kembali kerumah

2K 216 57
                                    

Siang ini sasha sudah di perbolehkan pulang setelah dokter menyarankan untuk istirahat total di rumah.

Hari ini tepat sepuluh hari sasha di rawat di rumah sakit Harapan Bunda.

Kondisi nya sudah semakin membaik, walaupun belum sembuh total. Tapi sasha sedikit demi sedikit sudah melakukan aktifitas nya sendiri.

Contoh nya sudah bisa berjalan ke kamar mandi sendiri tanpa bantuan siapapun, meskipun iqbaal selalu saja menggandeng tangan istrinya saat sasha hendak ke kamar mandi.

Padahal sasha sudah bisa melakukan nya sendiri, hanya saja iqbaal takut istrinya kenapa-kenapa.

"Assalamualaikum" ucap sasha berbarengan dengan iqbaal.

"Waalaikumsalam, alhamdulillah akhirnya sudah boleh pulang juga nak?."

"Iya bunda, alhamdulillah." jawab sasha sembari berjalan ke arah ruang tamu.

"Gim-."

"Iqbaal bawa sasha ke kamar dulu ya bun?." potong iqbaal dengan cepat.

"Loh kok ke kamar mas? Aku mau duduk di situ dulu." protes sasha sembari menunjuk soffa yang ada di ruang tamu.

"Kamu nggak boleh capek-capek sayang? Jadi harus istirahat."

"Ya allah mas? Aku cuma mau duduk doang, mau ngobrol sama bunda juga!."

"Enggak! pokoknya kita masuk kamar terus istirahat."

Akhirnya sasha menuruti semua perintah suaminya, tetapi wajah nya sangat terlihat kesal.

"Yaudah bunda, sasha masuk kamar dulu ya?." pamit sasha sembari berjalan dengan tangan nya yang masih saja di gandeng posesif oleh suaminya.

"Iya nak, kamu istirahat aja. Bunda mau bikin puding dulu buat cemilan kamu nanti sore."

"Makasih bunda."

***

Sasha pov

Aku kesal sekali melihat tingkah laku suamiku, padahal aku ingin sekali mengobrol dengan bunda.

Rasanya sudah lama sekali aku tidak berbicara dengan bunda, padahal hampir setiap hari bunda datang menjengukku ke rumah sakit.

Tapi entah rasanya berbeda saja.

Aku berbaring di ranjang kamarku, rasanya aku sangat merindukan kamar ini.

Sudah sepuluh hari aku tidak menempatinya, tapi rasanya masih lama. Bahkan menurutku semakin bersih dan wangi.

Ah iya wangi sekali, bunda memang selalu mengerti apa yang aku mau.

Aku sayang bunda.

"Sayang, kok cemberut aja sih?." aku baru tersadar kalau di sebelahku juga ada mas iqbaal.

Tapi aku malas sekali menjawab pertanyaan suamiku. Aku masih terdiam, hingga dia naik ke ranjang lalu mengecup pipiku singkat.

"Apasih mas?."

"Hehe, habisnya dari tadi diem aja. Lagi mikirin apa sih yang?."

"Lagi mikir, gimana caranya bisa keluar dari rumah ini."
Aku melihat mas iqbaal melotot ke arahku, dan aku sedikit menahan agar tawaku tidak pecah. Aku hanya ingin membalas nya saja.

"Kamu mau keluar dari rumah ini?."

"Iya!." balasku singkat.

"Kemana?."

"Ya nggak tau."

"Kok nggak tau."

"Ya nggak tau."

Madu MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang