan terlahir kedunia.

Anak yang sudah ia impi-impikan sejak dulu, sejak ia menikahi revi istri pertamanya hampir 6 tahun yang lalu.

Kini calon anaknya sudah pergi, pergi meninggalkan nya, meninggalkan harapan orang tuanya untuk memiliki cucu.

Bayangan indah saat ia mengazadni anaknya, menggendong anaknya, mengajaknya keliling komplek dengan stroler yang sudah ia pesan.

Tangisnya, tawanya, senyumnya, semua seakan muncul di angan-angannya. Ia semakin memeluk bundanya dengan erat. Meminta energi positif dari sang bunda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Madu MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang