celaka

2.2K 235 154
                                    

Iqbaal berjalan tergesah-gesah setelah sang bunda mengabarinya kalau sasha sedang di rawat di rumah sakit dengan keadaan perut yang tertusuk pisau serta beberapa sayatan di lengan nya.

Dengan cepat iqbaal keluar dari rumahnya dan berlari menuju mobil nya terparkir rapi di garasi. Mengendarai nya dengan kasar dan ugal-ugalan.

Iqbaal mengerang frustasi, bagaimana ini bisa terjadi. Andai saja tadi iqbaal sedikit bersikekeh untuk tetap mengantar sasha terlebih dahulu, mungkin kejadian ini nggak mungkin menimpa sasha.

Aaarrrrgggg

Teriak iqbaal sembari memukul setirnya, hati nya memanas, siapa yang sudah berani mencelakai istrinya. Iqbaal membawa mobil nya dengan kalang kabut, fikiran nya kacau, ia hanya ingin cepat sampai ke rumah sakit. Dan melihat bagaimana keadaan istrinya sekarang.

Tin tin tin tin

Iqbaal terus saja menekan-nekan klakson mobilnya, berharap mobil di depan sana yang padat segera minggir, agar iqbaal bisa senantiasa melewati nya dengan kecepatan di atas rata-rata.

Tapi itu tidak mungkin terjadi, jalanan sedang jam makan siang, dimana kebanyakan para pegawai keluar kantor untuk mengisi perut nya yang kelaparan.

Shiittttt, come on. Please!

Tin tin tin tin

Iqbaal masih saja menekan-nekan klakson nya, kala mobil tepat berada di depan nya masih saja berhenti. Padahal lampu sudah menunjukkan warna hijau.

Iqbaal menurunkan kaca nya, kepalanya sedikit ia turunkan. Demi tuhan ia ingin memaki pengendara di depan nya yang masih saja berdiam di sana.

"Wooooyyyy".

tin tin tin tin tin.

"Jalan gobl*k". Teriak iqbaal dengan kerasnya. Hingga membuat pengendara lain menoleh ke arah nya.

Iqbaal semakin emosi kala pengendara itu masih saja berdiam, padahal ia bukan berdiam diri. Hanya saja karena pengendara lain di depan nya juga masih belum berjalan.

Mungkin karena macet yang terlalu parah, hingga membuat pengendara lain susah untuk berjalan. Di tambah tadi adanya lampu yang berwarna merah, sehingga menjadikan kemacetan itu semakin parah.

"Kalo nggak bisa bawa mobil, jangan bawa mobil. Bego".

Iqbaal berteriak seperti orang kesetanan, naluri lelakinya keluar begitu saja. Bayangan kesakitan sasha selalu melintas di hadapan nya.

Iqbaal mengerang frustasi, matanya sudah berkaca-kaca. Sebelum nya ia belum pernah merasakan kekawatiran yang berlebih seperti sekarang ini.

Apalagi mengkawatirkan revi, padahal saat awal-awal mereka menikah dulu. Revi mengalami kecelakaan yang lumayan parah.

Tapi iqbaal tidak sekalut sekarang, entah kenapa. Atau mungkin karna iqbaal begitu mencintai sasha, hingga rasa takut kehilanganpun begitu besar.

Iqbaal baru tersadar, kalau ia begitu mencintai sasha. Rasa cinta nya kepada sasha jauh lebih besar di banding rasa cinta nya kepada revi.

***

Iqbaal pov

Setelah menempuh perjalanan hampir dua jam karena macet, akhirnya sampai juga di rumah sakit di mana istriku di rawat.

Aku dengan cepat berlari menuju kamar rawat inap sasha, aku juga belum tau. Gimana kejadian itu pastinya, kenapa sasha sampai bisa seperti ini. Dan aku bakal cari tau siapa yang udah dengan enak nya melukai istri kesayanganku.

Madu MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang