pura-pura & marah besar

2.2K 253 167
                                    

"Kamu ngga papa?" tanya iqbaal saat sudah berada di kamar nya bersama revi.

Revi terlihat sedang berbaring dengan selimut yang menutup sampai di perut nya.

Ia tersenyum kala melihat sang suami yang sedikit mengkawatirkan nya.

"Apanya yang sakit?". Tanya iqbaal saat sudah duduk di tepi ranjang.

Ranjang yang sudah jarang ia tempati, padahal ranjang ini adalah saksi bisu kisah cinta mereka berdua.

"Aku nggak papa bal?" iqbaal mengkerutkan kening nya.

"Kalo nggak papa, kenapa tadi ngajak aku ke rumah sakit". Tanya iqbaal penuh selidik.

"Tadi udah di urut sama bibi"

"Apanya?".

"Kaki aku".

"Kok di tutupin ama selimut kakinya, klo emang udah di urut ama bibi".

Revi gelagapan, ia bingung harus menjawab apalagi. Pasalnya dia tau, iqbaal akan terus saja menanyainya.

Iqbaal menjadi curiga dengan gerak-gerik revi istri pertamanya. Tetapi iqbaal mencoba percaya saja.

Ia akan mencari tahu sendiri, atau ia akan bertanya pada sang pembantu.

Iqbaal melepas jas nya, lalu berjalan menuju kamar mandinya, ia hanya ingin membasuh muka nya. Agar terlihat lebih segar.

Sedangkan revi, ia tertawa sinis pada suaminya. Revi sadar, kalau iqbaal sekarang tidak terlalu mengkawatirkan nya.

Revi berfikir kalau iqbaal sudah sangat berubah semenjak kedatangan sasha madu nya.

Dulu iqbaal begitu mencintainya, menyayanginya, memanjakannya. Tapi sekarang tidak, Iqbaal sudah berubah, jangan kan memberi cinta dan kasih sayang. Mengirimi satu pesan pun sudah tidak pernah.

Bahkan untuk pulang kerumah ini saja revi harus memikirkan berbagai cara supaya dengan cepat iqbaal mau pulang kerumah nya.

Ya contoh nya dengan cara seperti sekarang ini, revi harus berpura-pura jatuh di kamar mandi, hanya untuk mendapat simapatik dari suaminya sendiri.

Suami nya yang selalu membangga-banggakan nya sekarang sudah tidak lagi.

Smenjak kedatangan sasha semua berakhir begitu saja.

Aku benci sasha gumam nya pelan dalam hatinya dan penuh dengan penekanan.

Iqbaal terlihat keluar dari kamar mandinya, wajah dan rambut nya terlihat sedikit basah.

Revi mengulum senyum, mendapati iqbaal yang lebih terlihat segar. Aura ketampanan nya bertambah berpuluh-puluh kali lipat.

Seharusnya dia bersyukur, karena mempunyai suami yang begitu tampan. Dan memiliki kekayaan yang fantastis.

Tapi ego yang merasukinya, demi jabatan yang ia inginkan. Dia rela meninggalkan segala atributnya sebagai seorang istri dan menantu. Hanya demi sebuah pekerjaan.

"Kamu udah sarapan bal?". Iqbaal hanya mengangguk tanpa ada niatan sedikitpun membalas nya.

Iqbaal berjalan ke arah soffa di sebrang ranjang nya, membuka laptop nya. Ia akan bekerja di sini saja.

Satu jam lebih iqbaal sudah berkutat dengan pekerjaan nya, sedangkan revi hanya mendengus kesal.

Rencananya gagal begitu saja, di fikirnya iqbaal akan memijitinya atau bahkan bermanja-manja dengan nya.

Tapi tidak, itu semua tidak terjadi. Bahkan iqbaal terkesan terlihat makin cuek padanya.

"Baal?".

Madu MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang