jatah malam

3.6K 257 64
                                    

Iqbaal pov

"Pagi sayang, kok tumben udah bangun?" ucap sasha kala melihat ku yang sudah bangun terlebih dahulu tapi dengan wajahku yang sulit di artikan.

Aku cuma diam, melirik nya sesaat lalu  mengangkat kedua bahuku tanpa menjawab pertanyaan nya.

Aku masih kesal sama dia, karena semalam sasha sendiri yang menawariku kopi, tapi sampai tengah malam nggak balik-balik ke kamar.

Aku udah nungguin sampek jamuran, padahal rencananya selesai minum kopi aku mau mintak jatah malam sama dia.

Tapi sampai aku tidur pun dia belum juga kembali, kemana dia? Ngapain coba di bawah. Udah tau suaminya lagi nungguin.

Untung aja aku nggak sampai mati kedinginan di balkon. Karna mengingat angin yang berhembus dengan kencang nya semalam.

Hhuuuuffffffhhhh.

"Mas, aku ada kelas nanti jam 10. Kamu bisa aterin aku"

Aku hanya menggeleng lemah, malas sekali menjawab pertanyaan nya.

"Maaaassssss".

"Aku nggak bisa" sasha mendekat ke arah ku, kepalanya ia sandarkan di dadaku, tangan nya bergerak lincah disana.

Aku memejamkan mataku, sungguh ia membuat gairahku semakin menjadi-jadi.

Dari semalam aku sudah menahan nya mati-matian, tapi sekarang se'enaknya dia saja berulah di sana.

Aku sedikit menahan desahanku, terbilang aku masih marah sama dia. Jangan sampai gara-gara jarinya menari-nari di dadaku. Semua hilang begitu saja.

"Yaudah mas, kalau kamu nggak bisa nganterin aku, aku minta cecil aja yang jemput"

Dengan enak nya dia merangkak di atas ku, tangan nya telulur mengambil ponsel nya di nakas samping tempat tidurku.

Sshhiiiitttt

Buah dada nya sekarang tepat berada di atas junior ku, aku sudah menahan nya mati-matian. Tapi kenapa dia bisa bersikap biasa saja.

Seolah-olah tidak mengerti kalau aku sedang tegangan tinggi. Siiiiaaaaalllll umpatku kala dia menggesek-nggesekkan buah dadanya di penisku.

Entah memang di sengaja Atau tidak dia bergerak-gerak disana, atau mungkin karna hp nya belum juga terjangkau oleh nya.

Aku tidak melihat ke arah tangan nya, yang kulihat hanya kemaluanku yang sudah mengacung bebas di sana, mengedap-edap minta di keluarkan.

Saat ponsel nya sudah berada di tangan nya, dia kembali ke posisi semula. Kepalanya kembali bersandar di dadaku.

Tangan nya mengotak-atik ponselnya menekan satu tombol hijau, kala nama cecil sudah tertera disana.

"Hallo, assalamualaikum"

Hmmm.

"Cil, elo masih tidur?".

Lo siapa?.

"Gue sasha cil???? Bangun bentar deh!".

Oh sasha, kenapa sha? Pagi-pagi udah gangguin gue. Masih jam berapa woy. Aelaahhh.

"Ih dasar, emang elo nya aja yang kebo, tukang tidur".

Ada apa sha?.

"Lo bisa jemput gue nanti sebelum berangkat ke kampus?".

"Aelah sha! Lo kan tau gue ngekost di area deket kampus. Bukan nya elo yang jemput gue, mala gue yang jemput elo. Emang suami lo kemana? Di rumah bini tua nya? Hhhhhhhhhhhhhhh".

Madu MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang