pelukan hangat

3.1K 221 48
                                    


"Kamu beneran udah punya pacar?" tanya iqbaal tidak percaya. Sasha hanya mengangguk samar.

"Sejak kapan, siapa?" sasha tidak menjawab hanya menunduk dengan ekspresi yang sedih.

"Jawab sha?" iqbaal mengguncang-ngguncangkan kedua lengan sasha, tetapi sasha tetap saja diam, Diam seribu bahasa.

***

Revi terbangun dari tidur nya, tenggorokannya terasa kering, saat ia menoleh ke samping ranjang, revi tidak menemukan iqbaal di sana.

Revi melirik jam weker di nakas samping tempat tidur nya, Kemana suami nya shubuh-shubuh begini.

Apa dia ke kamara sasha ya?

Fikiran nya terlalu jauh, tetapi dia tidak boleh egois. Bagaimana pun sasha juga istri dari suami nya.

Seandai nya memang iqbaal di sana toh itu juga hak nya. Hanya saja revi belum terbiasa.

Revi kembali menidurkan tubuh nya, memejamkan mata nya. Walaupun sudah terpejam, tetapi bayangan suami nya semakin terlihat nyata.

Iqbaal, aku sangat mencintaimu.

***

Sasha masih terdiam, tidak mengucapkan satu kata pun. Bibir nya terasa kelu untuk menjawab pertanyaan iqbaal.

"Sha??? Please jawab, siapa pacar kamu" lagi-lagi sasha hanya menggelang lemah.

"Oohh aku tau".

"Tau apa".

"Tau pacar kamu" sasha menoleh cepat ke arah iqbaal, bagaimana iqbaal bisa tau itu semua.

"Megan kan?".

"Megan?".

"Iya megan megan itu, cowok yang sok baik, jemput istri orang kecentilan banget kan?".

"Kok centil sih?".

"Iya centil, udah tau istri orang main gebet aja".

"Kan dia duluan yang kenal sama aku mas?".

"Sama aja, nggak ada beda nya. Aku nggak suka kamu deket-deket sama dia".

"Kenapa nggak suka?" tanya sasha seakan senang sekali membuat suami nya cemburu.

"Ya nggak suka aja, CAPER".

"Nggak ah! Dia baik kok, ganteng pula".

Iqbaal membelalakan matanya kala sasha memuji laki-laki lain di depan nya secara terang-terangan.

"Ganteng dari mana sih sha??? Sha sashayang" iqbaal terkekeh dengan ucapan nya sendiri. Kenapa dia jadi sebucin ini sih?.

"Semua nya mas, postur tubuh yang tinggi, hidung mancung, bibir yang tebal, dan body yang". Aaammmpppp

Ucapan nya terhenti kala  iqbaal dengan cepat membungkam mulut istrinya, ia sudah muak dengan semua ucapan istrinya.

Tetapi iqbaal terlalu bersemangat, sehingga tubuh sasha terjungkal ke ranjang, sedangkan iqbaal secara otomatis ada di atas tubuh sasha.

Dengan tangan yang masih membungkam mulut sasha, menjadikan pandangan mereka berdua bertemu.

Iqbaal sungguh terpanah dengan kecantikan sasha, sebenar nya dia sungguh bersyukur bisa mempunyai istri yang cantik dan fasionable.

Jantung nya berpacuh dengan cepat, tetapi iqbaal ingin beranjak dari atas tubuh sasha.

Dengan pelan sasha melepas tangan nya yang membungkan mulut sasha, "kamu beneran udah punya pacar sha?".

Sasha masih terdiam, mencoba santai dengan memandang wajah suami nya yang tepat berada di atas wajah nya dan hanya berjarak beberapa centi. Sangat dekat.

"Sha?".

"Hah!".

'Kamu punya pacar?". Sasha hanya menggeleng lemah, mencoba menetralkan detak jantung nya. Tetapi tidak bisa.

Iqbaal tersenyum senang dengan mimik muka yang bahagia, kemudian pandangan mata nya beralih ke bibir pink milik sasha.

Sasha semakin menunduk malu kala melihat pandangan suami nya yang mengarah ke bibir nya.

Dan detik berikut nya, iqbaal mengecup pelan bibir tipis milik istrinya, kali ke dua iqbaal berciuman dengan sasha dan rasanya masih sama. Manis

Sasha memejamkan matanya dengan dahi yang berkerut, bingung harus melakukan apa. Diam saja atau membalas ciuman nya.

Selang beberapa menit, sasha mendorong dada iqbaal. Mencoba memerhentikan ciuaman iqbaal yang semakin ganas dan menuntut.

"Sudah".

"Kenapa?".

Dengan cepat sasha bangun dari tidur nya, duduk di sisi ranjang dengan memainkan ujung piamanya.

Berdekatan dengan iqbaal bisa membuat jantung nya tak terkontrol, sasha malu kalau sampai iqbaal mendengar degub jantung nya yang seakan-akan memaksa keluar.

"Kamu beneran nggak punya pacar kan?" sasha tidak menjawab dan lagi-lagi hanya menggeleng.

"Kalaupun kamu punya pacar, aku harap kamu mau memutuskan nya". Jawab ale dengan tegas.

"Aku nggak punya pacar mas?". Sasha seakan-akan meyakinkan.

Iqbaal hanya tersenyum, senyum yang tidak ada paksaan dan sangat manis. Hingga membuat sasha terpanah.

Karna sejujur nya, iqbaal adalah sosok lelaki yang sangat tampan, dengan kulit putih nya. Dan senyum nya yang manis, sangat manis.

Walaupun tidak setinggi megan, tetapi iqbaal sangat perfek bagiku.

"Tapi kamu nggak lagi suka sama megan kan?". Dengan cepat Sasha memukul lengan suaminya, dengan tawa yang menggelegar di kamar nya.

Kemudian iqbaal meraih tubuh sasha, di peluknya dengan erat. Seakan-akan pelukan itu adalah pelukan yang terakhir.

Iqbaal mengecup puncak kepala sasha, mengelus-elus rambut sasha yang hitam dan lebat.

Ada rasa nyaman di sana, rasa damai yang belum pernah iqbaal rasakan saat berada di pelukan revi.

Sepulang iqbaal bekerja, revi slalu sibuk dengan pekerjaan nya, tidak ada pelukan hangat, ciuaman istrimewa. Ataupun secangkir coklat panas misalnya.

Keduanya selalu sibuk dengan pekerjaan nya masing-masing. Mungkin karna rasa cinta iqbaal yang begitu dalam.

Sehingga dia selalu mengalah dengan sikap dan sifat revi yang sedikit keras kepala.

Tetapi saat berada di dekat sasha, iqbaal merasa senang, tenang, dan nyaman.

Sebuah senyuman terukir di sudut bibir iqbaal. Apakah iqbaal sudah mencintai sasha? Atau hanya kagum akan kecantikan isrti nya.

Iqbaal semakin mempererat pelukan nya, hingga sasha susah bernafas, dasar bocah.

"Aku nggak bisa nafas baal?" ucap sasha mencoba melepaskan pelukan suaminya. "HAH!" kaget iqbaal

"Heheeh maaf, aku nggak bisa nafas mas? Mas iqbaal"

Iqbaal kemudian membawa sasha kedekapan nya kembali, diciumnya kening sasha, dengan lembut dan lama.

Aku kembali...
Ada yg nungguin nggak yaaa???

29-03-2020

Madu MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang