tangis bahagia

2.2K 228 56
                                    

Jadilah seperti embun yang jernih di pagi hari,
Dimana setiap tetesannya mempunyai makna tersendiri.
~raya~

.
.
.

Sasha sudah kembali ke kediaman mertuanya sejak kemarin, mereka sepakat tidak memberi tahu kabar kehamilan sasha terlebih dahulu.
Mereka hanya ingin memberi kejutan yang luar biasa menurut iqbaal.

Soal kuliah jangan di tanya, iqbaal sudah sangat melarang sasha untuk tidak melanjutkan nya terlebih dahulu, melihat kondisi sasha yang masih belum membaik dan sedang berbadan dua.

Iqbaal menyarankan sasha untuk tidak kembali kekampusnya walaupun sampai anak mereka terlahir ke dunia.

Iqbaal tidak ingin membuat istrinya merasakan setres karena memikirkan skripsinya. Iqbaal hanya ingin melihat sasha di rumah untuk kebaikan kehamilan nya.

Walaupun sasha sudah memohon agar suaminya mengijinkan nya untuk kuliah, tapi dengan tegas iqbaal tidak akan memberi ijin sedikitpun untuk sasha pergi ke kampus.

Bahkan sasha selalu di wanti-wanti untuk tidak keluar rumah seorang diri, iqbaal begitu kawatir dengan keadaan istrinya.

Takut kalau sampai terjadi apa-apa dengan kehamilan istrinya yang masih sangat rawan keguguran.

Melihat kehamilan istrinya yang baru menginjak tiga minggu itu membuat iqbaal lebih memperhatikan makanan yang akan di makan istrinya.

Iqbaal tidak pernah mengijinkan sasha untuk makan di tempat pinggir jalan.

Bukan karena kurang bersih atau apa, iqbaal hanya masih trauma saat sasha hendak turun di pinggir jalan.

Semua tepi jalan, berasa jalan yang sudah membuat luka di perut istrinya, iqbaal masih trauma akan hal itu.

Padahal sasha sendiri sudah melupakan kejadian itu semua, toh polisi juga seakan tutup mata untuk kejadian ini. Atau memang sengaja memperlambat kerja nya. Guna untuk selalu mendapat rupiah dari keluarga wardhana.

Bahkan iqbaal sendiri yang akan memperkerjakan orang khusus untuk mencari tau sendiri, siapa orang yang sudah menyelakai istrinya.

"Mas? Kapan kamu ngomong sama ayah, bunda, mama sama papa soal kehamilanku."

Mereka sedang diatas ranjang berdua, dengan tangan iqbaal yang selalu mengelus lembut perut istrinya yang masih terlihat rata.

Sedangkan sasha tidur dengan berbantalkan paha suaminya, dan melingkarkan kedua tangan nya di perut iqbaal.

Tangan kanan nya menari-nari bebas di dada bidang milik suaminya.

"Aku pengen tau wajah anak kita?"

"Maksutnya?."

"Yaa,, aku penasaran sama wajah anak kita sayang?."

"Belum kebentuk mas? Orang aku hamil nya aja belum genap satu bulan, kamu gimana sih?."

"Namanya juga penasaran sayang."

"Kamu mah aneh-aneh aja tau nggak."

"Hehe, atau gini aja."

"Apa?."

"Aku mau nengok dedek nih, boleh ya?."

Sasha mendelikkan matanya mendengar ucapan dari suaminya.

"Kenapa melotot?." tanya iqbaal dengan kerut di keningnya.

"Ngapapa."

"Ayo dong sayang?."

"Apasih mas?."

"Aku yakin dia pengen tau muka ganteng papanya."

Dengan cepat sasha langsung bangun dari tidurnya, lalu turun dari ranjang nya.

Madu MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang