Jika salah perbaiki, jika gagal coba lagi. Tapi jika menyerah, semuanya selesai.
•••
"Zoya!"
Zoya menghentikan langkahnya dan kemudian berbalik, tersenyum riang menyapa sahabat satu satunya yang tengah berlari dari arah tempat parkir sepeda diujung sana.
"Ngapain, sih, pake lari lari segala." Cecar Zoya, melihat sahabatnya tengah membungkukkan badan sepertinya ia tengah mengatur nafas, dilihat dari nafasnya yang ngos-ngosan.
Dirasa sudah normal, Gita kembali menegakkan badan. "Ya ngejar Lo lah! Btw tumben sendirian, pawangnya kemana buk?"
Zoya mendengus, "Dia keluar kota, dua hari. Aku sendirian deh. Cuma sama Mike, tuh orangnya."
Gita menoleh ke arah yang ditunjuk Zoya dengan jari, ternyata benar seorang pria tegap tengah berdiri didepan mobil hitam mengkilap dengan tatapan yang fokus kearah mereka.
"Tumben banget deh, biasanya dia ngintilin Lo mulu." Kekeh Gita.
Dua gadis cantik itu melanjutkan langkahnya menuju kelas.
"Tau deh, katanya ada cabang perusahaan yang baru dibangun. Jadi Aslan harus banget dateng."
"Eh, tapi kok Mike gak ngikutin sih? Biasanya juga kalo gak ada Aslan dia yang selalu di samping Lo mulu." Gita menoleh kebelakang, tidak mendapati batang hidung Mike dan antek anteknya membuat ia sedikit heran. Pasalnya Mike selalu mengekor di belakang Zoya, meskipun dengan jarak yang tidak dekat sekalipun jika Zoya sedang tidak bersama Aslan.
"Aku gak mau, risih tau. Kan sekarang udah ada kamu yang jagain aku." Zoya nyengir.
Gita tersenyum samar. "Ah, Lo mah!"
Karena Aslan sedang tidak ada, maka Zoya duduk bersama Gita. Mereka meletakkan tasnya diatas meja, lalu menduduki kursinya masing masing dengan Gita yang menduduki kursi milik Aslan.
Teman sekelas yang lain mulai berdatangan, mereka menatap bingung kearah Zoya. Mungkin karena tidak ada Aslan disampingnya.
"Kemana pawangnya?" Tanya salah satu teman sekelasnya, namanya Cindy ia bertanya kepada Gita sembari sesekali melirik kearah Zoya.
"Apa urusan Lo?" Jawab Gita sinis, jika mungkin awal masuk ia masih bisa jaga sikap. Sekarang tidak lagi, ia akan bersikap sebagaimana mereka memperlakukanya.
Cindy mendelik, gadis dengan pakaian ketat sampai kedua buah dadanya terlihat itu terlihat meradang. "Gak usah belagu deh Lo! Anak miskin gak pantes disini."
Zoya berdiri. Ia tidak suka jika sahabatnya direndahkan oleh orang lain. "Memangnya kenapa kalo miskin? Yang penting dia masih punya attitude."
Cindy mengepalkan kedua tanganya. "Awas aja Lo berdua!"
"Apa Lo? Giliran ada Aslan aja sok ramah banget! Eh taunya... cuih!" Gita berlagak seakan mau muntah.
Memang nyatanya begitu, saat ada Aslan, Cindy dan teman sekelas lainya tampak ramah meskipun ada beberapa yang menunjukan ketidaksukaan dengan tatapanya kepada Zoya dan Gita. Dasar, ternyata banyak manusia bermuka dua.
Cindy menabrak bahu Gita sebelum meninggalkan mereka berdua. Tak lama bel pelajaran pertama pun berbunyi.
•••
"Iya, Aslan. Ini juga aku mau kekantin bareng Gita, kok." Ucap Zoya kepada seseorang diseberang telefon.
"Aku suruh Mike temenin kamu, ya?" Suara disebereng sana tampak sedikit khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASLAN : Sweet, but Dangerous [TAMAT]
Teen FictionGENRE ; DARK ROMANCE, PSYCO, ACTION •••• SINOPSIS ; Aslanio Zuconus. Bukan goodboy, bukan juga badboy. Tapi dia amat sangat berbahaya. Tujuan hidupnya cuma satu, melindungi gadis yang menjadi separuh nafasnya. Layaknya manusia yang membutuhkan oksig...